webnovel

Jatuh Cinta

Editor: EndlessFantasy Translation

"Si bebal yang bodoh." Suara Tuan Salju Bergerak sedingin es. Kota Salju Bergerak yang megah dan mengesankan bergetar dan sayapnya mengepak dengan berang melayang maju. Wajah Tuan Salju Bergerak juga sedingin es. Telapak tangannya meraih ke arah udara saat sebuah dentuman menggelegar bergema di seluruh angkasa dan mengubah seluruh langit menjadi berwarna emas.

Cahaya keemasan mengalir tanpa batas, ketika bentuk-bentuk berwarna emas muncul di langit.

Jiang Zhuqing langsung terdorong beberapa langkah ke belakang melihat pemandangan itu dan bermaksud untuk mundur. Ia tahu kekuatannya lebih rendah daripada Tuan Salju Bergerak dan ia tidak ingin bertarung menghadapinya secara langsung dan frontal. Ia akan memilih untuk menunggu. Kecuali Tuan Salju Bergerak akan ada selamanya dan Qin Wentian bisa bersembunyi di kota itu selamanya.

Namun pada saat kritis ini, ia merasa ada ancaman lain datang. Wajah Jiang Zhuqing menegang, ia berbalik ketika lembing hitamnya muncul sekali lagi dan ia menusukkannya ke depan. Di sana, ada seberkas cahaya pedang yang sangat perkasa, membelah dari langit seperti sebuah sambaran petir yang benar-benar membelah ruang. Serangan saber itu hanya bisa digambarkan seperti sedang mengguncang dunia.

"Bumm!" Lembing melibas cahaya saber itu dan membelahnya menjadi dua di tengah-tengah. Siluet Jiang Zhuqing dengan cepat mundur dengan suara dentuman mengerikan yang menggelegar dari punggungnya. Wajahnya memucat, serangan saber yang mendadak itu langsung membuatnya berada dalam sebuah posisi genting.

"Dhuarr!" Sebuah jejak telapak tangan raksasa Tuan Salju Bergerak yang berisi kekuatan besar menimpanya dan menghancurkan pertahanannya. Tubuh Jiang Zhuqing bergetar hebat, matanya terkunci ke depan. Ia tidak memandang ke arah Tuan Salju Bergerak, tetapi sebaliknya, menatap sosok yang baru saja muncul itu.

"Kita tidak pernah memiliki dendam sebelumnya, mengapa kau menyerangku?" Jiang Zhuqing merasa sangat tidak terima. Dia adalah raja abadi tapi karena serangan tiba-tiba dari Dewa Saber Maut itu, ia pasti akan mati di sini. Dia sangat tidak sudi menerima kenyataan ini.

"Aku tidak pernah membutuhkan alasan untuk membunuh orang. Aku membunuh kapan pun aku mau." Pria berbaju hitam itu berbicara tanpa emosi. Dia adalah guru dari Saber Hantu Mu Yan, Dewa Saber Maut.

Seni pedang Mu Yan telah mewarisi gaya gurunya, jika saber itu dihunus keluar dari sarungnya, ia harus merasakan darah. Pedangnya, adalah kekuatan utamanya. Kepribadiannya tidak bisa dilihat dengan mudah.

Sejumlah penonton membuka mulut dengan takjub menatap perubahan situasi itu. Mereka tidak pernah memperkirakan adanya serangan pedang mendadak itu. Dewa Saber Maut ternyata turun tangan menyerang Jiang Zhuqing pada saat yang sangat penting.

Serangan saber itu melampaui imajinasi semua orang, dan juga menetapkan bahwa Jiang Zhuqing, seorang raja abadi, akan mati di sini.

Apakah Klan Jiang benar-benar akan selesai begitu saja?

"Aku tidak terima!" Ekspresi Jiang Zhuqing sangat buruk, cahaya abadi yang memancar darinya mulai melemah ketika inti hidupnya memudar. Ia ingin mengerahkan semua kekuatannya untuk sebuah serangan terakhir yang habis-habisan, namun ia hanya melihat telapak Tuan Salju Bergerak menyerang lagi hendak menghantamnya.

Bahkan dalam kematiannya, mata Jiang Zhuqing masih terbuka lebar. Wajahnya melukiskan perasaan yang tidak terima itu.

