"Jadi, kamu penulis novel?" tanya Ibu Juan pada gadis itu. Clara mengangguk mengiyakan apa yang dikatakan oleh wanita tersebut
"Kamu menulis cerita tentang apa?" tanya wanita itu lagi. Kali ini, Ibu Juan menginginkan Clara menjawabnya dengna sebuah kalimat, bukan hanya sekadar anggukan saja. Ia ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang gadis itu.
"Saya nulis novel Romance Tante, saya sebenarnya masih pemula dan baru saja naskah pertama saya di terima di perusahaan penerbit yang dimiliki Pak juan," ucap gadis tersebut menceritakan tentang penalaman menulisnya, ia belum sama sekali memiliki buku fisik karangannya sendiri.
"No Problem, dengan buku pertama kamu terbit di penerbit Juan, itu pasti akan menjadi hal yang spesial, bukan?" kata Ibu Juan tidak mempermasalahkan jika Clara adalah seorang penulis pemula, namun hal itu justru adalah hal yang akan menjadi sesuatu yang spesial untuk gadis itu, dia akan terus mengingat terus moment ini.
Juan adalah laki-laki berhati dingin yang tidak akan memperhatikan siapa pun yang tidak membuatnya tertarik, jadi meskipun banyak wanita yang menyukai laki-laki tersebut, mereka semua akan merasa bosan dan mencari laki-laki lain yang akan memperhatikan mereka. Daripada terus bertahan dengan seorang pria yang belum tentu akan menyukainya, mereka memilih untuk mencari laki-laki lain yang ketahuan suka padanya atau tidak.
Ya, Juan memang begitu. Keunggulan laki-laki itu adalah ke-misteriusan laki-laki itu yang membuat para gadis-gadis akan merasa penasaran dengannya. Tapi, sepertinya rasa penasaran itu tidak akan bertahan lama karena tidak ada kepastian yang diberikan oleh Juan, perlahan-lahan gadis-gadis yang menyukai Juan itu akan kabur dan berpindah ke lain hati.
Namun, wanita itu tidak menyangka gadis satu ini bisa merebut hanti laki-laki itu. Ia sangat senang melihat Clara, dia ceria dan baik hati. Ibu Juan sepertinya akan menyetujui hubungan meeka kalau memang anak satu-satunya itu benar-benar mencintai Clara.
"Aku pulang," ucap seseorang yang baru saja datang.
Mira menoleh ke arah datangnya suara, ternyata itu adalah Juan yang baru saja pulang.
Waduh, gimana nih? Kalau Pak Juan tahu gue ada di sini bisa gawat! ucap Clara dalam hati
Et dah nih bocah ngapain di rumah gue? Tanya Juan dalam hati, ia cukup terkejut dengan keberadaan Clara di dalam rumahnya.
"Juaaan, kamu baru pulang?" sapa Ibu Juan menghampiri anak laki-laki kesayangannya, Juan langsung mencium pipi kanan dan pipi kiri wanita tersebut sebagai ungkapan rasa sayangnya. "Hari ini, Ibu masak banyak makanan untuk makan malam kita."
"Hah? Makan malam kita?" tanya laki-laki itu menyebut ulang apa yang dikatakan oleh sang Ibu, jika wanita itu mengatakan hal tersebut di depan orang lain itu artinya orang tersebut akan makan malam dengan mereka. Juan menatap Clara yang masih duduk di tempat duduknya. "Kita makan malam berdua aja kan, Bu?" tanyanya.
"Hah? Makan berdua aja? Memangnya kamu gak ngeliat apa ada pacar kamu di sini?" tanya Ibu Juan menatap anaknya heran. Bagaimana bisa Juan tidak menyadari pacarnya ada di rumah? Laki-laki itu benar-benar berhati dingin karena gadis tersebut tidak dianggap olehnya, untung saja wanita tersebut sudah memberitahu Clara harus berbuat apa jika perbuatan sadis laki-laki itu mulai kumat.
