webnovel

. 6

"Kak Alan.. " kataku.

"yah ketemu lagi deh.. " batinku.

"Kamu ngapain disini.. " tanyanya.

"Lah.. kakak sendiri.. " tanyaku balik.

"Eng..itu.. aku mau ke kelas sebelah.. " jawabnya.

"Mau ketemu doi ya.. " ledekku.

"Hah.. doi dari mana..!" jawabnya.

"Alah.. " ledekku lagi.

"Udah.. ini bukan urusan anak kecil.. " katanya.

"we.. " kataku menjulurkan lidah, lalu pergi.

"udah ditembak, ketemu kakak kelas kaya gitu.. hari ini aneh bin ajaib banget.. " batinku.

Pulang sekolah...

"Huh.. hari ini panas bangeett.. " keluh Risa sambil mengipas muka.

"Iya... tumben banget.. " aku menyeka keringatku.

Tring.. tring.. handphone ku berdering.

"Iya.. Wa'alaikumsalam.. bu.. , pulang sendiri naik angkot.. iya gak apa-apa kok.. iya.. Wa'alaikumsalam " Tut.. panggilan telepon terputus.

"Dari siapa? Ibumu..? " suguh Risa.

Aku mengangguk.

"Yah.. kalau begini kamu pulang duluan doong...." Risa sedikit kecewa.

"Yaudah ya.. aku duluan Assalamualaikum.. " salamku.

'eh.. itu bukannya Dinda? ' aku berpikir sambil terus memerhatikan orang di sebrang jalan.

Tiba-tiba dari belakang...

BRAAMM.... suara motor berkecepatan tinggi menuju ke arahku.

"Hufh.. dapat.. " seseorang menangkap tanganku dengan cepat.

"Hosh.. hosh.. hampir saja.. " katanya lagi. Detak jantungnya berdetak cepat, bahkan mungkin lebih cepat dari ku.

Aku yang tadi tertolong oleh nya masih histeris dengan kejadian tadi. Aku menatapnya dengan tatapan kosong.

sesekali ia melihatku sambil mengatur nafas.

"Kamu gak apa-apa kan? " tanyanya khawatir.

'gak.. gak mungkin.. ini kak Alan.. ' batinku tak percaya.

Ia segera menyentuh keningku.

Tiba-tiba aku berkeringat dingin.

"Ihh... apaan sih.. gak usah pegang-pegang.. " sontak aku langsung menghempaskan tangan kak Alan dari keningku.

"Ehh... jangan Ge-r ya.. aku cuma khawatir kok.. untung tadi di tolongin.. kalau gak.. mungkin sekarang kamu udah di rumah sakit.. " ketusnya.

"Sebenarnya niat nolong gak sih..! " aku membalasnya.

"Yang tadi itu gak sengaja.. " katanya sambil membuang muka.

"Terserah deh.. " kataku berlalu pergi seolah-olah tak peduli. Tapi dalam lubuk hatiku aku mengucapkan banyak terima kasih kepada kak Alan.

Dari kejauhan kak Alan menatapku bingung 'cewek itu maunya apa sih..' batinnya. 'tapi khawatir juga kalau dibiarin sendiri ' batinnya setengah hati. Dengan terpaksa ia mengejarku.

"Nisa.. tunggu.. " seru seseorang dari belakang.

Aku seketika mematung di jalan.