webnovel

It's Hazard Time

13/3/16

00:00

Hmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm.

Jadi ada kini ada juga para orang-orang yang sudah terinfeksi dengan elixir sepertiku.

Rasanya memang amat sangat menyakitkan sekali karena setiap bergerak ada sensasi panas yang mengalir di dalam saluran darah.

Tetapi yang paling menyakitkan adalah bagian jantung yang amat sangat panas hingga berteriak sekalipun tidak akan bisa menghilangkan rasa sakit itu.

"Pelepasan semua limiter Crossdriver sudah diselesaikan, hai, saatnya terbangun karena sepertinya tidurmu amat sangat pulas sekali." Bisa terdengar suara serius dengan nada yang amat pelan.

Hingga kuhela nafas sembari mengangkat kepalaku dari atas meja sembari menguap dengan lebar.

Lalu kubuka kedua mataku yang di sekitar terlihat adanya keberadaan dari orang-orang berseragam serba kelabu dengan mereka yang terlihat memiliki kristal hitam di sekitar wajah dan tangan mereka.

"Jadi, kau menggunakan energi yang diciptakan dari reaktor fusi nuklir yang diubah dengan bio-converter untuk menjadi energi yang bisa diterima tubuhmu yang fungsinya sama seperti memberi makanan ke tubuhmu agar bisa bergerak tanpa menyebabkan sensasi kesakitan karena tidak bisa menggunakan sihir di tubuhmu. Agen Cross." Bisa terdengar suara dari sebelah yang amat sangat serius.

Hingga aku pun memalingkan pandangan ke sebelah kananku, yang terdapatnya keberadaan dari seorang berambut hitam dengan mata merah yang mengenakan setelan hitam.

Sosok itu hanya memandangiku dengan memasang wajah yang amat sangat amat serius.

"Grand Administrator, apa yang kau lakukan di fasilitas labolatorium penelitian pribadiku?" Tanyaku dengan nada kebingungan.

"Bukan fasilitas labolatorium pribadi dari Noctrune Research Institute, tetapi Univercity Research Center. Tempat ini merupakan satu-satunya tempat yang memiliki sertifikasi untuk melakukan riset terkait elixir yang paling maju, yang diketahui publik." Jawab sosok itu dengan nada serius.

Sementara aku pun hanya menghela nafas sembari mengangguk-angguk. Lalu aku pun beranjak dari tempat duduk sembari berjalan meninggalkan meja kerja itu.

"Tunggu dulu, mohon jangan lupakan CrossDriver," Bisa terdengar suara dari beliau dengan nada serius.

Yang suara itu pun kuabaikan sembari mendapati melanjutkan perjalanan menyusuri area ini dengan rasa kantuk yang kuat.

"Jadi sudah mengantuk rupanya, tenang saja karena sejauh ini tidak ada bahaya dalam radius 100 meter." Bisa terdengar suara yang amat sangat serius dari pergelangan tanganku.

Entah mengapa tangan kananku terasa berat sekali, yang membuatku menghela nafas panjang sembari menghentikan langkahku. Lalu kuangkat ke wajahku yang terdapat sabuk hitam tadi dengan terlihat layar di tengahnya yang menyala dengan ekspresi -_-.

Sepertinya untuk besok aku harus beristirahat, jadi cuti untuk besok.

"Tidak perlu cuti, aku hanya tersadar karena para protogenitor sudah melewati parameter fase 3 yang sudah kau pasang. Cepatlah bangun karena kini Chimerach unit sudah diambil oleh putri Jeanne." Bisa terdengar suara dari sabuk itu dengan nada serius.

"Kau bilang Chimerarch, gawat, itu kan percobaanku yang mencoba menyalin teknologi chimera di perang suci terakhir. Unit itu berbahaya jika sampai jatuh ke tangan yang salah." Balasku dengan nada yang amat sangat datar dan membosankan.

"Reaksimu kenapa datar sekali jika situasi ini segawat ini!" Balas sabuk itu dengan nada serius.

"Maaf, aku baru bisa tertidur empat jam, jadi fungsi kognitifku masih mencoba pulih. Tetapi kurasa fungsi kecerdasan buatan aku tidak pernah menciptakannya di sabuk ini karena C.R.O.S.S adalah sistem operasional komputer sederhana saja." Responku dengan nada tenang.

