webnovel

Menyelinap ke gedung SMP

นักแปล: Wave Literature บรรณาธิการ: Wave Literature

Aku berhati-hati melihat ke sekeliling dan menyelinap keluar dari gedung asrama, kemudian aku dan Liu Ruoyi tiba di pintu belakang sekolah.

Tembok sekolah sangat tinggi sehingga aku tidak akan mampu memanjat, tapi dalam sekejap Liu Ruoyi melompati tembok tinggi itu, seperti tertiup angin. Saat berada di atas tembok dia mengulurkan tangannya kepadaku.

"Pegang yang erat."

Aku menganggukkan kepalaku dan memegang tangannya yang dingin seperti es. Aku merasa seperti ada sebuah kekuatan yang menarik tanganku hingga aku terangkat. Dalam beberapa saat aku menyadari bahwa aku dan Liu Ruoyi sudah berada di luar sekolah.

Aku menoleh kebelakang melihat tembok tinggi itu, jantungku berdetak sangat cepat. Aku sudah berada di luar sekolah.

"Sixi itu kamu?"

Aku mendengar Shang Yi memanggilku dengan suara pelan dan aku dapat melihat cahaya senter yang berada di kejauhan.

"Paman Shang, iya ini aku." jawabku, lalu dengan cepat aku berjalan ke arah cahaya senter itu.

Shang Yi memarkirkan mobilnya di jalan besar, lalu kami naik ke mobilnya. Aku bertanya kita akan pergi kemana dan Shang Yi menjawab kita akan pergi ke atap tempat Xu Zixi berada. 

SMP ku tidak berada di tengah kota sehingga untuk pergi ke sana kami melewati jalanan yang cukup kecil.

Di dalam mobil sangat sunyi.

Shang Yi fokus menyetir, aku dapat melihat wajahnya yang serius dari kaca spion.

Tiba-tiba dia melihat ke arahku melalui kaca spion lalu dengan nada aneh bertanya, "Kamu tidak apa-apa tidak menggunakan penutup mata?"

"...Hm."

"Yang ada di sebelahmu adalah wanita yang ditugaskan oleh Yang Qin untuk melindungimu kan? Kenapa bukan Yang Qin yang menemanimu? Apakah dia sudah tidak menginginkanmu lagi?" kata Shang Yi sambil tertawa tanpa rasa bersalah .

Aku hanya melihat ke arahnya tanpa bersuara.

Jika aku ingat-ingat sudah 3 tahun aku tidak bertemu dengan Kak Yang Qin. Memangnya dia sesibuk apa hingga tidak pernah datang menemuiku selama 3 tahun ini? Apa benar yang dikatakan Shang Yi bahwa Kak Yang Qin sudah tidak menginginkanku lagi? Apa Kak Yang Qin sudah membuangku?

Memikirkan semua itu membuat hatiku jadi tidak tenang. Tapi bukankah dia bilang akan menungguku hingga dewasa? Aku sekarang sudah dewasa, bukankah 16 tahun sudah termasuk dewasa? Tapi dia malah tidak datang menemuiku.

Aku meremas tanganku lalu Liu Ruoyi yang selama ini duduk diam di sebelahku berkata, "Raja tidak mungkin meninggalkanmu, dia sering datang melihatmu saat kamu tertidur."

Liu Ruoyi terdengar seperti sedang membantu Kak Yang QIn memberiku penjelasan dengan wajah yang serius.

Aku langsung bertanya, "Kenapa dia tidak datang saat aku terbangun?"

"Raja, dia…" Liu Ruoyi terdiam.

"Kak Yang Qin kenapa?" tanyaku dengan nada panik. Aku sangat ingin mendengar kelanjutan kalimatnya, tapi dia terus terdiam untuk beberapa saat lalu menjawab, "Yang jelas Kak Yang Qin tidak mungkin meninggalkanmu."

Saat itu tiba-tiba Shang Yi berkata: "Yang Qin takut tidak dapat menahan dirinya untuk melakukan sesuatu pada Ji Sixi kan?"

Wajahku menjadi merah merona. Aku tahun ini berumur 16 tahun tentu saja aku cukup paham apa yang terjadi dalam hubungan laki-laki dan wanita.

Aku meragukan perkataan Shang Yi, karena saat itu Kak Yang Qin pernah berkata bahwa saat aku berumur 18 tahun dia akan mengadakan pesta pernikahan lagi. Apa mungkin karena dia sedang menahan keinginannya itu jadi sekarang menghindariku? Karena dengan tidak melihatku dia tidak akan teringat dengan keinginannya?

Saat aku berpikir sejauh itu membuatku tidak tertawa pahit.

Orang lain tidak mungkin begitu, tapi Kak Yang Qin bisa saja. Saat aku berumur 13 tahun dia bahkan menyentuhku, keinginannya terlalu kuat!

Malam semakin larut, langit sangat gelap tanpa adanya bintang dan bulan yang terlihat.

Jalanan yang dilewati tidak terawat dengan baik sehingga mobil Shang Yi bergoncang-goncang.

Shang Yi yang sedang memegang kemudi terlihat kesal dan dengan nada memaki berkata, "Mobil ini harus diganti! Tapi membeli mobil baru tidak murah. Aku tidak memiliki banyak uang dan sekarang aku harus membantu roh yang ingin reinkarnasi secara gratis. Aku benar-benar menyedihkan."

"..."

Shang Yi tentu saja menunjukan kata-kata itu kepadaku.

