webnovel

Melawan Ibu Tiri : Dibeli Suami Tampan Tak Tertandingi

Siapa yang mau tidur dengan om-om umur 50tahun yang bahkan kepalanya hampir botak? Dengan dalih membantu ayah tercintanya, ibu tiri Kiki terus memaksa Kiki untuk menjual tubuhnya ke pria tua kaya raya. Apakah hanya sebatas itu harga dirinya, sampai dia hanya dianggap seperti barang dagangan biasa? Tapi pada malam yang sudah ditentukan itu, keperawanan Kiki justru diambil oleh seorang pria tampan saat dirinya sedang melarikan diri. Siapa sangka bahwa pria itu adalah Ezra? Pria muda nan tampan yang merupakan presiden direktur perusahaan terkenal ini “membeli” Kiki sebagai kekasihnya!

Peilia_Astharea · วัยรุ่น
เรตติ้งไม่พอ
420 Chs

Gaun

Kiki mengira Ezra akan menyiapkan gaun untuknya, tetapi dia tertegun setelah memasuki ruangan.

Dua baris gaun yang tersedia di sana adalah adalah produk baru musim ini yang dirancang oleh Van Cess. Kesan yang didapatkan oleh Kiki terhadap merek ini adalah sangat romantis.

Kiki mengulurkan tangannya dan menyentuhnya, hatinya sempat merasa kalau dia sedang bermimpi.

Di ruang tunggu, dua desainer profesional memperkenalkan mereka pada Kiki sambil tersenyum, "Nona Kiki, gaun seri musim semi dan musim panas ini sangat cocok untuk Anda."

Kiki menoleh, gaun mid-length berpotongan sambung dengan sifon putih di atasnya - desain yang sangat sederhana itu menonjolkan garis pinggang. Roknya ditenun dengan motif bunga berwarna merah muda dan cyan, lengkap dengan cabang dan dahannya. Gaun-gaun itu terlihat sangat cantik.

Dia mengangguk singkat, dan pelayan membantunya berganti baju. Kiki memilih sepasang sepatu hak tinggi dengan gaya yang sama.

Rambut hitam panjang yang ditata rapi, tanpa riasan yang tidak perlu…

"Nona Kiki, gaun yang ini sangat cocok untukmu!" Pelayan itu tersenyum kagum dan memujinya.

Saat Kiki memakai setelan ini, penampilannya seperti tunas yang baru tumbuh di musim semi, lahir dengan begitu segar dan indah … Bahkan dia sendiri tidak pernah berpikir kalau ternyata dia memiliki sisi yang secantik itu.

"Tuan Ezra!" Pintu ruangan terbuka. Ezra masuk, dan pelayan itu memberi salam dengan hormat.

Kiki berbalik dan berdiri di sana begitu saja tanpa bergerak. Penampilannya terlihat segar dan menawan, lembut dan indah.

Ezra memberi isyarat agar pelayan-pelayan di sana keluar. Dia berjalan perlahan setelah pintu ditutup kembali.

Kiki sedikit gugup, dan menatapnya dengan bingung. Dia tidak berani banyak bergerak.

Tuan Ezra merengkuh pinggangnya yang ramping dan mengajaknya menatap cermin yang menjulang dari lantai ke langit-langit. Cermin itu bisa sepenuhnya memantulkan sosok mereka.

Kiki berdiri di depannya tanpa daya, dan hampir dipeluk oleh Ezra.

Dia mampu melihat bagaimana sosoknya di dalam pelukan Ezra.

Bibir Ezra yang panas itu menempel di bahu tipis dan lembut Kiki, dan suaranya sedikit parau, "Sangat indah."

Suara Kiki seolah tercekat. Dia tidak berani melihat ke cermin, dan hanya bisa menggigit bibirnya, "Terima kasih."

Dia tersenyum rendah, melepaskannya, dan kemudian berbalik. Ezra mengeluarkan seutas gelang berlapiskan berlian dari sakunya dan memasangnya di pergelangan tangan putih Kiki.

Lengan gadis muda itu seputih salju yang pertama kali turun - terlihat bagus dalam segala hal. Belum lagi gelang berlian itu beratnya lebih dari 40 karat.

Kiki merasa kalau perhiasaan itu terlalu berharga, dan tanpa sadar dia agak meringkuk. Namun, Kiki ditarik lagi oleh Erza, dan didekap ke dalam pelukannya. Wajah Erza dibenamkan di rambut Kiki, dan suaranya terdengar pelan dan bernada hampir tidak percaya, "Kalau begitu, selamat makam. Terima kasih sudah mau memakainya."

Kiki didekap erat dalam pelukan Ezra. Sosoknya sekarang terlihat menyedihkan seperti hewan yang baru lahir, agak gemetaran.

Ezra tersenyum, mengulurkan tangannya dan mengajaknya keluar. Dia mencium keningnya, "Ayo kita pergi keluar bersama."

Kiki awalnya ragu-ragu, tetapi Ezra sudah meraih tangan mungilnya dan keluar ruangan.

Saat ini, di luar sangat ramai, dengan lampu yang berwarna-warni. Gaun-gaun terlihat berkibar di lantai dansa. Kecantikan yang dipancarkan oleh semua wanita di sana seolah saling bertubrukan. Begitu pula dengan perhiasan-perhiasan yang mereka pakai, serta reputasi suami-suami yang mereka ajak berdansa. Saat itu juga, Linda terlihat paling bangga di antara semua tamu yang hadir di sana.

Dengan kata lain, tarian pertama Prambudi juga miliknya. Setelah malam ini, dia akan menjadi Nyonya Prambudi.