"Aku menyempurnakan diriku dengan data pertarungan yang diterima dari saat kau menggunakan zirah itu. Segalanya, rasa sakit, ketakutan, kebencian, rasa senang, dan perasaanmu. Aku memilikinya, jadi lebih baik kita pergi ke lokasi sekarang." Ucap suara di sabuk itu dengan nada serius.

Sementara di sisi lain aku pun hanya mengangguk beberapa kali dengan perlahan ada aliran energi pelan yang keluar dari penjuru tubuhku yang disusul dengan munculnya portal putih di depan yang terhubung ke sebuah area taman yang dipenuhi dengan keramaian orang berseragam serba putih.

Kulewati portal itu secara perlahan dengan wajah mengantuk yang di sekitar bisa terlihat area bangunan putih dengan tinggi sekitar dua lantai terlihat mengalami kerusakan berat dengan jalanan yang ditutup dengan mobil mewah.

Dengan di sekitar trotoar terdapat para orang dewasa yang memasang wajah kesal ke satu titik, yaitu di belakangku yang bisa kurasakan emosi negatif yang kuat sekali.

"Mohon hentikan itu, adikku, putri Jeanne. Ini adalah pengorbanan yang dibutuhkan untuk melanjutkan kesucian kita semua para darah murni, mereka itu tidak ada di dalam rencana suci yang telah disetujui kemanusiaan dan juga penyihir saat perang suci terakhir," Bisa terdengar suara yang amat sangat serius dari belakang.

"Mereka itu adalah jiwa tidak bersalah, mereka bahkan belum bisa untuk mengangkat pedang dan kau mengorbankan mereka demi kesucian kita!" Balas seorang perempuan dengan nada serius.

"Sesuai dengan tradisi yang berlaku di elsyium, jika kau berani melukaiku sama saja kau akan kehilangan kebangsawananmu. Mohon perhatikanlah sikapmu!" Balas pria tersebut dengan nada serius,

Sementara di sisi lain kupalingkan pandangan ke arah jam 6 dengan portal itu yang menghilang dan menunjukan adanya sekitar 50 anak kecil yang dirantai di tengah jalan dengan adanya 6 orang dewasa berpakaian serba putih dengan pistol yang ada di tangan mereka.

Dengan di sekitar trotoar itu terdapat para wartawan dengan kamera yang meliput ke arah seorang pria berambut pirang dengan seragam serba putih yang bersama dengan seorang berpakaian ketat dengan helm yang bertanduk satu yang memiliki kaca hijau gelap dengan sepasang lensa besar di baliknya yang berwarna merah.

Keduanya terlihat meluruskan pandangan ke arah perempuan bergaun putih dengan tinggi sepantaranku yang rambutnya diurai ke belakang sembari dirinya yang mengarahkan pedang ke arah mereka dari jarak yang cukup dekat. Yaitu 5 meter.

Sebelum pandangan kedua sosok tersebut yang tertuju ke arahku dengan pria berambut pirang keemasan itu hanya memasang wajah terkejut yang perlahan berubah menjadi senyuman kecil di wajahnya.

"Lihatlah itu baik-baik, pengorbanan yang selama ini menolak memenuhi tugasnya sudah datang juga. Si Aneh 391-100, jadi kau datang juga untuk menjadikan dirimu tumbal untuk kesucian para penyihir. Dengan senang hati, diriku, pangeran mahkota durandael akan membelah dadamu dan memberikan jantungmu kepada langit suci unitopia." Ucap pria tersebut dengan nada yang amat sangat lantang yang rasanya tidak asing sekali.

"Pangeran Durandael, yang mencoba memperkosa Putri Anastasia di genosida benua selatan lima tahun yang lalu. Biar kutebak, apakah kau tengah mencoba menumbalkanku dan anak-anak itu untuk memperbesar alat kelaminmu yang hanya berukuran 1 Cm?" Tanyaku dengan nada yang amat sangat tenang.

Sementara itu bisa terlihat dirinya yang hanya terdiam yang kugunakan kesempatan itu untuk menempelkan sabuk tersebut di pinggangku.

"Mohon jaga mulutmu, wahai Si aneh 391-100, kau hanyalah tumbal untukku sehingga kau tidak layak berbicara denganku." Ucap sosok tersebut dengan nada serius.

