webnovel

Meet My Enemy

Bermula dari kejadian memalukan di masa lalu akibat memakan kerupuk, Hana Dara Nasution sangat membenci lelaki bernama Arbian Aldano Pangestu. Hingga akhirnya mereka di pertemukan kembali oleh alam, seolah menyetujui kebersamaan mereka. "Bisa gak lo menjauh dari gue." Dengan tanpa dosanya Bian menjauh satu Langkah dari Ana. "Bukan itu yang gue maksud panjul." Sambil menepuk jidatnya akibat emosi. " Maksud gue, lo menjauh dari kehidupan gue anggap kita gak pernah bertemu sebelumnya. Lo harunya professional dong." "Maaf tapi sepertinya permintaan kamu gak bisa saya wujudkan, saya atasan kamu disini kalau kamu lupa." "Ohya satu lagi kalau memang kamu ingin menjauh dari saya silahkan angkat kaki dari sini." Dengan mata melebar Ana shock mendengar jawaban atasannya itu, kejam sekali ancamannya mentang-mentang jadi bos.

Anandap30 · ย้อนยุค
เรตติ้งไม่พอ
12 Chs

09

Tiga minggu bekerja disini Ana tidak mengalami masalah sama sekali, sudah makanannya sehari-hari bekerja dibalik layar komputer. Sampai akhirnya kesalahan yang dilakukan oleh rekannya mengakibatkan semua orang di divisi keuangan mengalami masalah besar, disinilah mereka sekarang di ruang rapat akan di ceramahi oleh atasannya. Kabarnya CEO perusahaan ini akan datang setelah sebulan berada di Bali mengurus cabang perusahaan. Dan selama ini Ana belum mengetahui siapa CEO nya, ia terlalu malas untuk mencari di internet sosok CEO perusahaan ini.

"Kita bakalan mati ditempat ini An, kalo masalah ini sampai di telinga CEO habislah kita semua." Bisik Shella merasa cemas.

"Biasa aja kali kan kita gak ngelakuin kesalahan, harusnya itu si Mia aja yang di introgasi kenapa musti kita semua yang kena sih." Ana geram pasalnya hanya karena satu orang membuat kesalahan yang cukup fatal, semua divisi kena semprot.

"Lo gak tau sih bos kita itu gimana orangnya, dia itu walaupun ganteng parah tapi kalau udah marah bisa runtuh gedung ini."

Sebenarnya mereka berkumpul diruang rapat bukan hanya karena masalah yang dilakukan Mia rekan kerjanya saja, tetapi karena CEO nya itu akan datang dan mengevaluasi kinerja perusahaan ini yang notabennya kantor pusat.

Tiba-tiba pintu ruang rapat terbuka lebar, para security berjejer rapih di dekat pintu dan semua orang yang berada diruangan ini pun berdiri menyambut seseorang yang akan datang, Ana pun mengikuti pergerakan teman-temannya untuk berdiri.

Suara derap langkah kaki terdengar, para petinggi perusahaan berjalan beriringan dengan sosok lelaki tampan yang memimpin jalan menuju kursi CEO.

Ana tidak percaya orang yang ditemuinya di pesta abangnya waktu itu merupakan CEO tempatnya bekerja, pucuk dicinta ulam pun tiba jangan-jangan memang sosok di depannya ini jodohnya hahhh yaampun membayangkannya membuat pipi Ana memerah.

Sementara sosok pria yang berdiri di depan meja CEO itu menggebrak meja dengan sangat kuat, semua orang yang berada diruangan pun terkejut tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba ia memukul meja, untung saja tidak ada yang terkena serangan jantung disini.

"Apa-apaan ini semua, kenapa satu bulan saya tinggal perusahaan ini jadi kacau balau. Siapa yang bertanggung jawab atas semuanya." Bentak CEO tersebut dengan wajah murka.

"Saya dapat kabar bahwa divisi keuangan melakukan kesalahan lagi, bisa kerja gak sih kalian kalau gak sanggup angkat kaki saja." Emosi yang sudah tak tertahankan lagi akhirnya meluap begitu saja melihat semua karyawannya menunduk ketakutan tanpa ada yang berani menjawab.

"Maaf pak, saya yang akan bertanggung jawab atas kesalahan yang dilakukan bawahan saya pada divisi keuangan." Jawab Manajer Keuangan yang menurut Ana sangat husband material banget.

Ohya Ana belum pernah kasih tau ya, kalau di divisi keuangan ternyata ada sosok lelaki ganteng banget menjabat sebagai manajer keuangan. Sungguh beruntungnya Ana setelah disuguhi pemandangan yang amat sangat menyedihkan karena melihat para kaum adam yang ada di divisinya rata-rata sudah menikah, ada sih yang belum menikah tapi belok siapa lagi kalau bukan si Ben.

Balik lagi ke acara marah-marahnya bos besar, Ana masih menunduk tak berani melihat sekelilingnya. Ternyata benar yang dibilang Shella kalau bos besar udah marah bakalan seram banget, apalagi saat bos nya itu gebrak meja beuhh rasanya ruangan ini ikutan bergetar sangking dahsyatnya pukulannya itu.

"Saya tidak mau tau kalian bereskan permasalahan ini hari ini juga tidak ada yang boleh pulang sebelum kerjaan kalian selesai. Dan kenapa bisa saham perusahaan ini menurun, saya tidak mengerti dengan kinerja kalian semua, satu bulan saya tinggal kantor ini kacau balau kinerja kalian tidak ada yang efektif."

Setelah kurang lebih tiga jam bos nya ituceramah Panjang kali lebar, akhirnya semua karyawan dipersilahkan kembalibekerja tanpa makan siang, kelewatan banget bos nya itu bagaimana kalausemuanya mati kelaparan, malah disuruh lembur lagi. Ini adalah keputusan yangsalah menurut Ana kenapa ia harus meninggalkan kantor lamanya yang super dupernyaman itu dan harus bekerja dengan monster tak berperasaan ini.

Semua yang ada diruangan ini bekerja sambil makan agar tetap bertenaga, ya tadi kami semua sepakat delivery makanan cepat saji karena tidak diberi waktu istirahat untuk makan siang yang sudah lewat dua jam. Tiba-tiba Ana yang sedang asik memakan sayap ayam nya di ganggu oleh mas Fikri OB lantai enam ini.

"Mba Ana punten nih ganggu makannya tadi kata mba Clara sekretaris bos, mba Ana disuruh ke ruangan bos sekalian bawa laporan keuangan tahun 2018 kalau tidak salah ingat." Dengan sopan mas Fikri menyampaikan pesan sang sekretaris bos.

"Yah mas harus sekarang ya? Ana lagi makan sedikit lagi habis kok bentar lagi aja ya Ana kesana." Bujuk Ana, padahal yang menyuruhnya kan atasannya bukan mas Fikri kenapa bujuk nya ke dia ya.

"Kalau saya sih bolehin aja mba, tapi kan yang suruh mba nya ke atas bukan saya hehe." Sambil nyengir karena bingung akhirnya Fikri pun pergi mengerjakan tugasnya yang belum selesai, ia pun akan lembur juga menemani para karyawan yang lembur, risiko OB kerja harus nunggu semua orang pulang baru bisa bersih-bersih ruangan.

"Udah lo pergi aja cepat nanti bos marah bisa habis lo di buang dari lantai delapan." Kata Chicka menakuti Ana agar segera keruangan bosnya.

"Cayoo Ana kamu pasti bisa." Semangat Ben agar Ana tidak ketakutan.