Kenzo berjalan dengan gagahnya menyusul sang mempelai wanita yang ada di kamar sebelah.
dengan tatapan tajam dan juga wajah yang rupawan, membuat Kenzo sangat terlihat seperti pangeran kerajaan.
Kenzo membuka pintu kamar Niken dan masuk kedalam kamar tersebut.
sedangkan Niken, ia malah langsung bergegas untuk mengubah raut wajahnya, ia tak ingin jika Kenzo tau jika ia tak bahagia dengan pernikahan ini, bisa-bisa ia nanti akan di siksa kembali oleh Kenzo.
tapi, hati nuraninya tak bisa di bohongi, ia terus saja merasa sangat sedih.
para pelayan semuanya memundurkan langkahnya, untuk memberi celah untuk Kenzo menemui sang mempelai wanita.
Kenzo mengangkat tangannya ke atas untuk memerintahkan semua pelayan yang ada di sana untuk pergi meninggalkan mereka.
Setelah semua pelayan pergi dari kamar itu, Kenzo tersenyum manis di hadapan Niken.
Niken sebisa mungkin membalas senyuman itu.
Tapi, sorot matanya tak bisa membohongi siapa saja yang berhasil melihatnya ada kedukaan dan juga rasa sakit yang tersimpan di dalam mata cantik itu.
Kenzo menjangkau wajah Niken dan mengelusnya.
"Kenapa, apakah kamu tidak senang menikah denganku?" Kenzo menatap Niken dengan tatapan datar dan juga tajam.
"Tidak, bukan seperti itu, aku hanya terlalu bahagia!" Ujar Niken sambil memaksakan senyuman.
"Jangan pernah berbohong kepadaku sayang, aku tau jika di dalam matamu itu ada secercah kesedihan yang mendalam, bahkan aku tau apa yang sedang kamu pikirkan, jadi. Hanya untuk kali ini aku meminta kepadamu untuk tidak menunjukan rasa sedih mu di hadapan semua orang nanti, kamu mengerti?" Kenzo mengangkat dagu Niken karena sejak Kenzo berbicara Niken terus saja menundukan wajahnya.
Niken menatap mata Kenzo dengan. tatapan sendu.
ia tak bisa menahan gejolak yang sedari tadi ia tahan, hingga akhirnya air mata itu mengalir dengan derasnya.
"hiks, maafkan aku, aku akan berusaha untuk tidak membuatmu Malu, aku janji, tapi. Jangan siksa aku setelah ini, tubuhku sungguh tidak tahan, aku mohon!" Niken menangkupkan kedua telapak tangannya di hadapan Kenzo.
Kenzo menarik tubuh Niken dan memeluk tubuh itu.
"Syut, jangan menangis, aku tidak akan pernah menyiksa kamu, asalkan kamu tidak membuat aku marah!" Kenzo mengelus air mata itu untung saja, make up yang di pakai oleh Niken tidak luntur.
"sudah siap, ayo kita keluar, karena para tamu semua sudah berkumpul di bawah, mereka sudah siap untuk melihat kita," Kenzo mengelus pipi Niken.
Niken pun menganggukan kepalanya dan mengikuti langkah kaki Kenzo.
semua para tamu undangan sudah berkumpul.
tapi mata Yeri sedari tadi sudah menangkap sesosok lelaki yang sedari tadi juga menatapnya.
Riko, Riko telah menatap Niken dengan tatapan sendu, tak ada lagi tatapan amarah, yang ada hanyalah tatapan sendu.
Riko sebenarnya ingin sekali mengungkapkan siapa dirinya, dan siapa Niken yang sebenarnya, tapi, apakah daya. untuk bertemu bertatap muka saja ia tak bisa karena Kenzo membatasi dan menjaga ketat Niken.
berbeda dengan Niken, Kenzo malah tersenyum bahagia, senyum tipis yang di keluarkan olehnya membuat wajah tampannya itu semakin bercahaya.
"Kamu sedari tadi lagi lihat apa Niken, jangan melihat ke arah lain, tersenyum lah!" Kenzo menggoyangkan tangan Niken.
hingga Niken mulai tersadar dan mulai pokus kedepan.
"Mengapa begitu banyak sekali tamu yang hadir?" Niken berbisik saat mereka baru Sampai di pertengahan jalan.