"Pusaka yang ada di tubuhnya akan menjadi milikku, Tuan Salju Bergerak tidak akan keberatan, kan?" Dewa Saber Maut berkata kepada Tuan Salju Bergerak.

"Bawa semuanya." Tuan Salju Bergerak melambaikan tangannya. Beberapa saat kemudian, mayat Jiang Zhuqing terbang ke arah Dewa Saber Maut. Dewa Saber Maut tentu tidak sungkan dan langsung mengambil cincin ruang milik Jiang Zhuqing.

Sebagai pemimpin kekuatan puncak yang merupakan sebuah tanah keramat dari Provinsi Yun, berapa banyak pusaka yang dimiliki Jiang Zhuqing?

Serangan pedang dari Dewa Saber Maut itu sangat berharga. Dia berkali-kali lebih cerdas dibandingkan dengan para ahli beladiri yang mengidam-idamkan kota Qin Wentian. Begitu ia bertindak, ia berhasil mengambil seluruh kekayaan pusaka raja abadi.

Namun serangan saber itu membutuhkan kekuatan tekadnya, dan keberanian. Serangan seperti itu bertujuan untuk membunuh seorang raja abadi karena itu tentu harus berisi kekuatan yang memadai.

Dan hadiah yang didapat dari serangan saber itu, jauh melampaui imajinasi para penonton.

"Terimakasih banyak." Dewa Saber Maut mengangguk pada Tuan Salju Bergerak. Tidak ada yang tahu bahwa alasan sebenarnya ia bertindak untuk membunuh Jiang Zhuqing bukan karena pusaka di tubuhnya. Tapi tentu saja, ia tidak akan mengatakan apa pun untuk membantah pendapat orang tentang tujuannya itu.

Dari jauh, ada banyak ahli beladiri yang menyaksikan adegan itu. Namun, mereka tidak memperlihatkan wujud mereka sendiri. Dan mereka itu termasuk kekuatan besar yang memiliki anggota yang terbunuh di tangan Tuan Salju Bergerak sebelumnya.

Klan Jiang telah dihabisi, bagaimana mungkin mereka berani menunjukkan diri? Badai keributan yang disebabkan oleh Qin Wentian ini terlalu mengerikan.

Tidak peduli betapa lemahnya Klan Jiang, itu masih merupakan tanah keramat bagi pembuatan senjata. Tapi sekarang, klan yang besar itu telah musnah dalam sekejap, bagaimana mungkin dampak yang diciptakannya tidak besar?

"Kota ini harus tetap berada di sini. Bahkan jika kau menyerahkannya kepadanya sekarang, ia tidak memiliki cara untuk mengendalikannya untuk bisa meninggalkan tempat ini. Tunggu sampai ia menjadi lebih kuat lalu ia akan datang untuk membawanya pergi." Dewa Saber Maut berkata, ketika Tuan Salju Bergerak memandangnya dalam-dalam.

"Aku tidak punya dendam dengan Qin Wentian. Aku percaya bahkan jika aku membunuhnya, aku tidak akan bisa mendapatkan kota ini. Percayalah, aku tidak punya niat buruk." Dewa Saber Maut tersenyum, ia mengerti kekhawatiran Tuan Salju Bergerak.

"Tidak ada gunanya bagi siapa pun yang bernafsu memilikinya. Sembilan Lonceng Abadi telah sepenuhnya diciptakan dengan sempurna dan terhubung pada Qin Wentian. Bahkan jika seseorang mencari ingatannya dan mengambil nyawanya, mereka tidak akan dapat mengendalikan Kota Salju Bergerak. Qin Wentian adalah satu-satunya orang yang memenuhi syarat untuk itu. Jika ada orang di luar sana yang masih berani menginginkannya, aku tidak akan pernah mengampuninya." Tuan Salju Bergerak mengalihkan pandangannya ke cakrawala dan menatap para ahli beladiri yang berdiri di sana ketika suaranya terdengar menggelegar.

"Pemuda ini tidak jahat, aku akan menjaganya. Tuan Salju Bergerak, silakan pergi dengan tenang dan aku berani menjamin bahwa tidak ada orang lain yang berani bertindak semena-mena padanya. Jika kau tidak bisa mempercayai aku, silahkan bertanya pada Qin Wentian mengenai pendapatnya sendiri." Dewa Saber Maut berkata, ia kemudian mengirimkan pesan suaranya kepada Tuan Salju Bergerak, "Aku adalah teman seperguruan dari penerusmu. Biarkan ia mendapatkan kembali keinginannya, kau bisa bertanya padanya sendiri."

