***
Aletta menyentuh dada bagian kanan atas Arkhano dengan jari telunjuknya. "Tanyakan pada hatimu, apa yang sebenarnya dia mau. Aku tak akan memberikan kesempatan untuk ke tiga kalinya kalau kamu menjawab tak sesuai dengan keinginan hati dan menyesal di kemudian hari."
Arkhano menatapnya lurus tanpa berkedip. Napasnya yang tersengal berubah menjadi lebih tenang. Dia menunduk sejenak dan menatap gadisnya lagi. "Tapi..."
"Tidak ada tapi-tapian, Arkhano. Katanya, kamu ingin membicarakan hal yang dahulu dan sekarang. Hal yang dahulu sudah kita bicarakan, bukankah sekarang saatnya kita membicarakan hal yang sekarang?" ujar Aletta dalam satu tarikan napas. Sejujurnya, jantung gadis itu berdetak kencang bukan main. Dia merasa sangat berani sekarang, seperti telah menantikan saat-saat seperti ini. Kalau dia melewatkannya, dia merasa tak akan pernah bisa mengulanginya lagi.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com