.
"Ia selalu berteriak saat lampu dimatikan gemetar saat hujan besar turun, dan akan duduk di sudut ruangan saat anak-anak lain bermain petasan dan kembang api, ia selalu penyendiri, banyak anak yang ingin menjadi temannya tapi Levi selalu menjauhi mereka, ia tidak mempercayai siapapun, bahkan saat sakit, ia akan berteriak saat ada yang menyentuhnya, ems anak yang malang"
Nancy tersunguk hingga tak bisa meneruskan ceritanya, Tina membantunya melanjutkan.
"Saat Ella meninggal, ia terpukul sangat dalam, usianya sebelas tahun, beberapa hari setelah ulang tahunnya, Ella meninggalkannya untuk selamanya, ems, ia mengurung diri dalam kamar dua hari dua malam tidak keluar, makanpun tidak, ems hingga, suatu hari ia keluar sendiri, dan sorot matanya berubah, ia, menjadi seseorang yang sangat berbeda, dingin, tidak peduli dengan orang lain, dan menjadi sangat kuat, bahkan tidak ada yang berani mendekatinya karena Levi tidak lagi segan melempar makanan ke depan anak itu, ia, menjadi sangat dingin"
"Itu, yang membuat ia bisa bertahan hingga hari ini" simpul Gale.
Nancy dan Tina mengangguk.
"Iyah, tapi, Levi anak yang sangat baik, walau di luar ia sangat dingin demi melindungi dirinya sendiri, tapi di dalam ia tetap Levi yang lembut seperti ia pertama datang, ia, hanya kehilangan senyum dan tawa menggemaskan itu saja, hanya itu yang hilang darinya" lanjut Nancy.
.....
"Hehehehe ayo kak tendang bolanya!"
Beberapa anak laki-laki antara delapan hingga belasan tahun bermain bola tendang di lapangan depan rumah singgah, tampak salah satunya Verss yang sudah berbaur dengan wajah sangat ceria.
"Ayo kalau bisa rebut bolanya!" Seru Verss.
Gale keluar dari salah satu rumah, berdiri melihat Verss hingga tersenyum, Verss menoleh, menemukan pandangan Gale padanya.
Tak lama kemudian.
Di jalan kecil di belakang rumah singgah, Gale dan Verss berjalan bersama hingga berhenti di pinggir jurang, jurangnya tak begitu dalam, walau tampak tanaman yang cukup lebat di bawahnya.
Verss duduk di salah satu batang pohon yang sudah rebah cukup lama hingga tumbuh beberapa tanaman kecil hingga lumut di sekitarnya, Gale ikut duduk di sampingnya.
Verss membuka tangannya lebar menghirup udara segar pengunungan sebanyak-banyaknya, langit sudah murah redup cahayanya, sebentar lagi mungkin akan gelap walau waktu belum menunjukkan pukul enam sore.
Gale melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke punggung Verss, hal yang membuat Verss menghentikan gerakan tangannya dan melihat wajah serius Gale yang kaku tanpa banyak ekspresi seperti biasanya.
"Sudah mulai dingin tuan muda, kondisi tubuh tuan muda belum begitu sehat harus banyak jaga kondisi"
Verss menarik bibirnya, sebenarnya ia melarikan diri dari rumah tanpa memberitahu Mimin dan Edwin, kalau mereka tahu pastinya tidak akan mengijinkan ia pergi, tapi, ia harus melakukan perjalanan ini, menjadi seorang artis yang mulai besar namanya membuat ia banyak tertekan, padahal dipikir akan bisa melarikan diri, tapi, semua seakan semakin menekannya, dadanya semakin sesak dan sulit untuk bernapas, belum lagi masa lalu yang berusaha untuk dilupakannya, kenapa ia tidak bisa melarikan diri dari semuanya? Ini sebenarnya hal mudah, ia tinggal pergi ke ujung dunia di mana tidak akan ada orang yang mengenalnya dan memulai lagi semua dari awal, tapi, apa ia bisa, selalu melarikan diri dari masalah, mau sampai kapan.
