webnovel

Monochrome Rose

Kisah lelaki yang menderita buta warna total hingga membuatnya sama sekali tidak bisa melihat keindahan warna sedikitpun begitu pula dengan massa ototnya yang di bawah rata² umurnya membuatnya menjadi bahan caci maki dan buli teman²nya dan geng blood, geng paling sadis di sekolah taeyong menuntun ilmu apa lagi ketuanya, johnny suh. Ibu angkatnya, jessica jung pula melakukan kekerasan kepada taeyong hingga membuat masa kecil taeyong hanya bisa merasakan sakit selain ketika bersama teman masa kecilnya, jung jaehyun. Hingga suatu harikelasnya kedatangan murid baru bernama jung jaehyun, disanalah hidup taeyong mulai sedikit berubah dari sangat buruk dan menyedihkan menjadi baik dan bahagia. Akankah taeyong mampu mempertahankan kebahagiaannya bersama jaehyun? Cover, art, and story by: pinkykyoong () love story, no 18+, cute Start: 01/02/21 End: 29/06/21

pinkykyoong · LGBT+
Not enough ratings
15 Chs

NOT TRUE

"Siapa yang kasih tau?" Eomma jung bertanya dengan nada yang sedikit ditinggikan

"E-eomma."

"BERANINYA JESSICA BR*NGS*K ITU MENDOAKAN ANAKKU MATI YA?!" Taeyong terus menunduk takut, padahal ia bukan jessica dan selalu mendapat teriakan caci maki dari wanita iblis itu. "Begitu dia sampai sini, akan ku beri pelajaran manusia psikopat itu.." eomma jung langsung meraih ponselnya dan mencari kontak jessica

"E-eomma, eng-enggak usah.."

"Lihatlah luka lebam mu yang masih terlihat segar itu taeyong-ah, masih memerah dan membiru..!"

"Taeyong udah terbi-"

"TERBIASA KATAMU? SEHARUSNYA KAMU CEPAT² LAPOR POLISI JANGAN DI PENDAM, JANGAN TAKUT TAEYONG-AHH!" Eomma jung yang emosinya sudah di ujung tanduk langsung menggebrak meja dan berdiri

"Eomma sudah² jangan membuatnya takut, jaehyun obatin lebamnya di kamar dulu ya.."

"Ya udah..maaf ya taeyong, eomma ga bermaksud marah sama kamu tapi kelakuan eomma angkatmu itu sudah keterlaluan.."

"Heem, aku mengerti perasaan eomma^^." Tidak lupa juga pria manis itu mengukir senyum manisnya yang dibaliknya menyimpan banyak sekali luka batin yang mendalam

*KAMAR JAEHYUN*

"Buka bajumu bu."

"Ehhh mau ngapain?!" Taeyong spontan langsung menyilangkan kedua tangannya di depan dada lalu mencengkram pundaknya pelan, menutupi aset yang hanya ia dan orang tuanya yang boleh melihatnya

"Pufftt, jangan mikirin yang aneh bu.."

"Emang badan taeyong mau di apain?" Taeyong menunjukkan pupilnya yang bundar seperti boba dan sedikit mencibirkan bibirnya, menggemaskan hanya satu kata itu yang selalu terlintas di benak jaehyun saat melihat wajah taeyong apalagi dengan ekspresinya yang seperti itu 🥺

"Mengobati lukamu.."

"A-aku tidak pu-" jaehyun memotong ucapan taeyong dengan membuka bagian bawah kaos hitam milik taeyong yang ada karakter care bears di tengahnya

"Ga punya hm?" Jaehyun mulai menekan pelan bagian tubuh taeyong yang lebam, lecet, tergores, dan luka yang sedikit dalam, bahkan jaehyun juga melihat beberapa spot di mana kulit taeyong terkena luka bakar ringan hingga meninggalkan sedikit bercak. "Kalau sakit bilang aja ga usah malu." Taeyong mengangguk sambil memegangi kaosnya yang dinaikkan sampai dada bawah

"Lepas aja bajunya bu, to kita sama² cowo.."

"Ga mau.."

"?"