"Ini adalah hari istimewa ku, aku tak mungkin tidak mengundang semua orang!" Kenzo menjawab pertanyaan Niken.
semua para tamu ikut bahagia saat melihat pasangan itu, pasangan yang sangat serasi.
beberapa waktu kemudian, acara inti sudah di laksanakan, dan sekarang Kenzo dan Niken sudah resmi menjadi sepasang suami istri.
semua para tamu ikut memberi selamat kepada Niken dan Kenzo.
bahkan semua wanita yang pernah di kencani oleh Kenzo pun semuanya hadir di sana.
ada yang ikut bahagia, ada pula yang tak suka Dengan pernikahan ini.
"Duh gemas ya lihat pengantin wanitanya, kecil dan imut, mana cantik lagi!" ujar salah satu undangan di sana.
"Alah, mana ada cantik, yang aku lihat sih Nora, lihat saja rasanya sangat tebal sekali!" ujar salah satu undangan yang tak sengaja mendengar ucapan undangan lain.
"Dih, kamu kenapa, kamu syirik ya lihat mereka, duh sayang seharusnya itu kamu sadar, jika kamu itu hanya mainannya saja, mana mungkin kalo kamu yang akan di nikahi oleh tuan Kenzo, benar gak guys?" ujar sang mantan wanita Kenzo.
"Iya, benar. Jadi kamu jangan ngarep deh bela, toh dia itu hanya mau kita memasaknya di atas ranjang, tapi bukan untuk ratu hatinya, harusnya kamu paham itu!" ujar mantan wanita Kenzo.
bela sang wanita yang terobsesi kepada Kenzo pun memutuskan untuk pergi dari sana.
saat tiba lah, giliran Riko yang memberi selamat kepada pasangan pengantin itu.
"selamat ya tuan Kenzo, akhirnya anda berhasil mendapatkan wanita yang pantas untuk anda!" Riko menjabat tangan Kenzo.
Kenzo memberikan senyuman tipisnya dan membalas jabatan itu setelah itu, Riko bergeser ke arah samping, di sana sudah ada Niken yang sedari tadi melihat dirinya.
"Selamat ya, gadis kecilku, Kamu sepertinya sama sekali tidak mengingat ku, aku berharap suatu saat nanti kamu akan mengingat ku, kupu-kupu kecilku!" bisik Riko di telinga Niken.
Niken yang mendengar itu pun langsung mengerutkan keningnya.
pasalnya sebutan kupu-kupu kecil itu hanya di sebut oleh salah satu orang. ya itu lelaki yang dulu pernah membantunya.
Niken menatap mata Riko dengan tatapan penuh tanya.
setelah membisikan hal itu, Riko pun langsung meninggalkan Niken dan turun dari panggung.
setelah kepergian Riko, Kenzo langsung menarik tangan Niken.
"Aw, ada apa mas?" ujar Niken, Niken sengaja memanggilnya mas agar terlihat sopan.
"Siapa yang kamu panggil mas hah?" Kenzo malah menatap Niken tajam.
"Ya kamu, kamu kan suami aku, sudah sepantasnya aku memanggil kamu mas, apakah tidak boleh?" Niken menatap Kenzo dengan tatapan takut.
sedetik kemudian, wajah tegang Kenzo kembali menjadi wajah tersenyum.
Kenzo mengelus pipi Niken.
"Makasih, karena kamu suda mau menghargai ku sayang," Kenzo mendekati Niken dan langsung mengecup pipi tirus Niken.
dan itu semua tidak luput dari pantauan semua tamu undangan.
semua tamu undangan bersorak bahagia saat melihat kemesraan itu, sedangkan. Bella dan Riko, mereka menatap pemandangan itu dengan nanar.
"Mas, apa sih, malu kan, semuanya pada lihat kesini!" Niken mencubit pinggang Kenzo dengan sepontan.
"Aw, sayang sakit tau, Memangnya kenapa, kamu adalah istriku, jadi sah sah saja jika aku menciumi mu iya kan?" Kenzo tersenyum jahil.
yang awalnya ia akan marah, sejarah malah berubah menjadi senyuman, dan melupakan apa yang akan ia tanyakan kepada Niken.