"Apa, yang tuan muda pikirkan" Gale memberanikan diri bertanya.
Sejenak Verss menahan napasnya, lalu mengangkat kepalanya melihat jauh ke depannya,
"Bagaimana, sebenarnya sifat kakek? Apa saja yang terjadi padanya selama ini? Apa, beliau benar sakit?"
Gale membuka matanya lebar, agak terkejut mendengar pertanyaan itu dari Verss.
"Eh tuan muda maksud anda.."
Verss menarik bibirnya tersenyum.
"He, jangan bohong Gale, aku tahu bukan Ella yang meminta tolong padamu, tapi pria tua itu Khan? Eric Karmen"
Gale gagap, ia menghindar saat Versa menoleh dan menatap matanya dingin.
"T tuan muda, apa yang membuat anda berpikir seperti itu?
"Ella, tidak mengenal siapapun yang bisa membantunya, kalau ada ia pasti akan memberitahukan padaku, ia begitu sayang padaku, tidak akan membiarkan aku sendirian menghadapi orang-orang itu kalau ia memang memiliki orang yang bisa diandalkan"
"Itu, tuan muda tidak tahu pasti khan" Gale mencoba membela diri.
"Yah memang, aku juga tidak pasti soal itu, tapi, aku pernah melihat photo di dalam dompetmu, itu, photo waktu kecil khan? Seingatku orang yang mengambil photo itu adalah Ella, tapi photonya di simpan oleh kakekku di ruang kerjanya, jadi, aku yakin, kalau kau mendapatkan photo itu dari beliau"
Gale menelan ludahnya, sepertinya ia tak bisa mengelak lagi kini, ditundukkan kepalanya dalam sejenak, dan mengangkatnya melihat jauh ke depan di mana lembah luas terbentang, sebentar lagi akan banyak lampu dari rumah warga sekitar di bawah yang terlihat karena gelapnya malam.
Gale meremas tangannya.
"Heh, apa, itu akan jadi masalah buat tuan muda? Siapapun yang menyuruhku pastinya orang itu sangat memperhatikan tuan muda, keselamatan anda, menyelesaikan semua yang menjadi masalah anda.."
"Apa itu bisa selesai? Semua masalahku, dengan adanya dirimu?" tanya Verss menghentikan ucapan Gale.
Gale gagap lagi, melihat wajah serius Verss di sampingnya, hampir tidak pernah melihat wajah seserius itu sebelumnya, wajah Verss terlihat sangat dewasa dan dingin.
"Tuan muda"
"Apapun yang akan diberikan pria itu, aku tidak akan menerimanya, lebih baik kau kembali saja dan katakan padanya kalau semua sudah berakhir, sejak hari pertama aku menginjakkan kaki keluar dari rumah itu, juga paman dan bibiku, kau bisa mengatakan pada mereka agar tenang, aku, tidak akan muncul di hadapan mereka lagi, aku lelah Gale, aku lelah melarikan diri, ini adalah hidupku saat ini, dan, aku tidak akan melarikan diri lagi"
"Tapi, tuan muda tidak bisa melakukannya, mau tidak mau, tuan muda, sudah tidak bisa melarikan diri lagi"
Verss menoleh, mengerutkan dahinya melihat wajah serius Gale.
"Apa maksudmu Gale? Aku sudah tidak ada urusan dengan mereka kenapa aku tidak bisa melarikan diri? Kau ingin membawaku pulang dengan paksa ke rumah itu lagi?"
Gale hanya menatap wajah kesal Verss lama, membuat Verss menelan ludahnya dalam dan semakin bingung saat melihat senyum di wajah Gale, senyum yang sangat jarang dilihatnya.
"Tuan muda, ada Gale di sini, sampai matipun aku akan lakukan segala cara untuk memastikan keselamatan tuan muda, apa, tuan muda tidak percaya padaku?"
Verss diam, tak bisa mengatakan apapun lagi terlebih saat tangan Gale meraih telapak tangannya.
"G Gale, apa ada yang kau sembunyikan dariku?"
######