Aku berdehem tanpa berkata apapun.

Tak lama kemudian kami tiba di SMP ku yang dulu. Shang Yi memarkirkan mobilnya di pinggir jalan lalu mengambil sebuah tas besar. Dia juga memberiku sebuah senter.

Kata Shang Yi, "Kita masuk lewat tembok dan kita harus menghindari kamera CCTV."

"... Baik."

Seingatku tidak banyak tempat di sekolah yang dipasang kamera CCTV.

Saat kami tiba di belakang sekolah, Shang Yi melambaikan tangannya ke arah Liu Ruoyi dan berkata, "Pergi kamu, jika kamu ada di sini mana ada hantu yang berani menampakkan diri."

Wajah Liu Ruoyi terlihat tidak senang dengan perkataan Shang Yi dan berkata dengan dingin, "Kamu pergi saja sendirian, aku bertanggung jawab atas keselamatan Sixi."

Shang Yi kehilangan kesabarannya dan berkata, "Jika aku masuk sendirian bagaimana aku bisa tahu hantu yang harus aku bantu untuk reinkarnasi?"

Liu Ruoyi terdiam kemudian melihat ke arahku dengan tatapan dingin seolah meminta pendapatku.

Aku berpikir beberapa saat lalu berkata, "Kakak tunggu aku di sini, setelah selesai aku akan segera keluar."

"Hati-hati."

"Hm."

Liu Ruoyi bermaksud baik ingin memberitahu Shang Yi tentang kondisi terakhir Xu Zixi, tapi Shang Yi kehilangan kesabarannya sekali lagi, "Sebenarnya siapa yang akan melakukan ritual ini? Aku atau kamu? Memangnya aku tidak bisa melihat sendiri keadaannya?"

Liu Ruoyi mengerutkan alisnya yang indah lalu berhenti berbicara dan berjalan ke samping.

Aku dapat melihat wajah Liu Ruoyi yang tidak senang dengan perlakuan Shang Yi, aku melihat ke arah Shang Yi dan berbisik, "Jangan seperti itu terhadap Liu Ruoyi, dia itu baik."

"Aku tidak perlu dia mengatakan hal-hal seperti itu kepadaku."

"Kalau kamu tidak ingin melakukan ritual itu bilang saja, aku hanya akan berbicara hal buruk ke tante Ji Li. Aku akan bilang paman itu pelit dan sangat menyukai uang, tante Ji Li sangat membenci orang yang pelit. Biar saja seumur hidup tante Ji Li melihat paman sebagai orang pelit!" kataku dengan nada mengancam untuk menakuti Shang Yi."

Shang Yi cepat-cepat menjawabku dengan suara yang halus, "Aku bukannya tidak mau melakukan ritual ini. Perhatikan kata-katamu, kamu harus berbicara yang baik-baik di depan tantemu. Kamu tenang saja, urusan hari ini aku akan membantumu hingga tuntas."

Aku mengangkat kepalaku seolah berhasil mengendalikan Shang Yi lalu mendengarnya bergumam, "Dasar gadis kecil! Beraninya mengancamku saat aku sudah setuju membantunya."

Aku melihat ke arahnya, "Paman bilang apa barusan?"

Shang Yi tertawa dan berkata, "Aku tidak bicara apa-apa, ayo kita jalan."

Walaupun sudah berumur 30 tahun lebih tapi tubuhnya cukup tangkas, hanya dengan beberapa langkah dia berhasil menaiki tembok dengan mudahnya. Lalu dia mengulurkan tangannya dan menarikku.

Dengan bantuannya aku dapat dengan murah menaiki tembok dan kami masuk ke dalam gedung sekolah.

Di pekarangan sekolah terasa sangat sunyi, tanpa Liu Ruoyi disampingku aku dapat merasakan udara dingin yang mencekam di seluruh tubuhku.

Shang Yi berkata, "Sekolah ini dulunya adalah pemakaman, kamu jangan berteriak jika melihat hal-hal aneh. Jangan merepotkan aku."

"Hm."

Aku menutup mulutku erat-erat lalu dengan berhati-hati mengikuti Shang Yi dari belakang. Dia membawa senter lalu mengarahkannya ke sekelilingnya. Shang Yi tidak mengenal lingkungan sekolah ini tapi dia malah ingin berjalan di depan dan setiap saat bertanya kepadaku arah menuju asrama sekolah. Aku sudah memberikan arahan yang tepat tapi Shang Yi malah tidak bisa menemukan jalannya.

"Paman ikuti aku saja." kataku dengan tergesa-gesa.

Jika menunggu Shang Yi menemukan gedung asrama pasti memerlukan waktu yang lama.

"Kamu yakin?" tanyanya kepadaku.

Aku menjawab dengan tidak sabar, "Aku bersekolah di sini selama 3 tahun, mana mungkin aku tidak bisa."

Perkataanku membuat Shang Yi terdiam, lalu Shang Yi berhenti seolah membiarkan aku berjalan di depannya.

Walaupun di sekeliling kami sangat gelap dan kami hanya diterangi oleh cahaya dari senter, tapi di pekarangan sekolah terdapat banyak petunjuk jalan. Sehingga tidak memerlukan waktu lama untuk sampai ke gedung asrama.

Tidak banyak yang berubah dari sekolah ini. Gedung asrama terlihat sangat gelap, selain lampu tempat tante penjaga asrama lantai 1 yang masih menyala ruangan lain sangatlah gelap.