"Wah, dia marah, jadi benar jika alat kelaminmu itu memang sekecil itu. Bahkan para perempuan pun akan jauh lebih puas apabila melakukannya sendiri dengan jari mereka, tidak, kurasa ini akan menjadi pangsa pasar yang bagus untuk berjualan dildo untuk para perempuan." Balasku dengan nada tenang.

"DIAMLAH KAU, WAHAI SI ANEH 391-100! ATAU KAU AKAN MATI DI TANGANKU DENGAN CARA YANG MENYAKITKAN!" Ucap sosok tersebut dengan nada yang amat sangat serius.

Sementara di sisi lain terlihat sosok berpakaian ketat merah itu hanya memandangiku dengan mata merahnya yang bersinar.

"Jadi inilah tumbal yang selama ini kalian tidak bisa persembahkan untuk langit suci unitopia, jika begitu ia akan kuurus!" Balas sosok itu dengan nada tenang.

Yang bisa kurasakan perlahan tubuhku dikelilingi dengan energi keemasan yang dari balik sana terdapat keberadaan sosok humanoid hitam yang punggungnya tersambug dengan sebuah struktur seperti tali yang bergerak mendekatiku.

Jadi, mereka memang ada hubungannya dengan mahluk yang muncul di labolatorium tadi siang.

Hingga kuhela nafas sembari meraih ke balik jaket yang kukenakan dan mengeluarkan alat tersebut sembari menekan tombolnya sekali.

[Max Hazard On!]

Dengan benda tersebut kuletakan ke bagian kanan dari sabuk ini.

Dan terlihat pancaran energi keemasan di sekitarku berubah menjadi kristal keemasan bersama dengan siluet orang-orang tersebut yang juga menjadi energi keputihan sebelum semua struktur itu dipenuhi dengan retakan.

"Tidak mungkin, dia bisa menghentikan para Grifteran hanya dengan kekuatannya. Pantas saja kalian tidak bisa mempersembahkan jiwanya kepada langit suci unitopia." Ucap sosok tersebut dengan nada yang antusias dengan tawa kecil di akhir perkataannya.

"Transmorph!"

[Loneliness, Sadness, Hopeless, Darkness.

Open The inverse.

Dark Side!

Light Side!

Crossing All side!]

Bersamaan dengan terdengarnya suara tersebut tubuhku pun terbalut dalam kegelapan selama beberapa saat sebelum akhirnya pandanganku kembali pulih.

Dengan sosok tersebut yang menghilang dan dalam sekejap berada di hadapanku yang tangan kanannya dipenuhi dengan sinar keemasan yang diarahkan ke kepalaku.

Secara relfeks kuarahkan tangan kiriku untuk meraih pergelangan tangannya dengan sekuat tenaga.

"Kau pikir hanya dengan menangkap tanganku membuatmu jauh lebih kuat dariku, dasar tumbal rendahan. Sadarlah jika kekuatan sihir kalian jauh lebih lemah dan tidak akan bisa melukaiku." Ucap sosok tersebut dengan suara arogan.

"Kekuatan sihirku memang amat sangat lemah, tetapi bukan berarti aku akan menyerah. Demi bahan makanan segar yang sudah kau hancurkan tadi siang, akan kuhancurkan dirimu dan rekan-rekanmu karena berani mengganggu kehidupanku yang membosankan." Balasku dengan nada serius.

Sembari kutekan tombol itu sekali.

[Max Hazard On!]

Yang bisa kurasakan adanya aliran energi kuat yang mengalir dari tubuhku yang perlahan kukonsentrasikan ke tangan kiriku dengan adanya petir putih yang mengalir ke tubuh sosok tersebut selama beberapa detik hingga tubuhnya terlihat kehilangan keseimbangan.

"Jadi, kau menggunakan manipulasi energi yang sama sepertiku Menarik sekali, tetapi bukan berarti kaulah satu-satunya yang bisa melakukannya di sini!" Ucap sosok tersebut dengan nada penasaran,

Dengan dirinya yang mengarahkan tangan kirinya yang diarahkan ke dadaku sebelum tubuhku terpental sekitar 4 meter hingga terguling di atas aspal.

