webnovel

. 5

Bagiku, kemarin adalah hari yang sangat berbeda. Pernyataan Novi semalam membuatku tak bisa tidur nyenyak.

"Pagi bu.. yah.. " sapaku.

"Pagi sayang.. kenapa wajahmu begitu? " tanya ibu heran.

"Hm.. kemarin aku gak bisa tidur bu.. uaah.. " kataku sambil sesekali menguap.

"Memang tugasmu banyak? " tanya ayah.

"Hm.. gak juga sih.. udah ya.. aku mau mandi dulu.. " kataku, lalu melaju pergi ke kamar mandi.

"Sip! udah siap! " kataku selesai memakai seragam.

Aku pun segera menuju ruang makan untuk sarapan. Menunya Ayam kalasan, sayur sop dan perkedel jagung.

"Mm.. yummy.. aku borong semuanya yaa bu.. " kataku semangat sambil mengambil piring.

Aku segera menyendokan nasi dan mengambil lauk-pauknya.

Selesai makan..

"Ayah.. ayo.. " seruku setengah berteriak.

Ayah segera mengambil kunci mobil, lalu kami pun segera berangkat.

Di sekolah..

"Hai.. " sapa seseorang dari belakang.

Suara itu sudah tak asing lagi di telingaku.

"Risa.. " kataku kaget.

"Hm.. ini pasti kangen nih.. "

"Baru sehari ditinggal aja udah kangen.. " katanya Ge-er.

"Idih.. kata siapa.. "

"Aku cuma sepi aja gak ada teman di sebelah bangkuku... " kataku dengan muka biasa-biasa saja.

"Uhh.. itu namanya KANGEN! " serunya lebih di pertegas.

Kami pun segera berjalan beriringan menuju kelas.

"Eh.. Nisa kamu baru datang..? " kata Rifki tiba-tiba.

"Eh.. i.. ya.. " kataku canggung.

"Oh.. iya.. nanti mau ada yang aku bicarain istirahat nanti yaa.. ku tunggu di taman.. " katanya.

"Oh.. ya.. "

"Kalau gitu aku duluan ya.. " katanya, lalu pergi.

"Cie.. cie.. ada apa nih.. " Risa mulai menggodaku.

"Ihh.. apaan sih.. orang gak ada apa-apa kok.. " kataku.

Kami pun segera ke kelas.

"Jadi.. sebenarnya ada hubungan apa sih antara kamu dan Rifki..?" Risa mulai menyelidik lagi.

"Apaan sih.. gak ada..!" kataku mempertegas.

"Ada apa sih.. kalian datang datang ribut.. " tanya Novi, di susul Dinda.

"Oh.. itu.. si Nisa tadi.. em.. "

Aku segera menutup mulut Risa.

"Ada apa sih.. jangan di tutup mulutnya dong.. kita kepo.. " Dinda semakin penasaran.

"Hufh.. jadi tuh.. si Nisa.. ada sesuatu sama Rifki... "

"Cie.. cie.. "

Semua meledekku. Aku hanya bisa tutup muka sambil menahan maluku.

"Tuh kan wajahnya merah.. "

"Cie.. cie.. "

"makin-makin deh nih.. " batinku.

"Udah.. aku tuh gak pernah pacaran sama siapa pun..! " tegasku sekali lagi.

"Ah.. masa.. terus tadi.. "

"Dia kan cuma ngajak aku doang.. " tegasku.

"Oh.. " semua kembali ke tempat duduk.

Disana aku hanya bisa menahan malu. "kenapa Rifki harus bilang di depan Risa siih.. " gerutuku dalam hati.

Tak lama bu Heni guru sejarah datang. Pagi itu aku benar-benar tak bisa fokus karena kejadian tadi.

Istirahat..

"Nis.. maafin aku yaa.. maksudku bukan begitu.. " Risa memelas meminta maaf.

"Habisnya kamu kebiasaan. Ngapain ngasih tau anak-anak sekelas .." kataku sedikit marah.

"Iya deh.. iya.. aku minta maaf.. tapi kalau kaya gini, kelas jadi rame kan.. " Risa mulai lagi.

"Ihh.. kamu.. " kataku gereget.

"Ya udah sebagai permintaan maaf, aku teraktir kamu.. gimana?" tawar Risa.

"Hm.. gimana ya.. " kataku berfikir sejenak.

"Udah.. bilang aja iya.. " katanya sambil menarik tanganku menuju kantin.

"Hm.. Nis boleh kita bicara sebentar..? " tiba-tiba Rifki sudah berada di samping mejaku dan Risa.

"Ehem.. ehem.. "

"Eh.. iya.. sebentar yaa.. " kataku segera menghabiskan pesananku.

Aku menatap mata Risa tajam. Ia hanya tertawa meledekku.

"Jadi sebenarnya aku.. aku.. suka sama kamu.. "

Deg.. deg.. aku tak tahu apa yang aku rasakan ini. "ada perasaan apa ini... " batinku.

"Aku.. aku.. "

"Jadi.. gimana.. "

"Maaf.. aku belum bisa mencintai siapa pun.. "

"Mungkin kita bisa menjadi teman baik.. " kataku.

"Ok.. gak apa-apa.."

"sepertinya ia kecewa " batinku.

"Maaf ya.. bukan maksud aku.. "

"Aku tau.. tapi.. boleh kah aku menyimpan rasa ini, hingga kau mau menerimaku.. "

"Hm.. itu.. aku takut kamu kecewa.. "

"Tolong jangan berharap padaku.. " kataku.

"Maksudku bukan ingin membuatmu sedih.. biarkan waktu yang mempersatukan kita suatu hari nanti.. " Aku hanya diam, tidak bisa berkata-kata lagi.

"Maaf ya.. aku harus segera ke kelas.. mungkin Risa udah nunggu dari tadi.. " kataku, lalu segera pergi.

Hosh.. hosh.. bruk..

"Auw.. eh maaf.. " seruku.

"kayanya tadi aku baru nabrak seseorang deh.. " batinku.

"Eh.. kamu.. ngapain disini.. " seru seorang laki-laki yang ku tabrak tadi.

Dia...