webnovel

mencoba

sejak kecil orang tuaku tidak membolehkan ku untuk keluar rumah. walau untuk membeli jajan sekalipun. tapi jika ingin bermain disekitar halaman rumah itu tidak apa. orang tuaku tidak selalu melarang tapi sering mengatakan bahwa aku lebih baik dirumah.

untuk ganti waktuku karena tidak bisa bermain kemana-mana orang tuaku sering mengajakku jalan-jalan mengunjungi kota lain. tidak hanya untuk berjalan-jalan tapi juga untuk membeli barang keperluan toko. walaupun begitu aku amat teramat senang.

suatu hari disaat pelajaran TK sudah selesai aku mengikuti 6 orang anak perempuan teman sekelasku, mereka bermain dan bersenda gurau diatas ayunan yang berhadap-hadapan. aku ikut tertawa dengan candaan mereka. dan berdiri bersandar di lingkaran penyangga tersebut. lalu mereka bermain ayunan dengan 2 orang bergelantungan di bagian belakang ayunan. yang mana berat mereka akan menciptakan dorongan yang kuat. sedang di sisi yang lain dia akan berpegangan di kursi ayunan dan naik keatas. begitu sebaliknya dan berulang hingga kecepatan ayunan semakin besar dan semakin tinggi ayunan dari mainan ayunan tersebut. salah satu dari mereka yang bernama hana memintaku untuk menggantikan mendorong ayunan.

aku mulai menggantikan mendorong ayunan itu. tak lama anak yang berada di ayunan meminta untuk berhenti. tapi menghentikan ayunan yang sudah sangat tinggi dan cepat itu butuh waktu. dan aku berusaha untuk menghentikannya. jika salah satu melepaskan pegangannya secara langsung maka akan tidak seimbang dan akan terbalik. aku mencoba perlahan dan akhirnya berhenti.

anak yang memintaku untuk berhenti itu turun dan melihatku marah. "kan sudah kubilang berhenti, kenapa gak di hentikan !!" bentaknya kepadaku. aku terkejut, padahal aku sudah berusaha untuk menghentikannya tapi karena terlalu cepat ayunan itu tidak mau berhenti. aku mencoba menjelaskan tapi mereka tetap menyalahkanku.

" sudahlah risa besok kita tidak usah main lagi dengan razan" ucap hana. risa yang dimaksud adalah anak yang meminta untuk memberhentikan ayunan itu. anak anak lain mengiyakan pernyataan tersebut, dan berjalan pergi. mataku berkaca-kaca "maaf" ucapku lirih.

aku menunduk sedih. 'apa sih salahku? bukankah dia meminta untuk berhenti? tapi kenapa aku yang salah?' batinku sambil menatap ayunan yang kosong didepanku. hatiku masih tidak terima dengan ucapan mereka. tapi aku tidak berani mengatakannya lagi. aku kembali kedalam kelas dan duduk diatas kursiku.

#-----------------------------------------------------------------------------#

sejak aku di abaikan di kelompok bermain teman teman perempuan itu. aku sering bermain sendiri atau hanya melihat orang lain bermain. walau hanya didekatnya dan tidak berkontribusi apapun aku merasa senang. apalagi mendengar cerita mereka dan ikut tertawa. padahal aku bukan bagian dari mereka,

aku menjadi lebih sering bermain dengan saudara jauhku yang ternyata di sekolah yang sama. aku baru mengetahuinya setelah beberapa lama. aku hanya bercanda sedikit karena dia anak yang pendiam. kami hanya sering duduk di dekat patung bebek atau menaiki punggung bebek itu.

hari hariku menjadi sepi, dan tidak terlalu menggangguku. aku bersyukur karena aku pandai menggambar banyak guru yang lebih memperhatikanku lewat kelebihanku. semakin aku dikenal guru aku semakin dilatih untuk meguasai bakatku itu.

waktu pulang sekolah TK kali ini bunda sering telat menjemputku. terkadang bunda juga tidak mengabari guru TK karena terlambat menjemputku. hari itu bunda terlambat datang dan bunda hanya berjalan kaki menjemputku. setelah berpamitan dengan ibu guru TK. aku menghampirinya dan menggandeng tangannya. kami keluar dari gerbang sekolah.

bunda memilih untuk berjalan melawati gang gang kecil antara rumah yang mana akan tembus ke gang besar di sebelahnya. saat itu aku hanya asyik mengamati rumah rumah. jemuran pakaian. warung warung kecil yang menjual aneka jajan. dan terkadang bunda menyapa kenalan bunda.

saat itu bunda belum bisa naik motor jadi bunda hanya bisa naik sepeda kemana-mana. mungkin sepeda bunda bocor atau kempes dan belum di pompa, jadi bunda menjemputku dengan jalan kaki. dan juga jarak sekolah dan rumah tidak terlalu jauh. jadi tidak megapa.

akhirnya sampai dirumah setelah lama berjalan. lalu aku mengganti seragamku dan tidur siang

siang hari saat sekolah telah selesai dan semua anak anak sudah pulang dan di jemput orang tuanya. tinggal aku seorang yang masih duduk di taman. bunda hari itu lebih telat dari biasanya. karena kau sudah mulai bosan menunggu, aku mengahmpiri ibu guru yang berada di dalam kelas.

"bu, aku pulang dulu ya jalan kaki." ucapku sambil menyodorkan tangan untuk berpamitan.