"Kita makan malam bertiga," lanjut wanita itu memberitahu Juan kalau Clara akan ikut bergabung dalma makan malam mereka. Sepertinya ini akan menjadi seru, karena biasanya wanita itu hanya akan makan bersama dengan anakya, namun sekarang ia kedatangan tamu dan kesunyian yang biasa ada di antara makan malam mereka pun akan menghilang. "Kamu lihat ini? Makanan sebanyak ini Ibu dan Clara yang membuatnya."
Dika melihat ke arah meja makan, di sana memnag banyak sekali masakan dan itu buatan Ibunya bersama dengan gadis yang baru ia temui kemarin itu. Laki-laki itu menghela napas panjang kemudian menghembuskannya secara perlahan, menahan emosinya. Tadi aja gue gak nyuruh bocah ini buat nemenin Ibu, begini kan jadinya, kesal Juan dalam hati. Ia menyesal menyuruh gadis itu menemani Ibunya hari ini, akibatnya laki-laki itu juga yang kena akibatnya.
"Yasudah sekarang kamu mandi, ganti baju kita tunggu kamu di sini cepat!" perintah Ibu Juan membuat sang anak tidak bisa menentangnya. Laki-laki itu segera naik ke lantai dua menuju kamarnya kemudian membersihkan diri dan memakai baju santainya. Malam ini, untuk pertama kali seseorang akan bergabung makan malam di rumahnya, setelah beberaa wanita yang diajak Ibunya untuk makan malam bersama selalu digagalkan olehnya sendiri. Kali ini gadis yang ada di rumahnya adalah gadis pilihannya sendiri ia tidak bisa membatalkannya, wanita tersebut bisa curiga dengan status keduanya yang sebenarnya.
Setelah kembali membersihkan diri, Juan bergabung dengan Clara dan sang Ibu di Meja makan. Sebenarnya laki-laki itu tidak mau melakukannya, tapi mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa melawan perintah Ibunya.
"Dika, saya sangat senang kamu menemukan Clara," ucap Ibu Juan pada anak laki-laki semata wayangnya.
Dika menyerngit heran. Kenapa tiba-tiba saja wanita itu jadi menyukai Clara, padahal awalnya tidak begitu.
"Clara ini anak yang baik, mandiri dan yang paling penting dia ini anak yang berbakat," lanjut wanita tersebut.
Clara tersenyum penuh kemenangan menatap Juan. Gadis itu sangat senang Ibu dari laki-laki tersebut memujinya.
"Maksud Ibu?" tanya Juan heran dengan apa yang dikatakan oleh Ibunya, dalam hati laki-laki tersebut bertanya soal kedekatan dua wanita yang ada di hadapannya. Kenapa tiba-tiba mereka berdua jadi akrab begini? Bukanya kemarin Ibu menatap Clara dengan tatapan tidak suka?
Ibu Juan dan Clara saling bertatap dengan maksud tertentu. Wanita itu pun berkata kembali, "kamu tidak perlu malu-malu begitu dengan Ibu. Saya tahu semuanya dari Clara langsung, kalian ini ada kedekatan karena Clara adalah penulis di bawah naungan penerbit kamu kan? Karena kalian bekerja di bidang yang sama, kalian dekat dan saling jatuh cinta.
Untuk yang kali ini, Clara melebarkan kedua matanya terkejut dengan apa yang ia dengar. What? Gue gak bilang begitu, ucap gadis itu di dalam hati. Ia pun menjadi panik, apalagi Juan sedang menatapnya dengan tatapan sangar meminta penjelasan dari gadis tesebut. Wanita ini telah salah menangkap apa yang dikatakan gadis itu saat mereka sedang menyiapkan makan malam. Sepertinya Juan akan memarahinya habis-habisan.
"Maksud Ibu?" tanya Juan tidak mengerti apa yang dikatakan oleh wanita tersebut.
"Eh? Bukanya kalian berkenalan karena bekerja di perusahaan yang sama?" Ibu Juan berbalik tanya.
Juan terlihat kebingungan dan tidak mengetahui apa-apa, di tempatnya Clara panik setengah mati.