"Pokoknya aku ga mau.."

"Bubu pasti sembunyiin sesuatu kan di belakang jeje?" Jaehyun mengangkat sedikit alisnya agar membuat si manis sedikit takut dengan ekspresi seriusnya

"Eng-enggak.."

"Kalau gitu aku boleh lihat dong." Taeyong mulai memejamkan matanya, mengangkat perlahan-lahan koas hitamnya dan memperlihatkan putingnya yang mengeras dan memerah

"K-kok.."

"Ihhh jeje mesum!" Taeyong spontan langsung menutup badannya hingga tangan jaehyun tersenggol

"Kamu sang*?" Taeyong langsung merona hebat hingga tubuhnya langsung memukul pundak jaehyun

"Ihhh enggak.." jaehyun membalasnya dengan tawa kecil, mengistirahatkan dahi taeyong di pundaknya dan mengelus rambut halus si manis

"Jujur aja.." bisik jaehyun

"Aku emang kayak gitu kalau gugup.."

"Ahaha benarkah?" Taeyong mengangguk kecil, ia juga bingung kenapa putingnya itu selalu mengeras ketika ia sedang gugup

Jaehyun yang tau bahwa taeyong adalah anak polos dan manis yang tidak pernah berbohong kepada siapapun itu kecuali mendesak dan gugup langsung percaya dan mengecup kulit kepala taeyong beserta rambutnya dengan lembut.

"Ihhh jeje-!" Jantung taeyong berdetak sangat kencang hingga mukanya lebih merah daripada tadi

Karena kecerobohannya, secara tidak sengaja dagu jaehyun terkena tatapan keras dari kepala taeyong membuatnya refleks langsung mengatakan 'AWWW'.

"Je-jeje maaf..!" Taeyong membelai lembut dagu tumpul itu dan terus mengatakan maaf. "Sakit ya?" Jaehyun tersenyum tipis lalu membawa tubuh kurus dan mungil itu kepelukan hangatnya

"Jangan terlalu sering mengatakan maaf bu, kelihatannya kayak kamu terlalu sering membuat masalah.."

"Aku memang beban je, aku ga pantas ada di sisi kamu, aku ini tidak senormal dan sesempurna seperti murid lainnya apalagi kamu. Aku lemah, aku cengeng, aku udah buat kamu kena masalah berulang kali padahal kita baru aja ketemu, dan aku banyak berhutang budi sama kamu je.." Mata bulat taeyong mulai berkaca-kaca hingga setetes air mata langsung menetes mengenai baju jaehyun. "Aku bukan untukmu je, jadi jangan repot² urusin aku sama eomma, aku gapapa kok.." Jaehyun hanya menatap kosong depannya, tapi telingannya masih aktif mendengarkan taeyong

"Aku tidak suka jika kau berbohong bu.."

"Hikkss maaf.." Taeyong mencengkram baju jaehyun dengan kuat, niatnya untuk menjauhi jaehyun terus gagal, ia tidak bisa meninggalkan kedua orang yang berjasa di hidupnya itu

"Kamu jelas² ditakdirkan untuk bertemu denganku bu, sudah 2× kita bertemu tanpa sengaja dan memandang satu sama lain seperti orang asing..Kau bukan beban bu, ingatlah setiap orang yang telah dilahirkan akan terlihat spesial untuk seseorang. Kamu spesial dan berharga di mataku bu, kamu yang mengenalkanku apa arti pertemanan, persahabatan, dan..cinta." Kata terakhir yang diucapkan jaehyun membuat mata bulat seperti boba itu membesar

"Ehh?! Mak-maksud jeje?"

"Kamu ga inget kalau dulu kamu pengen banget nikahin aku hm?" Taeyong berdiam sejenak, berusaha mengingat memori yang entahlah hilang secara misterius setelah ia mengetahui bahwa jaehyun telah meninggalkannya untuk selamanya

"Ma-maaf je, aku tidak mengingatnya >~<."