Yang lalu kutegakan badanku sembari menekan tombol itu lagi beberapa kali.

[Max Hazard On!

Over Flow!]

Lalu kuhela nafas panjang sembari menekan benda itu ke dalam sekali.

[Crossing Charge!]

Yang bisa kurasakan aliran energi yang amat sangat kuat hingga membuat tubuhku terasa perih sekali. Namun kutahan rasa sakit ini sembari mengarahkan tanganku ke depan dengan tubuh dari sosok itu pun terbalut dalam kristal keputihan yang muncul dari penjuru tubuhnya.

Lalu bisa kurasakan tubuhku yang mengeluarkan energi hitam yang amat sangat besar yang semuanya kukonsentrasikan ke kedua langkah kakiku sembari kuambil beberapa langkah sebelum melompat ke udara.

Dan di sisi lain bisa terlihat dari punggungku ada energi keputihan yang membuatku melesat ke tubuh sosok itu.

Sebelum kedua kakiku menghantam bagian dadanya hingga ia terpental sekitar 10 meter. Sembari aku pun hanya mendarat di atas aspal dengan kedua kakiku, lalu kuluruskan pandangan ke tubuh tersebut yang kristalnya semakin menghitam sebelum terjadi ledakan besar yang membuat getaran yang kuat sekali dengan asap hitam yang menyebar ke sekitar.

"Menarik sekali, Tumbal yang berbahaya sekali karena jika tidak berhati-hati mungkin aku sudah mati tadi! Jadi kau menggunakan kekuatan dari para hewan buas sepertiku." Bisa terdengar suara sosok tersebut dengan nada serius.

Dengan di sisi lain asap hitam itu pun perlahan menyebar ke sekitar yang terdapat mahluk itu yang dikelilingi ular kobra berwarna cokelat kemerahan dengan mata biru.

Ular itu pun perlahan mengangkat kepalanya ke udara sembari meluruskan pandangan ke arahku sementara di sisi lain bsia kulihat naga bertubuh logam hitam dengan mata putih yang memandanginya dengan keduanya yang saling menunjukan taringnya.

"Masih hidup, jika begitu ia berada di skala penghancur kota atau dunia!" Ucapku dengan nada tenang.

Sementara sosok itu hanya terlihat meluruskan pandangannya ke arahku yang mata merahnya semakin berubah menjadi ke keemasan.

"Si Aneh 391-100, kau harus mengalah karena kau akan membuat langit suci unitopia marah dan akan merenggut keabadian kami semua para penyihir!" Ucap sosok pangeran durandael dengan nada serius.

Namun, kuambil kuda-kuda dengan sosok itu yang mengaliri kedua tangannya dengan energi merah gelap.

"Jadi, kalianlah yang selama ini memberikan kekuatan kepada para penyihir. Wahai para tamu tak diundang dari dimensi lain." Bisa terdengar suara yang amat sangat serius dari seorang pria dengan nada berat.

Yang dari sisi kananku bisa terlihat sosok pria dengan tinggi 190 cm dengan rambut hitam panjang yang mengenakan jaket cokelat gelap dan juga kaus hitam dengan syal berwarna hitam yang memegang sebuah buku berwarna hitam berjudul [Chronicle of Noctrune] di tangan kirinya.

"Buku itu, buku takdir. Buku itu seharusnya diserahkan kepada kami!" Ucap sosok mahluk berpakaian ketat merah itu dengan nada serius.

"Jika kau mau memilikinya maka kau harus menaklukan bumi dulu, wahai tamu yang tidak diundang." Ucap sosok tersebut dengan nada serius.

"Jadi, kau mau menyatakan perang dengan kami semua. Jika itu yang kalian minta maka akan kuberikan itu." Respon sosok tersebut dengan nada yang amat sangat serius.

Sementara sosok itu terlihat hanya memasang wajah serius sembari membuka bukunya dan memasang wajah serius.

"Jadi, anda sudah terbangun rupanya, yang mulia Deharm Milford. Nampaknya untuk beberapa saat ke depan anda akan sibuk untuk membasmi para pengacau keseimbangan itu!" Ucap sosok tersebut dengan nada serius.

Siapa orang ini?

Namun tubuhku terasa lemas sekali sebelum tubuhku kehilangan keseimbangan dan pandanganku menggelap.