[Maaf, chapter ini akan direvisi nanti]
***
Tidak ada yang lebih mengkhawatirkan daripada suara Gea yang menelepon Aletta di siang bolong dengan suara yang mengisyaratkan sedikit harapan. Tanpa berbasa-basi, Aletta langsung meninggalkan pekerjaannya yang menumpuk dan lari terbirit-birit, memesan ojek online agar lebih cepat sampai ke apartemen Dylan tanpa terjebak kemacetan.
Aletta tahu, berlari di sepanjang koridor itu tak diperbolehkan, tetapi saat ini kondisinya sangat genting. Bukan sekali dua kali dia dihadapkan dengan kondisi seperti ini. Terakhir kali saat SMA, dia mendapati Gea tengah menyayat-nyayat tangan untuk melampiaskan kecemasan berlebihnya, hampir menyayat nadi sendiri jika Aletta tak datang tepat waktu kal itu. Gadis yang berlari mengenakan heels setinggi lima sentimeter itu berhenti di pintu ke empat dekat lift dan tanpa berpikir panjang langsung menarik kenop yang ternyata tak dikunci.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com