webnovel

Menikah tapi benci

"Jangan karena orangtuaku berhutang budi padamu, aku tidak bisa menghancurkan hidupmu! Sebaiknya kamu tolak lamaran ini jika kamu tidak ingin hidup menderita!" Ancaman itu terdengar jauh lebih menyakitkan karena terucap dari mulut cinta pertamaku. Tapi aku sudah bukan lagi gadis polos yang bodoh, "Lakukan saja, setidaknya aku bisa mendapatkan setengah harta mu saat kita bercerai nanti." Aku mendengar dia menggeram, aku yakin dia sedang mengeratkan rahangnya sekarang. "Katakan berapa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya sekarang juga tapi setelah itu menghilang lah dari kehidupan ku!" Aku tersenyum, aku yakin dia akan segera meledak sekarang juga melihat wajahnya yang memerah menahan amarah. "Aku mau semuanya..." "Apa maksudmu?" "Semua hartamu sekarang juga jika kamu ingin aku menghilang dari hidup mu jadi cepatlah hubungi notaris karena lima belas menit lagi aku akan menemui ibu mu dan menerima lamarannya!" *** Laura Milanov bosan hidup dalam situasi pemain figuran yang tidak berarti dan tersingkirkan. Keluarganya, pertemanannya bahkan kisah cintanya selalu mengecewakannya. Ia muak ketika cinta pertamanya Dimas Dirgantara lebih memilih sahabatnya Wendy karena dia lebih cantik sehingga Laura sempat berpikir untuk bunuh diri. Tapi patah hati pada kehidupan yang selalu mengkhianatinya membuatnya menjadi keras dan mencari jalan lain untuk membalas setiap hal tidak adil yang pernah ia alami. Laura diam-diam bekerja di perusahaan milik orangtua Dimas dan mengambil simpatik mereka sehingga mereka menjodohkannya dengan Dimas. Bertekad mengubah hidupnya yang sebelumnya hanya figuran menjadi pemeran utama dalam spotlight meskipun harus menjadi wanita antagonis.

mrlyn · วัยรุ่น
Not enough ratings
183 Chs

Kisah hidup sebelum badai membekukan hati

>>> Author POV <<<

"Mau kemana?"

Wisnu menoleh begitu mendengar suara Jesica, gadis itu bersembunyi di balik diniding dengan mata yang sembab.

Wisnu kemudian bergerak menghampiri adiknya itu dengan langkah yang sedikit pincang menahan sakit di kakinya, sebenarnya tubuhnya juga masih merasa lemas tapi wisnu tidak bisa terus menerus berada di dalam ruangan yang sama dengan kedua ornagtuanya, mungkin ia bisa masti di sana tekanan yang diberikan oleh mereka.

Melihat Wisnu yang berjalan dengan tertatih membuatnya menghela nafas dengan tidak sabar lalu melangkah menghampirinya, "Kenapa kamu keluar? Kamu kan masih sakit, kalau tambah parah gimana?" Ucap Jesica memarahi sambil menggandeng lengan Wisnu dan membawanya menuju kursi terdekat.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com