webnovel

Menikah tapi benci

"Jangan karena orangtuaku berhutang budi padamu, aku tidak bisa menghancurkan hidupmu! Sebaiknya kamu tolak lamaran ini jika kamu tidak ingin hidup menderita!" Ancaman itu terdengar jauh lebih menyakitkan karena terucap dari mulut cinta pertamaku. Tapi aku sudah bukan lagi gadis polos yang bodoh, "Lakukan saja, setidaknya aku bisa mendapatkan setengah harta mu saat kita bercerai nanti." Aku mendengar dia menggeram, aku yakin dia sedang mengeratkan rahangnya sekarang. "Katakan berapa yang kamu inginkan, aku akan memberikannya sekarang juga tapi setelah itu menghilang lah dari kehidupan ku!" Aku tersenyum, aku yakin dia akan segera meledak sekarang juga melihat wajahnya yang memerah menahan amarah. "Aku mau semuanya..." "Apa maksudmu?" "Semua hartamu sekarang juga jika kamu ingin aku menghilang dari hidup mu jadi cepatlah hubungi notaris karena lima belas menit lagi aku akan menemui ibu mu dan menerima lamarannya!" *** Laura Milanov bosan hidup dalam situasi pemain figuran yang tidak berarti dan tersingkirkan. Keluarganya, pertemanannya bahkan kisah cintanya selalu mengecewakannya. Ia muak ketika cinta pertamanya Dimas Dirgantara lebih memilih sahabatnya Wendy karena dia lebih cantik sehingga Laura sempat berpikir untuk bunuh diri. Tapi patah hati pada kehidupan yang selalu mengkhianatinya membuatnya menjadi keras dan mencari jalan lain untuk membalas setiap hal tidak adil yang pernah ia alami. Laura diam-diam bekerja di perusahaan milik orangtua Dimas dan mengambil simpatik mereka sehingga mereka menjodohkannya dengan Dimas. Bertekad mengubah hidupnya yang sebelumnya hanya figuran menjadi pemeran utama dalam spotlight meskipun harus menjadi wanita antagonis.

mrlyn · วัยรุ่น
Not enough ratings
183 Chs

Duri dalam kebahagiaan

>>> Laura POV <<<

Aku menapaki kaki ku di jalan yang bertaburan kelopak bunga mawar berwarna ungu bercampur dengan putih. Beginikah rasanya berjalan diatas bunga? Wanginya yang harum membuat pikiranku perlahan-lahan menjadi tenang dan kelembutannya yang menyentuh jari-jari kaki ku membuatku semakin lebih tenang.

Di ujung sana terlihat Dimas berdiri tersenyum menantikan kedatangan ku, sebuah senyuman hangat yang membuat ku tersipu malu.

Dekorasi pesta pernikahan ku dengan Dimas benar-benar seperti berada di dunia peri, dengan kain panjang berwarna ungu yang di padukan dengan kain berwarna putih dengan potongan yang runcing menjuntai menghiasi tiang-tiang yang dipenuhi bunga-bunga berwarna senada.

Bunga lavender dan bunga lily menggantung indah di langit-langit yang bercelah hingga cahaya matahari masih bisa menyorot masuk memberikan kesan hangat yang nyaman.

Angin berhembus dengan sejuk seolah semesta juga ikut merestui pernikahan ku dengan Dimas.