Mata Tuan Salju Bergerak mengerjap mendengarnya. Setelah itu, ia menutup matanya ketika sosoknya yang tinggi secara perlahan kembali normal. Raut wajahnya juga berubah ketika wajah Qin Wentian kembali muncul.

Mata Qin Wentian tertutup rapat. Tiba-tiba, ia mendengar suara yang berbicara kepadanya dalam benaknya ketika matanya terbuka. "Qin Wentian, pria itu berkata dia akan menjagamu. Apakah kau percaya padanya?"

"Apakah Senior adalah Tuan Salju Bergerak?" Hati Qin Wentian sedikit bergetar ketika menanyakannya.

"Iya, ini aku." Suara itu terdengar sekali lagi. Baru saat itulah Qin Wentian mengangkat kepalanya dan menatap Dewa Saber Maut. Rasa keakraban muncul, ia hanya melihat Dewa Saber Maut tersenyum padanya ketika merasakan hubungan di antara mereka. Qin Wentian lalu menjawab kepada Tuan Salju Bergerak, "Aku memiliki hubungan dengan pria itu, aku percaya padanya."

Orang itu tidak lain adalah seniornya dari Alam Langit Keramat dan seseorang yang berada di tingkat Raja Abadi. Qin Wentian tentu bersedia mempercayainya.

"Baik." Suara itu terdengar lagi, wajah Tuan Salju Bergerak muncul ketika rohnya mengambil alih. Ia menatap Dewa Saber Maut. "Aku akan melakukan seperti yang kau sarankan. Kota ini akan tetap berada di sini, ia bisa kembali untuk mengklaimnya begitu ia menerobos ke alam golongan abadi. Setelah itu, ia seharusnya sudah cukup kuat untuk memindahkan kota ini ke mana pun yang ia mau."

Saat suaranya terdengar, Tuan Salju Bergerak mengendalikan Kota Salju Bergerak itu dan membiarkannya turun ke tanah. Sesaat kemudian, Kota Salju Bergerak telah kembali ke lokasi aslinya. Sebuah ledakan menggelegar terdengar saat ia menimpa bumi dan pondasinya tertanam di dalamnya.

"Kota ini seperti sebuah kota pusaka harta karun." Para ahli bela diri itu dipenuhi dengan kecemburuan terhadap Qin Wentian. Betapa mengerikannya kekuatan Kota Salju Bergerak kuno itu? Setelah Qin Wentian bisa mengendalikannya sepenuhnya, itu sama saja dengan mengendalikan berbagai senjata dewa pada saat yang sama. Di masa depan ketika Qin Wentian menjadi sosok yang lebih kuat, ia bisa menggunakanya sebagai basis kekuatan, membangun sekte atau klannya. Seluruh kota ini seperti senjata dewa tertinggi dan berkali-kali lebih kuat dibandingkan dengan formasi pelindung klan dan sekte lainnya. Bahkan bagi kekuatan tingkat puncak dari Provinsi Yun, mereka juga dipenuhi dengan rasa iri terhadap Qin Wentian.

"Dia tentu akan mengerti hal ini." Dewa Saber Maut mengangguk.

Tuan Salju Bergerak berdiri di tanah, mengamati sekelilingnya. Kepingan-kepingan salju yang melayang-layang dari awan-awan itu terlihat indah, dan sedikit kerinduan terlihat berkedip di matanya.

"Pada akhirnya, tempat ini bukan lagi milikku." Tuan Salju Bergerak menghela nafas dan memancarkan perasaan yang tak tertandingi. Tubuh Pei Yu bergetar hebat. Ia menatap Tuan Salju Bergerak dan bertanya, "Apakah Tuan akan pergi?"

"Mhm, sudah waktunya aku pergi." Tuan Salju Bergerak mengangguk.

"Jika aku bersedia memberikan tubuhku sebagai wadah bagi jiwamu, apakah itu bisa membuatmu hidup kembali sehingga kau tidak perlu pergi dari sini lagi?" Mata Pei Yu berkaca-kaca. Gadis itu menatap Tuan Salju Bergerak saat air mata mulai mengalir dari matanya.

