Salsa hanya diam menatap Devid bingung. Tadi ia marah-marah sekarang berubah baik. Bahkan tiba-tiba ia mengangkatnya entah mau membawa pergi kamana.
" Kamu mau membawaku kemana?" Tanya Salsa dengan nada keras.
Devid masih tetap berjalan tak menggubris bentakan Salsa.
" Turunkan aku, otak mesum turunkan aku" salsa memukul dada Devid dengan ke dua tangannya berkali-kali.
Devid hanya diam membawa Salsa masuk ke dalam kamarnya. Ia meletakkan salsa duduk di ranjangnya. Tanpa seuntai keluar dari mulutnya. Bahkan ia terima begitu saja Salsa memukulinya.
Devid tiba-tiba duduk jongkok di depannya dengan tangan memegang kakinya,
" Jangan sentuh kaki ku" Teriak Salsa mencoba menepis tangan Devid.
" Udah Kamu diam dan tahan" Ucap Devid singkat tanpa ekspresi sedikitpun di wajahnya. Dia benar-benar sangat dingin kali ini.
" Awas saja kamu berani menyentuhku, akan aku buwat telurmu benar-benar pecah" ucap Salsa dengan nada mengacam, matanya melebar seketika memadang ke arah Devid.
Devid nendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Salsa. Wanita itu terbungkam seketika mengedip-ngedipkan matanya yang terasa sangat gugup dengan badan agak condong ke belakang.
Hembusan napas berat mereka saling berpacu dalam irama yang sama dan dalam satu tatapan yang sama.
" Kamu bisa diam gak" bisik Devid memegang belakang leher salsa dengan helaian rambut yang nyangkut di tangannya.
Salsa spontan mendorong tubuh Devid menjauh darinya. Ia sangat gugup memandang wajah Devid dari jarak sangat dekat.
Salsa terpaksa hanya diam melihat apa yang akan di lakukan Devid dengan kakinya. Namun kini ia lebis waspada, karena ia tak mau jika Devid bertindak mesum lagi padanya.
Devid jongkok kembali dan mulai menarik-narik kaki Salsa yang terkilir hingga mengeluarkan bunyi seakan mau patah.
" Kamu apakan kakiku?. Omg kakiku patah. Kamu harus tanggung jawab" cerocos Salsa tak hentinya. Dengan ekspresi yang sangat lucu.
Tanpa banyak bicara ladenin cerocos salsa seperti petasan yang membuat telinganya merasa ingin pecah. Devid menarik tangan Salsa untuk berdiri.
" patah gak kakimu" Ucap Devid.
Salsa terdiam dalam hati ia merasa malu telah bilang kakinya patah. Dan tenyata kakinya baik-baik saja, bahkan kini sudah semakin membaik. Ia memutar matanya seakan malas mau mengucap kata terima kasih pada lelaki mesum di depanya itu.
Salsa mencoba membuat jalan ke depan balik lagi ke belakang hingga hampir 5x. Membuat Devid pusing menatap Salsa.
" Sudah sekarang gak usah banyak alasan, cepat bersihkan kamarku" Ucap Devid beranjak pergi tanpa mendengar jawaban dari Salsa.
" enak aja aku gak mau" Teriak salsa. Namun tak di gubris oleh Devid. Ia beranjak pergi menuju kamarnya. Untuk bersiap pergi ke kantor dan sekalian bertemu dengan Dea dan menjelaskan semuanya padanya. Kali ini ia tak mau kehilangan Dea gara-gara gadis kecil bersamanya itu.
Devid berdengus kesal seolah dalam hati terus bertanya. Kenapa dulu ia terbohongi dengan penampilannya gadis itu yang terlihat polos di luar. Menikah dengannya bukan menjadi membuat masalah selesai. Tetapi membuat masalah baru dalam kehidupannya.
Salsa yang pertama terlihat polos, kini semakin hari dekat dengannya ia semakin berani menentang, melawan bahkan sangat berani mengancamnya. Benar-benar hal bodoh yang membuat ia menikah pura-pura dengan gadis kecil itu.
Namun ia juga harus pertahankan hubungan pernikahan itu hingga berkahirnya perjanjian. Setelah itu semua selesai . Ia sudah mendapatkankan apa yang ia inginkan makan Dia akan menikah dengan wanita yang ia cintai sejak lama. Dan memulai hubungan baru dan bahagia dengannya.
