Cukup lama mereka berada dalam perjalanan menuju Vila tersebut akhirnya sampai juga dan mereka memarkir kendaraan di sana.
Nicky membopong Cisa yang masih tertidur pulas dan membaringkanya di atas ranjang dan menyelimutinya hingga ke dada.
Nicky keluar dari kamarnya dan menuju ruang keluarga dan memerintahka pada Imelda untuk segera membuatkan makanan untuk mereka.
Nicky sedikit kahwatir dengan Cisa tidak biasanya dia tertidur begitu lama dan tidak terbangun sama sekali saat dia dipindahkan.
Kemudian dia menjadi gelisah " Saat makan sudah siap tolong panggil saya dan istri saya" sambil bergegas menuju kamar kembali untuk melihat Cisa.
Yang lain pun melihat kecemasan Nicky juga ikut kahwatir " Apa mbak Cisz belum juga terbangun dari tidurnya?" Anggi bertanya.
"Iya... aku jadi sedikit kahwatir dengan keadaannya, bagaimanapun Cisa pernah koma selama 7 hari dan itu bisa terjadi lagi kapan saja." Raizel pun pergi menuju kamar Cisa dan Nicky.
"Tok, tok, tok....".
"Masuk...."
Raizel masuk dan mendekati keduanya hntuk melihat keadaan adiknya " Bagaimana keadaanya, sebenarnya apa ada kejacian yang membuat Cis gelisah dan emosi?" tznya Raizel pada Nicky.
"Iya kak Rai ... tadi Cisa sempat cerita ada cewek yzng marahin dia, itu yang membuat dia jadi sedikit emosi dan kesal." Nicky memberitahunya.
Diusapnya puncak kepala Cisa dengan sayang dan lembut, kemudian Rai mengecul keningnya dengan sayang.
"Jika sampai nanti Cisa belum bangun maka kita harus bawa dia kerumah sakit agar mendapatkan perawatan yang terbaik, aku juga akan segera menelpon Dokter Robert agar dia segera terbang kemari." dengan meninggalkan keduanya keluar dari kamar Nicky.
"My dear wake up please ... this is in vila you know ... wake up my dear..." setetes air mata Nicky lolos membasahi pipinya.
"I love you my dear sweet heart... I can't life withaut you my dear...don't leafe me...stay whit me forever..." sambil mengecup lama puncak kepala dan kening dan kemudian kedua mata, kedua pipi hidung dan bibir Cisa.
Raizel gurun ke ruang keluarga dimana semua keluarga berkumpul kecuali Cisa dan Nicky tentunya.
Raizel langsung duduk di samping Sasya dan tangannya memeluk pinggang Sasya dan mengecup pipi Sasya.
" Bagaimana keadaan Adik ipar apa dia baik baik saja?"tanya Sasya setelah sadar bahwa yang disebelahnya adalah suaminya.
"Entahlah dia tertidur begitu lelap sehingga seakan akan tidak pernah terbangun kembali, aku akan menelpon dokter yang menanganinya di Inggris dulu" sambil menekan no di ponselnya.
Yang lain mendengarkan apa yang diomongkan oleh Raizel, mereka berfikir bagai mana kehidupan keluarga ini tanpa sosok Cisa yang telah menyatukan mereka semua.
Selesai menelpon dokter Robert dia memerintahkan pengawal kepercayaannya untuk menjemput dokter tersebut di bandara 17 jam 15 menit kedepan dari sekarang waktu menunjukan pukul 🕔 sore berarti dia harus menjemput pukul 🕙 pagj besok.
"Sebenarnya apa yang terjadi pada Cisa nak Raizel? " tanya Abah untuk mengawali perbincangan.
"Sebenarnya saya juga tidak menahu Abah apa yang terjadi?! namun keadaannya sepertinya kritis seperti pada saat dia koma beberapa minggu yang lalu" Razel menjelaskan.
"Apa...bagaimana kami bisa nggak tahu keadaan putri kami sampai bisa koma, coba kamu ceritakan kepada kami bagaimana bisa hal itu terjadi?" Ayah dan Mama kaget mendengar bahwa Cisa koma.
"Baiklah akan aku ceritakan ..... beberapa minggu yang lalu Cisa menjadi korban penculikan dan mengalami luka pada kepalanya yang mengharuskan dia menjslani operasi yang cukup lama, dan cedera tersebut mengakibatkan Cisa kdhilangan ingatan namun janinnya selamat, dia koma selama beberapa hari " Raizel menyelesaikan ceritanya.
"Jika seperti itu kita harus mendo'akan semoga Cisa cepat sembuh, nanti saat sholat magrib kita jamaah dan berdoa bersama untuk kesembuhan Cisa" Abah mengingatkan.
""Baik Abah ...!" semua menjawab serentak.
Tepat saat maghrib tiba mereka berjamaah dan bedos bersama sama tak lupa Nicky juga ikut.