webnovel

Berubah Haluan

Setelah sekian lama menati kekasihnya yang tak kunjung kembali muncul ke hadapannya, Dewi tenggelam dalam kesedihan. Namun tidak lama dalam kesedihannya dia harus bangkit dan berdiri untuk berlari kembali.

Dunia memang kejam.

Allah sedang merindukannya.

"Sepertinya aku tak akan menemukannya lagi" gumam Dewi dalam hati.

Ditengah lelahnya dia mencari dan menanti. timbul keputusasaan.

" Mungkin seharusnya aku memulai untuk melupakannya!"

"Aku harus lupa, aku harus lupa, aku harus lupaaaaaa.....!" Dewi berteriak teriak di dalam kamarnya sambil memegangi kepala.

"Kenapa dia seolah ada di dalam batok kepalaku....!" Dewi histeris dan bisa menjaga keseimbangan batin dan menyebabkan tubuhnya ikut terhuyung lalu tersungkur di lantai....

"Aku merasa bosan untuk mengingatnya, namun dia tetap di kepalaku, memaksaku untuk mengingatnya!"

Perjalanan hidup adalah perjalanan yang paling lama. Naik turunnya kehidupan menjadi alasan mengapa harus berubah. Hanya perlu sedikit belajar memperbaiki agar tidak jatuh pada lubang yang sama.

"Apa salah dan dosaku Tuhan?" keluh Dewi lirih.

"Aku terobang ambing dalam ketidakpastian." suaranya makin parau.

"Aku kehilangan arah. Apa aku salah mengharapkan keindahan dan kebahagiaan dalam hidup?"

Suara Dewi lirih namun sesak. Dadanya tersa terguncang.

"Apa bedanya aku deengan manusia yang lain. Kenapa mereka nampak bahagia dan terlihat selalu dapat mencapai apa yang diinginkan?" isaknya perlahan tertahan.

Dengan tangan menengadah, hatinya tak menentu. pandangan jauh mengingat diri. Kosong.

"Apakah aku selama ini tak mengingatMu?" tanyanya pada Tuhannya.

Hatinya tak bergeming, tanpa jawaban tanpa jeritan.

"Dosakah aku meencintainya dan memberikan segala yang kupunya untuknya?" air matanya mulai menetes dan kian deras. Isak tangisnya mulai terdengar meski sayup.

"Besar harapanku untuk bersamanya" pengorbananku hanya sia-sia!"

Perlahan disekanya air matanya. Diusapnya seluruh muka.

Dengan menghembuskan nafas perlahan berulang ulang ditatanya hatinya. Dilapangkanlah hatinya. Sadar hanya manusia biasa.

"Ya Tuhanku, Ya Allah, ampunkan segala dosaku. bahkan dosa yang tidak aku sadari sekalian." tangan Dewi menengadah.

"Bimbinglah aku ke jalanMu!"muka Dewi tertunduk.