webnovel

Sihir Pelindung Vallos Land

"Jadi seperti ini kekuatan Daksha? " Gumam Nero sembari berdecak kagum melihat sepak terjang Edgar di arena gladius dengan tubuh apinya. 

Vale sudah terkapar karena serangan bertubi-tubi dari Edgar, pertarungan selanjutnya adalah Edgar dengan Equis, tubuh Equis memang tampak lebih kecil dari Vale namun ia bisa mengimbangi gerakan cepat Edgar, Centaur muda itu tak segan menghunus tombaknya pada Edgar hingga membuat beberapa luka sayatan di pipi Edgar, tubuh Edgar memang terlindungi oleh baju besi tapi tidak dengan wajahnya, serangan demi serangan saling berbalas, suara dentang ujung tombak dan pedang juga terdengar riuh, centaur yang lain menyaksikan dengan wajah tegang karena rupanya Equis cukup tangguh meski Edgar menggunakan kekuatan sihirnya,karena hal itulah Nero mengetahui bahwa sebenarnya kekuatan Daksha dalam tubuh Edgar memang tak terlalu besar, iahanya tampak garang dengan kobaran api di tubuhnya dan gerakannya yang menjadi secepat kilat, pukulan Edgar juga menguat namun ia hanya bisa berada pada level kekuatan manusia, saat Edgar kelelahan kekuatan itu juga meredup, beruntungnya Equis berhasil di tumbangkan dengan satu pukulan terakhir Edgar sebelum pemuda itu turut tersungkur karena kelelahan.. 

Nero bergegas menghampiri Edgar, kemudian membuka baju besi pemuda itu, beberapa Centaur datang mendekat dengan cemas, " Apa terjadi sesuatu yang buruk?? " tanya salah satu centaur bernama Mannu. 

"Seharusnya tidak, kurasa dia hanya pingsan karena kelelahan, bawa dia ke tepi,aku akan membantunya memulihkan kekuatan, " Ujar Nero memberi perintah pada Mannu yang dengan sigap membopong tubuh pemuda itu keluar dari arena Gladius. 

Setelah berada di tempat yang cukup jauh dari arena pertarungan Nero mengeluarkan sebuah botol kayu, ia membantu meminumkan isi dari botol tersebut pada Edgar. 

Setelah beberapa menit berlalu pemuda itu mulai mengerjapkan matanya, Edgar berusaha mengumpulkan kesadarannya, matanya menatap ke arah Nero yang tengah memperhatikannya. 

"Apa yang terjadi? Apa aku memenangkan pertarungannya?? " Tanya Edgar segera bangkit dari posisi berbaringnya. 

"Ya kau memenangkannya, latihan sudah selesai, bersiaplah untuk kembali ke Valdom, " Terang Nero sembari menyimpan kembali botol kayu yang ia bawa. 

"Tapi bagaimana kondisi Vale dan Equis, apa mereka baik-baik saja? " tanya Edgar lagi teringat pada lawan bertarungnya. 

"Mereka akan segera baik-baik saja setelah kembali ke Valdom dan mendapat perawatan, " Ujar Nero yang tak menenangkan Edgar sama sekali. 

"Apa maksudmu segera membaik?! Aku akan melihat kondisi mereka, " Edgar bergegas menuju kerumunan para Centaur yang tengah bersiap membawa Vale dan Equis kembali ke Valdom. 

"Bisakah aku melihat kondisi mereka? " Ucap Edgar membuat para centaur beralih menatapnya yang terlihat kecil di antara para pria bertubuh kuda itu. 

"Tenanglah,tuan Daksha,kami akan segera pulih, jangan cemas tuan, " Ucap Vale yang tengah dipapah oleh centaur lainnya begitu pula dengan Equis. 

"Ya, Vale benar,kami pasti sudah bisa berlatih lagi besok, " Imbuh Equis. 

"Begitukah? Tapi luka kalian bukanlah luka ringan, " Ujar Edgar yang masih merasa bersalah. 

"Hahaha.. Tenang saja Vallos land memiliki daun vanilla yang ajaib, selama bukan darah hydra yang menyentuh kami maka kami pasti akan tetap hidup, kau tahu centaur termasuk ras terkuat," Ucap Centaur lainnya setengah berbisik. 

"Baiklah kalau begitu, segeralah kembali ke Valdom dan dapatkan perawatan untuk luka kalian, aku benar-benar minta maaf untuk semua luka itu, " Ujar Edgar yang justru memancing gelak tawa. 

