Alvin mengingatkan Audia untuk mengisi daya ponselnya sebelum tidur, agar kejadian tadi siang tidak terulang lagi besok. Audia, tentu saja menuruti perintah Alvin, yang sudah mirip omelan.
Entah sejak hari ini, Alvin senang sekali mengomel. Apakah ini bawaan bayi mereka? Tapi, kan, yang hamil Audia, meski yang mengalami mual, ya, Alvin, sih.
"Mas Alvin ...." Audia dengan nada manjanya. Kepalanya ia sandarkan di dada Alvin. Jari-jarinya ia mainkan, dengan gerakan memutar-mutar di dada Alvin.
Alvin hanya bergumam sebagai jawaban. Matanya sudah terpejam.
"Besok, kan, Didi kuliah pagi, boleh, gak berangkatnya dianter pak Asep aja?" Alvin mengajar mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 2 pada jam ke dua. Jadi, rasanya akan tidak biasa, jika pagi-pagi Alvin sudah ada di kampus, seperti Jumat pekan lalu.
Alvin membuka matanya, dan mengangkat dagu Audia, agar ia bisa melihat dengan jelas wajah istrinya itu.
"Kenapa?"
Support your favorite authors and translators in webnovel.com