"Ayo kita jalan-jalan sayang!" Kenzo mengandeng tangan Niken. Kali ini Kenzo akan menemani istri tercintanya itu untuk mengelilingi rumah yang sangat besar itu.
Di pojokan sana, ternyata ada Irene yang sedang mengintip, ia mengepalkan tangannya dan menatap ke arah Kenzo dan Niken dengan tatapan tajam dan benci.
Semalam.
Irene tidak bisa tidur, karena ia di berikan tempat yang menurutnya kurang layak, padahal pasilitas di kamar pelayan itu sudahlah sangat mewah. Di dalamnya sudah terdapat kasur dan juga lemari, tapi ya memang yang namanya kamar pelayan, jadi seadanya saja dan tidak sebesar kamar lainya.
"Aduh, ini kenapa di sini gak pake AC sih, ini rumah besar ko kamar pembantunya kaya kandang kambing gini!" Irene mengusap wajahnya.
Kini wajahnya penuh dengan peluh, karena ia merasa sangat kegerahan dan tidak nyaman.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com