"Wahh… dia benar-benar ksatria dia bahkan meminta maaf, ini hanya latihan tuan Daksha jangan dipikirkan, ngomong-ngomong anda juga harus beristirahat dengan segera tuan ksatria, " Ucap Equis sebelum berlalu bersama para centaur lainnya meninggalkan Arena Gladius. 

"Nero, aku masih merasa tak yakin dengan apa yang terjadi pada tubuhku saat bertarung dengan Vale dan Equis, " Ujar Edgar bingung dengan dirinya sendiri. 

"Itulah kekuatan sihir Daksha,kau mendapat nama itu bukan tanpa arti, Daksha memiliki arti raga atau tubuh sama seperti sihirmu yang menyebar ke seluruh tubuhmu tak berbeda jauh dengan kedua temanmu Aksa dan Maddah mereka memiliki sihir di bagian tertentu saja seperti nama mereka, " Terang Nero. 

"Tapi perasaan aneh itu masih sulit kuterima, aku melihat api berkobar dari kulitku namun tak ada rasa panas sedikitpun yang kurasakan saat itu terjadi," Ujar Edgar. 

"Itu karena tubuhmu adalah wadah yang cocok untuk sihir Daksha jika tidak aku yakin kau sudah terbakar menjadi abu, " Jawab Nero. 

"Wadah? " 

"Ya, sihir selalu mencari tempat yang cocok untuk mereka tempati, tidak semua bisa menjadi wadah untuk kekuatan sihir jika tempatnya tak sesuai maka kekuatan sihir bisa membunuh si pemilik tubuh, itulah mengapa banyak sihir akan memilih wadah mereka sendiri meski mereka bisa dipelajari dan dikuasai oleh siapapun namun apabila tidak tepat maka hanya akan membawa celaka," Sambung Nero lagi. 

"Aku mengerti, " Timpal Edgar. 

"Bersihkan dirimu di telaga sanctuary sebelum kau kembali ke Valdom setidaknya agar tubuhmu tak merasa nyeri akibat pertarungan hari ini, " Titah Nero, sementqraEsgar hanya mengangguk. . 

Edgar segera menuju ke telaga sanctuary yang tenang ia menatap air jernih itu lama melihat bayangan dirinya sendiri yang mendapat beberapa luka di bagian wajah meski tak begitu parah. 

"Takdir macam apa ini sebenarnya, " Gumam pemuda itu. 

"Tentu takdir yang hebat," Sahut Nero yang spontan mendorong tubuh Wdgar kedalam telaga. 

Air yang terasa hangat terasa sangat menenangkan terutama saat menyentuh beberapa luka pada tubuh pemuda itu, mendadak luka sayatan menghilang, tak ada rasa pedih atau nyeri sedikitpun, melihat kejadian ajaib itu Edgar tanpa ragu menenggelamkan wajahnya ke dalam air dan seluruh luka di wajahnya lenyap begitu saja. 

"Lukanya menghilang?!! " Edgar terkejut untuk kesekian kalinya. 

"Begitulah kekuatan air di telaga ini, " Ujqr Nero yang juga sudah berendam di telaga itu. 

Namun tiba-tiba air terasa bergetar, " Cepat selesaikan mandimu dan kembali ke Valdom mereka datang, " Kalimat Nero mengundang pertanyaan dalam diri Edgar. 

"Siapa mereka? " tanya Edgar

"Roh penyiksa Thormen, "

Tanpa membuang waktu Edgar segera naik ke tepian sementara Nero menempelkan ujung kakinya ke atas permukaan air, seketika telaga sanctuary menghilang,

 " Kemana telaganya?"

"Aku menyembunyikannya sementara, cepat masuk ke Valdom!!! " Edgar segera berlari menuju ke Valdom milik Nero, disaat Neri sudah memastikan Edgar masuk kedalam Valdom, Neromengentakkan kakinya ke tanah sebanyak 2 kali kemudian semua Valdom menghilang, semua pohon tampak biasa tak ada pintu dan jendela seperti saat menjadi Valdom, Edgar Tak henti tercengang menyaksikan pemandangan itu, semua menjadi sunyi seketika, bahkanNero menghilang. 

"Kemana semuanya pergi? Nero? Nero? Dimana kau? "Ucap Edgar mencoba mencari di dalam Valdom tersebut, " Mungkinkah dia masih di luar? " Ujar aedgar dengan dugaannya, namun pemuda itu hendak keluar mencari Nero pintunya mendadak turut menghilang.