webnovel

Rendi Utomo

Rendi Utomo Putra tunggal Pemilik Universitas terbesar serta Hotel yang ada di kota A. Tampan dan Baik (diluarnya aja).

Rendi saat ini sedang magang di kampus milik ayahnya, untuk mengetahui tentang universitas yang dibangun oleh ayahnya itu dengan baik. agar nanti ketika dia sudah sah menjadi menjadi pemilik universitas tersebut Rendi dapat mengolahnya agar lebih baik lagi.

Rendi Harus berusaha menyembunyikan sifat buruk yang ada dirinya agar tidak berpengaruh pada masa depannya nanti. ia seorang yang tak pernah lepas dari dunia malam dan tentu wanita... memiliki wajah tampan dan lumayan kaya banyak sekali wanita datang hanya untuk mendapatkan apa yang didompet Rendi. iyah begitu lah pemikiran Rendi tentang wanita. sampai suatu ketika hatinya sedikit penasaran dengan seorang gadis yang ditolongnya diperpusatakaan beberapa waktu lalu yang menatapnya dengan wajah binggung (menurut Rendi sih).

dannn ketika Rendi berjalan -Jalan di taman dekat kampus, Rendi melihat Meyla sedang duduk dibangku taman dengan wajah yang ceria menatap anak-anak yang bermain dengan bahagia bersama orang tua mereka. Rendi pun menghampiri Meyla. Hey Meyla (sapa Rendi).

eh Rendi.. (disini Meyla nga tau tuh kalau Rendi anak pemilik kampus jadi mangil nama aja). kamu ngapain sendiri disini Meyla (tanya Rendi). aku hanya duduk-duduk disini sambil melihat keluarga bahagia heheh (jawab Meyla). ohhh kamu nga ngumpul-ngumpul gitu di cafe sama teman-teman kamu.

nga Rendi.. aku lebih suka disini..

kamu gadis yang berbeda (gumam Rendi yang hanya didengar olehnya)

mereka asik bercerita tentang banyk hal yang umum maklum baru kenal jadi topik umum dulu. tiba-tiba Bu dekan dikampus datang menghampiri mereka dengan berkata sopan " Pak Rendi ini berkas yang diminta oleh Pak Utomo untuk ditandatangi ". ( menyerahkan berkaas sambil menatap Meyla dengan bingung.

Meyla menatap kedua orang tersebut dengan mata yang hampir keluar sangking terkejutnya bahwa orang yang dari tadi bicara sama dia rupanya seorang lumayan penting dikampus pikirnya. Rendi pun menatap Meyla dan bertanya. (kamu kenapa Meyla kaya liat hantu aja kamu).

nga ko Ren.. eh Maaf Pak Rendi Maksudnya.

ih.. nga usah pangil Pak Kali. memangnya saya setua itu. Panggil Rendi aja kaya sebelumnya

tapi Pak.. saya rasa itu tidak sopan.

ya udah kalau gitu panggil kak aja gimana kan bisakan.

ehh.. bisa Pak... ķak maksudnya.