Linda bersandar di bahu Prambudi dengan sedikit mabuk, menikmati rasa iri orang lain.

Tetapi hanya ketika Kiki dan Ezra keluar ... penampilan Ezra sendiri sangat mencolok. Saat ini, Kiki berjalan keluar bersama dengannya, dan sosok mereka terlihat bersinar seperti bola lampu 360 volt...

Hampir semua wanita cemburu pada Kiki. Semua orang harus tahu kalau Ezra tidak pernah mengajak seorang wanita ke hadapan publik sebelumnya, dan semua pria diam-diam menatap Kiki…

Gadis itu sangat cantik … Dia sangat cantik! Pinggangnya sangat ramping, kulitnya sangat putih, dan wajahnya ... tidaklah berlebihan untuk mengatakan kalau mereka sedang memandang seorang Dewi.

"Apa kau bisa menari?" Ezra menariknya ke dalam pelukannya dan bertanya dengan suara rendah.

Kiki sedikit gugup, dia menunduk, "Bisa, sedikit."

Tapi sekarang Kiki sedang mengenakan sepatu hak tinggi. Dia tidak tahu apa nanti dia bakal tidak sengaja menginjak kaki Ezra atau tidak!

Fakta membuktikan kalau Kiki yang pertama kali menari dengan sepatu hak tinggi adalah sebuah kesalahan. Tariannya belum berakhir, tapi kaki Ezra sudah empat atau lima kali diinjak...

Kiki terus menunduk. Wajahnya sangat panas, dan dia terus meminta maaf.

Ezra tidak tahan dengan sikap itu. Maka dari itu, dia menggendong Kiki, dan membuatnya menginjak sepatu kulitnya. Erza membawanya pergi dari area pesta dansa…

Kiki tinggal di sana hanya sebentar, jadi ... bukankah posisi mereka sekarang terlalu dekat, dan yang lain ... akan menonton mereka?

"Demi kakiku… jangan bergerak." Suara Ezra terdengar tepat di telinganya-sedikit panas, dan Kiki semakin didekap erat ke dalam pelukannya.

Kiki tidak berani bergerak. Dia hanya mendongak dan melihat tatapan kosong Prambudi. Pria itu menatapnya dengan ekspresi yang tidak dapat diprediksi.

Bagi Prambudi, malam ini tidaklah mudah. ​​Pada malam pertunangannya, gadis yang disukainya sedang bersama sepupunya...

Linda menatap Kiki, ingin memakan gadis itu hidup-hidup.

Di dalam pertunangan impiannya, dia bermimpi menginjak Kiki di bawah kakinya, dan dengan mudah membuat gadis itu menghilang...

Kiki hanya menari dengan Ezra ... tanpa beban.

Tapi kemudian, Ezra tidak lagi berdansa dengan orang lain. Pria itu berdiri tidak jauh dari Kiki, bersosialisasi dengan sekelompok elit bisnis.

Malam ini, Ezra terlihat sedikit berbeda. Meskipun sangat kaya dan menarik, tapi dia selalu bersikap tidak sombong, seperti malam ini.

Ezra hanya berdiri di sana dengan membawa segelas anggur merah, yang cukup menjadi fokus tamu-tamu di sana.

Kiki menoleh ke belakang, dan berbisik kepada Jeje di sebelahnya, "Aku akan pergi ke kamar mandi."

Jeje benar-benar bingung hari ini, dan mengangguk dengan tatapan kosong.

Kiki masuk ke kamar mandi masih dalam kondisi memakai gaun, dan berjalan melalui lorong panjang ketika dia keluar...

Cahaya yang dibiaskan oleh lampu kristal cantik pun menyinari wajah kecilnya, meninggalkan bayang-bayang di belakangnya.

Prambudi berdiri diam di depannya.

Kiki berhenti. Dia mendongak dan terlihat agak terkejut. Gadis itu membuka mulut kecilnya sedikit...

Mereka hanya berjarak beberapa langkah lagi, tapi mereka adalah Linda dan Ezra.

Memang seringkali ada yang terlalu terlambat untuk dikatakan.

Bibir indah Prambudi dikatupkan. Dia menatap Kiki dengan sorot yang tak bisa dijelaskan di matanya.

Setelah sekian lama, akhirnya Prambudi angkat bicara, "Apa sekarang kau bersama dengannya?"

Sampai sekarang, Prambudi masih merasa kalau semua peristiwa ini tidak nyata. Ezra adalah panutan di hati Prambudi dan hampir tidak pernah dekat dengan wanita. Bagaimana dia bisa bersama Kiki seperti ini?

Prambudi sudah yakin dengan jawabannya. Tapi dia tidak berani, dan tidak mau mempercayainya.

Bagi Kiki, pertanyaan itu membuatnya malu. Tidak peduli berapa banyak kemuliaan yang diberikan Ezra padanya hari ini, Kiki hanya akan menjadi seorang wanita yang dibelinya.

Dia membuka bibirnya, dan wajah mungilnya yang indah itu tampak begitu. Kiki berkata kepadanya, "Prambudi, apa pilihanku bagus? Ezra memperlakukanku dengan sangat baik dan memanjakanku juga. Kau sudah melihat semuanya... "

Kiki berpura-pura tak acuh, tetapi Prambudi tidak bisa mendengarkannya. Pria itu dengan cemberut berkata, "Tapi dia tidak bisa menikahimu!"

Dia dan Linda sudah tidak bisa mengubah nasib mereka, tapi dia berharap Kiki akan bahagia.