"Kau cantik, Miss Merry. Mudah bagimu mencarikan pengganti ayah untuk Celine. Jangan merendahkan dirimu, untuk menarik perhatian suamiku." Merry terbelalak dengan kata-kata terakhir Audia.
"Karena, itu adalah hal yang sia-sia," lanjut Audia kemudian tersenyum.
"Aku tanya sekali lagi, apakah Miss Merry betul-betul jatuh cinta pada suamiku, atau hanya pelampiasan saja, karena suamiku mirip Alvan?"
Merry terdiam beberapa saat. Jelas yang dicintai Merry adalah Alvan, meski bertepuk sebelah tangan. Memaksa Alvin untuk menikahinya, dengan alasan Celine, agar memiliki seorang ayah, atau agar ancamannya tidak dilakukan, sama saja. Alvin pun tidak memiliki perasaan apa-apa terhadap Merry. Apalagi, Alvin sudah memiliki Audia.
Merry kembali merasakan kesedihan. Sungguh malang nasibnya. Rencananya menjerat Alvan malah bak senjata makan tuan, tidak mendapatkan Alvan, Merry malah kedapatan hamil akibat perbuatannya, menambahkan afrodisiak di makanan dan minuman Alvan.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com