Jaehyun tersenyum tipis, mendekatkan muka tampannya ke arah taeyong hingga pucuk hidung mereka bersentuhan. Taeyong langsung membuka mata indahnya dan wajahnya dibuat memerah, semerah bunga mawar yang mekar di musim semi. Taeyong langsung mendorong pelan badan jaehyun, mengingat ototnya yang lemah dan tidak bisa sekuat manusia pada umumnya.

"Ihhh jeje..kan bubu jadi malu >///<." Taeyong menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya sementara pemilik lesung pipi itu hanya bisa tertawa gemas dan mengacak rambut lawan bicaranya sekarang

"Apa kau sengaja ingin melupakanku? Apa kau mempunyai rasa dendam padaku hm?"

"Ishh apa yang kau pikirkan je, aku ga bakal benci kamu ٩(๑`ȏ´๑)۶."

"Aku sempet inget pas dulu aku mendadak pindahan, kamu malah marah karena aku mendadak banget beritahunya.."

"Je, kalau aku benci kamu, saat ini aku pasti ga bakal mau bicara² 4 mata sama kamu di sini^^. Btw, aku inget kok je yang itu.."

"Syukurlah jika kau mengingatnya, sebenernya aku mau kasih kamu sesuatu sebagai kenang-kenangannya tapi kamu keburu marah jadi aku ga mungkin pecahin jendela demi kasih hadiahnya." Jaehyun beranjak dari duduknya, mengambil sebuah box kecil berwarna pink dan membukanya di hadapan taeyong

"Ini gelangnya bisa melar kok, jadi mungkin masih bisa di pakai." Jaehyun mengambil gelang yang ia sudah simpan selama beberapa tahun itu dan memasangkannya ke pergelangan tangan taeyong

"Tenang aja je, pergelangan tanganku kecil kok^^." Jaehyun tersenyum karena benar katanya, pas di tangan lelaki cantik itu

Gelang rantai itu berlapis emas murni, di tambah manik² lucu yang sengaja di pasang menggelantung bebas di sela² rantai. karakter bunga, bunga mawar, ubi kuning, roket, cincin, dan karakter favorit jaehyun lah yang menghiasi gelang rantai berlapis emas itu.

"Kau menyukainya?" Taeyong masih speechless dengan pemberian jaehyun

"I-ini e-emas?" Jaehyun mengangguk

"Hanya lapisan aja kok."

"Ta-tapi kan tetep aja, pasti mahal (·:゚д゚:·)."

"Eomma sebenernya mau kasih kamu hadiah ultah dulu, tapi lupa terus jadi hadiahnya sekalian ini."

"Jeje beliin gelang kuningan juga gapapa kok, asal maknanya sama^^."

"Lebih tahan emas bu daripada kuningan, nanti takut cepat kusam aja.."

"YAKKK WANITA TIDAK TAU DIRI, BEGITU PULA DENGAN SUAMIMU ITU SAMA² TITISAN DAJJAL! ANAK SEJUJUR, SEPOLOS, DAN SEIMUT TAEYONG TIDAK PANTAS KAU SIKSA SAMPAI DIA KESAKITAN, APA LAGI IA DI ASUH OLEH ORANG TUA PSIKOPAT SEPERTIMU JESSICA JUNG!" Bentakan eomma jung terdengar hingga ke indra pendengaran jaeyong

Jaehyun langsung berlari menuju pintu untuk mengecek keadaan di luar kamarnya walaupun ia belum terlalu seimbang untuk berlari karena barusan berdiri. Sementara taeyong hanya menyusul dan bersembunyi di belakang tubuh jaehyun.

"Ckk..wanita tua sepertimu tidak usah ikut campur tentang aku dan taeyong ya, jelas² dia gapapa kok."

"Eom-eomma beneran datang?" Taeyong sedikit mengintip

"Hm." Jaehyun yang mendengar eommanya di katai wanita tua langsung berjalan cepat menuju jessica dan langsung menampar pipinya dengan ⅙ kekuatannya karena ia sedang menampar perempuan sekarang

"ULANGI! KAU BARUSAN PANGGIL EOMMA APA HAH?!" Jaehyun mencengkram bagian leher kaos jessica hingga tubuh jessica sedikit terangkat