Kejadian janggal yang sering dialami Dendi sedari kecil, membuat kepekaannya terhadap sekitar lebih sensitif. Seringkali dianggap gangguan jiwa oleh teman-temannya tak membuat dendi angkara murka. Ia tetap biasa saja menanggapi hal tersebut dengan senyum.
Karena Ayahnya praktisi spiritual, dendi banyak mengalami hal-hal diluar nalar. Yang kadang, tak bisa dibuktikan dengan mata telanjang atau direkam sebagai bukti otentik. Karena bergelut dengan lelembut, tak semua orang bisa melihat yang seperti itu. Tak semua pula yang percaya akan hal-hal aneh diluar logika.
Lebih spesifik berkecimpung di dunia ghaib seperti halnya Jin. Memang tak harus ditelan mentah-mentah. Karena hakekatnya, jin tidak bisa dipercaya dan seringkali ingkar.
Mereka adalah tipu daya bagi yang sangat berputus asa,
Mereka berikrar sampai kiamat untuk mengganggu serta menjerumuskan manusia menjadi ingkar dan keluar jauh dari keyakinan yang manusia itu miliki. Dan yang seperti itu adalah sensitif. Jadi, dendi tak mau memamerkan kepekaannya pada orang lain, meski sering tertangkap mata sedang bicara sendiri tanpa adanya lawan bicara.
Bahkan ia takut, kalau sewaktu-waktu hal tersebut jadi bumerang bagi dirinya dan orang-orang tersekatnya. Dan, semenjak rasa itu muncul, dendi bertekad untuk mempelajari hal tersebut pada ayahnya selaku praktisi spiritual. Tujuannya untuk menolong keluarga dan dirinya sendiri ketika datang gangguan ghaib.