"Gadis bodoh." Tuan Salju Bergerak menghela nafas. Sebelumnya ketika keinginannya memasuki lautan kesadarannya, ia sudah merasakan emosi yang dimiliki gadis itu terhadap dirinya.

"Aku hanyalah seorang leluhur bodoh, mengapa kau juga merindukanku. Dunia ini begitu indah, kau harus menjalani hidupmu dengan indah dan menciptakan kenanganmu sendiri." Tuan Salju Bergerak tersenyum. Kepingan-kepingan salju yang melayang turun menjadi semakin berat ketika sosok Tuan Salju Bergerak berangsur-angsur berubah menjadi ilusi. Pei Yu hanya merasakan sakit yang begitu menyakitkan sehingga rasanya lebih buruk daripada kematian.

"Bong!" Lonceng-lonceng itu berdentang. Qin Wentian muncul di pusat Sembilan Lonceng Abadi, di tengah-tengah kepingan salju yang menari-nari di udara.

"Suara lonceng yang berdentang, apakah kau merindukan Dewi Giok lagi?" Pei Yu menengadahkan kepalanya, menatap butiran salju yang memenuhi udara. Salju itu sangat indah, semuanya merupakan air mata dari Tuan Salju Bergerak.

Qin Wentian merasa sangat lemah saat ini. Cahaya simbol-simbol rahasia yang tak terbatas yang terpancar darinya menghilang. Ukuran tubuhnya kembali normal, dan ketika ia berbalik dan menatap Pei Yu, ia ternyata merasakan rasa sakit yang samar setelah melihat gadis itu memancarkan rasa tidak rela di matanya.

"Pei Yu ... apakah dia jatuh cinta pada Tuan Salju Bergerak?" Sebuah pikiran aneh terlintas di benak Qin Wentian. Pei Yu selalu menyukai kisah antara Tuan Salju Bergerak dan Dewi Giok, dan dia terutama tersentuh oleh kedalaman emosi yang dimiliki Tuan Salju Bergerak. Tak disangka bahwa perasaan yang telah berakar di dalam hatinya sebelumnya ternyata akan bersemi dengan kemunculan Tuan Salju Bergerak.

"Apakah kau akan pergi bersamaku?" Dewa Saber Maut menatap Pei Yu. Saat itu, tempat ini jelas tidak cocok bagi Pei Yu untuk tetap tinggal. Terlalu berbahaya. Lagipula, ia telah membantu Tuan Salju Bergerak sebelumnya.

"Tidak. Aku ingin tinggal di sini untuk menemaninya." Pei Yu menggelengkan kepalanya. Ia menatap Qin Wentian, "Tuan Salju Bergerak meninggalkan kota ini untukmu dan kota ini memiliki kemampuan untuk terbang. Dia bilang kau hanya akan bisa mengendalikannya sepenuhnya setelah kau menerobos ke alam golongan abadi. Kau bisa kembali nanti untuk melakukannya."

"Mhm." Qin Wentian mengangguk. Ia memandang Pei Yu dan berkata, "Mari kita pergi bersama, akan sangat berbahaya bagimu jika kau tetap tinggal di sini."

"Tidak, terima kasih, aku sangat menyukai tempat ini." Pei Yu tersenyum. Ketika Qin Wentian melihat ekspresinya, ia tahu ia tidak akan pernah bisa meyakinkan gadis itu.

"Sebuah obsesi yang mendalam." Dewa Saber Maut menghela nafas. "Qin Wentian, ayo kita pergi."

Qin Wentian menatap Pei Yu, hanya untuk melihat gadis itu tersenyum padanya. Dia tak kuasa menahan rasa tidak berdaya dan hanya bisa mengangguk pada Dewa Saber Maut.

"Bagi mereka yang berani menyentuh kota ini, lebih baik kalian memikirkan konsekuensinya dengan jelas." Suara Dewa Saber Maut menggelegar ketika pergi bersama Qin Wentian dan Mu Yan untuk meninggalkan daerah itu.

Di angkasa, Qin Wentian mengintip ke bawah, menatap Pei Yu di kota yang dipenuhi dengan lika-liku dan pasang surut dari waktu ke waktu. Gadis itu terduduk diam di sana, menatap butiran salju yang jatuh dengan pandangan yang nanar. Akan seperti apakah takdirnya?!