Suasana hening.
'aduh.. mau ngomong apa nih.. ' batinku.
'kok suasananya tegang gini' batin Alan.
"kak.. sekarang keadaannya udah lebih baik? " tanyaku membuka percakapan.
"mm.. iya.. lumayanlah.. " jawabnya sesekali mengalihkan pandangan.
"alhamdulillah.. "
"oh ya.. kemarin kamu menyaksikan aku latihan.. ?" tanyanya
"iya" jawabku singkat.
"maaf.. kemarin aku tak sempat membantu.. " tuturku menyesal.
"gak apa-apa.. udah kamu jenguk aja aku senang kok..! eh.. " kak Alan segera menutup mulutnya.
Aku tersenyum tipis.
"eh.. maksud aku.. "
"gak apa-apa kok! " kataku sambil tersenyum.
Entah mengapa kami malu-malu sendiri.
"oh ya.. ada yang ingin aku tanyakan.."
"lelaki yang menemuimu di taman kemarin siapa? "
"dia teman satu kelasku.. "
"memang kenapa? " aku balik bertanya. "waktu itu.. "
(scene cerita)
Nissa : "nah.. itu mas Joni.. "
"kalian, sebaiknya kita bubar aj. hari semakin siang..
Alan : "iya gak apa-apa aku masih ada urusan..."
Rifki : "aku juga harus menunggu pamanku..
Nissa : "tidak apa-apa? "
mereka mengangguk.
Nissa : "ya sudah kalian hati-hatilah "
Rifki dan Alan saling bertatap muka kembali.
Alan : "loe siapa? "
Rifki : "loe sendiri siapa..? "
Alan : "gue sahabatnya.. "
"apa hubungan loe sama dia.. "
Rifki : "itu bukan urusan loe.. "
Alan : "loe jangan macam-macam ya.. "
Rifki tersenyum sinis.
Sebuah suara memanggil Rifki. Ia pun pergi begitu saja meninggalkan Alan. 'siapa sebenarnya dia? ' pikir Alan tak henti-henti.
"waktu itu... eh.. tidak.. tidak.. apa-apa.. " jawabnya cepat.
"sebenarnya kemarin kakak kenapa bisa cedera..? " tanyaku.
mukanya memerah. "mm.. itu.. aku hanya kehilangan konsentrasi.. " jawabnya.
"kakak sedang banyak pikiran.. "
"huhf.. itu bukan urusanmu.. yang penting sekarang aku baik-baik saja.. " katanya mulai menyebalkan.
sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat.
"ya sudah.. yang penting aku sudah perhatian.. " tuturku.
"per.. hatian.."
"jangan ge-er ya.. " balasku mencibir.
"baperan itu sifatnya cewe.. kali.. "
aku hanya tersenyum. keadaan begitu cepat berubah. suasana tegang tadi berubah menjadi hangat kembali.
kami berbincang sebentar.
"ya sudah ya.. aku kembali.. "
"hati-hati.." tuturnya di ambang pintu.
aku tersenyum, kemudian pergi.
'andai kamu tau.. sebenarnya aku selalu memikirkanmu... Nissa...'