"Kali ini dengan misi tuk menyatukan kekuatan iblis demi merusak pikiran"
*Lanjutan episode 2:
.
Cikal bakalnya memang sudah bakat terpendam,
Sungguh ngilu, mungkin nuraninya sudah makin kadaluarsa.
Dan makin tertutup rasionalnya,
Sungguh kemashuran realita yang mencuil bola mata. Para pemburu hantu sampai tak mampu, membasmi iblis yang makin menyatu dengan darah.
Seluruh anggota tubuh menjadi tak bergairah. Maksudku, tak bergairah sesuai porosnya. Dan bersamaan dengan keingintahuan terhadap hal unik yang melawan arah. Alangkah lucunya fakta yang dipertontonkan.
Alih-alih depresi, orang itu tergabung dalam sekelompok kaum.
Yang anggotanya saling melengkapi birahi masing-masing. Tak cukup sekedar pamer kemesraan, mereka membuat panggungnya sendiri. Yang malah dipersilahkan oleh pemikir yang singit. Mereka berkoordinasi mencari tempat-tempat yang tersedia, atau bahkan disediakan penyelenggara.
Jika waktunya tampil di depan mata, perut rasanya ingin memuntahkan sisa-sia ampas makanan tak berguna di atas meja mereka.
Rasanya ingin memuntahkan sisa-sia ampas makanan tak berguna di atas meja mereka.