Devid berjalan masuk ke dalam kamarnya. Menuju kamar Mandi. Kali ini ia gak mau telat datang ke kantor. Karena Dea yang menjabat sebagai sekertaris pribadinya pasti datang lebih awal dan menunggunya. Devis memang sengaja Dea menjadi sekertarisnya agar ia bisa selaku dekat dengannya bahkan setiap detik dan waktu.
Devid merendam kan tubuhnya dalam bathup besar berisikan penuh dengan air hangat. Ia menyandarkan kepalanya ke belakang.
" Benar-benar hari yang gila bersama gadis itu" Gumam Devid perlahan memejamkan matanya sejenak.
Kringg... kring...
Kring...kring...
Bunyi ponsel Devid hingga 2x membuat ia membuka matanya dan meraih ponselnya yang memang berada di belakangnya.
Sebuah alarm pemberitahuan jika ada Meeting jam 9 pagi bersama Clien dari Canada.
Devid selalu membuat peringatan di ponselnya jika ada hal penting yang akan ia lakukan kedepannya. Agar semua terjadwal, tersusun rapi setiap rencananya. Dan tidak bentrok dengan jadwal lain. Dan Devid pribadi yang tegas, suka penyusunan jadwal kegiatan kantor yang teratur. Dan lagi ia di kenal sebagai pribadi yang ramah di kalangan klient dan pegawainya.
Hanya dengan bersama keluarganya dan salsa raut wajah dinginnya nampak seakan membekukan tubuh mereka. Membuat mereka tak berkutik dengan semua keputusan yang ia ambil.
Devid beranjak dari bathup meraih handuk putih seperti baju di depanya. Ia segera memakai menutupi tubuhnya, lalu menalinya rapat, berjalan keluar menuju dengan rambut yang masih basah.
Langkah Devid terdiam melihat salsa membersihkan kamarnya dengan terus berdecak kesal padanya.
" Dasar lelaki mesum, awas saja jika nanti aku ketemu kanu aku pukul dengan gagang pel ini" gerutu Salsa. Dengan tangan masih melanjut ngepel kamar Devid.
Devid berdiri di depan kamar mandi terdiam menatap Salsa. Bahkan ia tak hentinya menyalahkan Devid, menghina Devid tanpa sadar lelaki yang ia sebutkan ada di belakangnya.
Salsa berjalan untuk merapikan kamar Devid dengan terus bergumam tak hentinya.
" Kenapa aku jadi seperti pembantu"
" Aku harus balas semuanya" Gumam salsa mengangkat selimut tebal milik Devid. Tanpa sadar Devid melangkahkan kakinya berjalan mendekatinya. Lelaki itu berdiri tepat di belakang Salsa.
" Mau balas pakai apa" Bisik Devid. Seketika membuat bulu kuduk Salsa berdiri . Hembusan nafas beratnya terlintas di leher Salsa. Membuat ia geli dengan hidung mancung Devid yang menempel di belakang lehernya.
Wajah salsa kini berubah menegang, ia membalikkan badanya tersenyum tipis menatap Devid sudah berdiri di belakangnya.
" hehe.. kamu ada di belakangku sejak kapan" Tanya Salsa dengan senyum tipis menahan rasa takut.
Tatapannya sangat tajam berjalan maju memojokan salsa ke ranjangnya. Hingga ia terjatuh di ranjang empuk Devid. Devid menjatuhkan tubuhnya tepat di depan Salsa namun ia menyangga tubuhnya dengan ke dua tanganya.
" Apa yang akan kamu lakukan" Ucap salsa mencoba membela diri.
Devid menarik kancing baju Salsa membuatnya copot dan menggelinding ke lantai entah kemana.
" Jangan berani memegangku. Aku tak akan segan-segan menendangmu lagi" Ucap salsa ia mencoba menghindar dari tatapan kotor Devid padanya.
Devid terdiam mendekatkan wajahnya. Seakan ia akan berbuwat sesuatu dengannya. Melihat salsa menutup matanya, Ia tiba-tiba tertawa kecil.
" kenapa kamu menutup matamu" Ucap Devid yang masih tak berhenti tertawa.
Devid beranjak berdiri, dan masih tertawa melihat espresi salsa
Salsa seketika membuka matanya, ia menatap tajam ke arah Devid. Kamu mau kerjain aku. Baiklah aku akan kerjain balik kamu nanti.