"tunggu bunda aja. kamu tahu jalannya?" tanya ibu guru.

"tahu bu. aku sama bunda sering lewat kok."

"ya sudah, hati hati ya." ucap ibu guru lembut. aku mencium punggung tangannya dan keluar pagar. aku berjalan sambil mengingat jalan mana yang aku gunakan untuk pulang bersama bunda.

takut pasti iya saat itu, karena itu pertama kalinya aku berjalan sendirian. dan aku tidak terlalu menghafal jalannya saat pulang bersama bunda. terkadang aku kembali ke jalan sebelumnya dan mencari jalan lagi. ketika sudah sampai di jalan yang aku kenal aku mulai merasa tenang.

tak lama aku sampai dirumah. mengucapkan salam dan melepaskan sepatu. nenekku keluar dari kamar dan menjawab salamku. " sama siapa kak?" tanya nenek. "sendiri" jawabku singkat. "lho, bunda baru berangkat lho. buat jemput kakak? kakak gak dikasih tahu kah sama bu guru?" tanya nenekku heran.

"enggak ti. kakak dah lama nunggu tapi bunda gak jemput-jemput jadi kakak pulang sendiri." jawabku sambil berdiri dan melepas jilbabku. nenekku heran, dan langsung memanggil tanteku untuk mengabari bundaku yang sudah berjalan kesana.

jawaban bunda hanya kata alhamduillah. karena bunda juga ternyata sudah sampai di TKku. dan ibu guru sudah memberitahu kalau aku pulang sendiri. bunda kembali lagi kerumah. dan menanyaiku macam-macam. yang intinya bunda cuman khawatir aku kenapa napa.

setelah kejadian itu bunda jadi lebih jarang menjemput terlambat. jika tidak bisa bunda meminta bantuan ke saudara yang kemungkinan akan lewat sana. jika ayah yang menjemput ayah pasti akan sudah sampai duluan sebelum kelas selesai. tapi karena ayah pulang dua hari sekali dan malam hari baru sampai jadi ayah hanya menjemput sesekali.

#-------------------------------------------------------------------#

kemampuan menggambarku sudah meningkat. walau aku lebih mahir di bagian mewarnai. suatu saat aku mendapatkan kesempatan untuk mewakili TKku untuk mengikuti lomba mewarnai antar TK. dan saat itu perlombaan dimulai di siang hari. karena peserta banyak dan tempat yang tidak mencukupi, sehingga perlombaan diadakan dua kali dalam sehari.

lomba diadakan di sd tempat tanteku mengajar. hanya berjarak 10 rumah dari rumahku. aku hanya berbekal krayon titi isi 12, serta alat tulis dan botol air minum. ruang lomba sudah dibagi-bagi, dan tempat duduk sudah diberi nama. jadi kami tidak akan berebut.

lomba pun di mulai, waktu untuk mewarnai gambar cukup lama. panitia lomba membagikan kertas yang sudah ada gambar berwarna hitam putih. kami tinggal mewarnainya. semua peserta mulai membuka alat mewarnai mereka.

aku melihat bentuk gambar yang kuterima. mencoba menerka gambar apa yang aku dapat. aku bisa menebak tiga bentuk saja, satu gunug satu jembatan dan satu pohon. aku menoleh kekanan dan kekiri melihat mereka mewarnai seperti apa. aku melihat ke dua orang disebelah kiriku. mereka mewarnai bagain atas dengan warna biru semua. warna langit dan gunung sama. tapi salah satu mereka mewarnai hingga kebagian bawah jembatan.

aku menoleh ke kanan, mereka mewarnai bagian bawah jembatan dengan warna coklat semua. dan orang sebelahnya mewarnai bagian bawah jembatan dengan warna hijau semua. aku berpikir sambil melihat gambar mereka. lalu gambar apa ini yang di bagian bawahnya? pikirku saat itu.

aku teringat dengan gambar yang ada di toko figura pinggir jalan, salah satu lukisannya ada yang hampir mirip dengan gambar lomba itu. aku berpikir jika ini jembatan maka disetiap ujungnya pasti ada tanah dan di bawahnya adalah air. tapi aku tidak bisa menggunakan warna biru yang sama untuk gunung dan langit. akhirnya aku menggunakan warna biru yang berbeda.

aku mulai mewarnainya dengan pelan pelan. beberapa peserta sudah menyelesaikan mewarnai gambar tersebut. kelas mulai kosong dikit demi sedikit. aku buru buru mewarnai langit agar cepat selesai. setelah selesai aku bergegas keluar dan di jemput untuk pulang. karena pengumuan juara masih lama. aku memiih untuk menunggu dirumah saja.

dan benar saja pengumuman kemenangan lomba dimalam hari. tapi sayangnya aku sudah tertidur. keesokan harinya aku diberitahu bahwa aku mendapat juara satu. aku senang sekali.

hari itu aku berangkat sekolah dan langsung dipanggil ke kantor guru, ibu guru menyerahkan piala dan sertifikat, juga sedikit berfoto denganku. teman temanku mulai mengerubungiku dan bertanya macam-macam, tapi beberapa dari mereka lebih berharap memegang piala yang berwarna kuning itu. dan berkahayal merekalah yang mendapatkan piala itu

aku senang, aku bisa melakukan yang aku mahir didalamnya. dan ternyata menggambar dan mewarnai itu menyenangkan.