webnovel

Hantu Yang Terkurung Dalam Gelang Giok Darah (1)

นักแปล: Wave Literature บรรณาธิการ: Wave Literature

Cheng Fengfeng memejamkan matanya, bahkan An Jing dan Mo Ya juga memalingkan kepalanya saat batu bata yang kuangkat hampir membentur gelang giok itu.

Karena tidak mendengar suara benturan An Jing dan Mo Ya melihat ke arahku dengan wajah bingung. Cheng Fengfeng yang tegang hingga berkeringat membuka matanya perlahan dan melihat bahwa aku belum memecahkan gelang gioknya. Cheng Fengfeng menghela nafas, tapi dia bertanya kepadaku, "Kenapa belum kau pecahkan?"

"Aku takut melukaimu."

"Sudah tidak apa-apa, pecahkan saja. Aku sudah tidak kuat menahan sakitnya."

Cheng Fengfeng tidak berhenti mendesakku untuk memecahkan gelang giok itu. Aku menggertakkan gigiku dan kembali mengangkat batu bata itu bersiap untuk mengayunkannya lagi. Kali ini aku bertekad akan benar-benar memecahkannya.

Aku tidak berani menggunakan tenaga terlalu besar ataupun terlalu sedikit, aku benar-benar merasa takut. Aku takut akan melukai tangan Cheng Fengfeng.

"Apa kita perlu mencari alat yang lain untuk memecahkan gelang giok ini? Kita bisa mencari petugas sekolah untuk meminjam sebuah tang." Saranku.

Cheng Fengfeng menjadi panik, dia melepaskan pegangan An Jing dan Mo Ya lalu mengambil batu bata yang kubawa. Cheng Fengfeng berusaha memecahkan batu giok itu sendiri, tapi aku berusaha menghentikannya.

"Hentikan, jangan bertindak gegabah, bagaimana jika kamu terluka?"

Mata Cheng Fengfeng terlihat merah dan terlihat seperti akan menangis.

"Lebih baik aku terluka daripada terus menerus tersiksa dengan gelang giok ini. Aku tidak bisa menahan rasa sakitnya lebih lama lagi. Aku harus segera melepaskan gelang giok ini."

Cheng Fengfeng mulai tidak bisa mengendalikan emosinya, dia kembali berusaha mengambil batu bata dari tanganku. Setelah berhasil mendapatkannya dia mengayunkan batu bata itu dan terdengar bunyi "Pak" diikuti dengan suara Cheng Fengfeng yang merintih. Tapi bukannya gelang giok itu yang pecah malah batu bata yang pecah menjadi 2.

Cheng Fengfeng merintih kesakitan, pergelangan tangannya terluka cukup parah hingga darah mengalir keluar dari tangannya. Tapi sungguh tak disangka, batu giok itu menyerap seluruh darah yang keluar dari pergelangan tangan Cheng Fengfeng, tidak ada setetes darah pun yang menetes di tanah.

Aku tertegun melihatnya, gelang giok ini menyerap darah Cheng Fengfeng...

Wajah Cheng Fengfeng semakin pucat. Setelah melihat kejadian aneh itu, Cheng Fengfeng syok dan tubuhnya kehilangan tenaga hingga jatuh terkulai di tanah.

Aku melihat gelang giok itu terus menyerap darah Cheng Fengfeng yang mengalir keluar. Aku segera mengambil sapu tangan dari dalam kantongku dan menggunakannya untuk menghentikan darah Cheng Fengfeng yang keluar.

"Kita harus segera pergi ke UKS."

Cheng Fengfeng melihatku dengan wajah tak berdaya dan air matanya terus mengalir. An Jing dan Mo Ya membantu Cheng Fengfeng untuk bangkit berdiri.

Kami membawa Cheng Fengfeng ke UKS dan melihat dokter sudah membalut pergelangan tangan Cheng Fengfeng yang terluka.

Pasti ada yang tidak beres dengan gelang giok itu, bagaimana mungkin batu giok itu tidak pecah walaupun sudah terbentur batu bata dengan keras, pergelangan tangan Cheng Fengfeng saja terluka. Yang lebih tidak masuk akal lagi, gelang giok itu menghisap seluruh darah Cheng Fengfeng yang keluar dari pergelangan tangannya.

Aku meminta An Jing dan Mo ya untuk membawa Cheng Fengfeng kembali ke kamar asrama, sedangkan aku pergi ke tempat penyimpanan alat-alat pertukangan yang ada di sekolah.

Tidak mudah untuk menemukan ruang penyimpanan itu karena tempat itu berada di sisi paling utara sekolah ini, tapi sesampainya di sana justru tidak ada seorang pun yang berjaga.

Kelihatannya petugas penjaga tempat penyimpanan itu sedang beristirahat.

Aku berdiri di depan pintu sambil berpikir apa yang seharusnya aku lakukan untuk memecahkan gelang giok Cheng Fengfeng. Menurutku gelang giok itu memiliki permukaan yang sangat keras, aku ragu tang akan cukup kuat untuk memecahkannya. Jika gelang giok itu semakin hari semakin bertambah kecil, bagaimana dengan pergelangan tangan Cheng Fengfeng?

Semakin memikirkannya aku menjadi semakin takut. Tiba-tiba saja aku dapat merasakan ada udara dingin dari belakang tubuhku yang mendekat ke arahku.

Aku dengan segera membalikkan badan dan melihat sesuatu yang sedang bergerak, jaraknya hanya sekitar 1 meter dari tempatku berdiri. Dia adalah Liu Ruoyi, hantu yang ditugaskan oleh Kak Yang Qin untuk menjagaku 3 tahun terakhir ini.

Setelah kemarin malam di SMP lamaku, aku tidak melihat Liu Ruoyi dan baru melihatnya lagi hari ini. Liu Ruoyi terlihat seperti biasanya, wajahnya datar tanpa ekspresi.

"Sixi, aku sudah diperintahkan untuk kembali ke dunia roh. Untuk beberapa saat aku tidak akan dapat melindungimu, kamu jaga diri baik-baik ya." kata Liu Ruoyi dengan nada datar.

Aku tidak dapat menahan Liu Ruoyi untuk tidak pergi, bagaimanapun dia memiliki tanggung jawab di dunia roh.

Tapi sebelum Liu Ruoyi pergi, aku bertanya kepadanya mengenai gelang giok yang ada di pergelangan Cheng Fengfeng. Liu Ruoyi berpikir sejenak, mengingat-ingat gelang giok mana yang aku maksud, lalu dia berkata, "Itu adalah gelang giok darah, di dalamnya tersegel seorang hantu yang meninggal secara tidak adil."

Mendengar kata-kata "Hantu yang meninggal secara tidak adil" membuat seluruh bulu kudukku berdiri.

Kemudian Liu Ruoyi melanjutkan perkataannya, "Pemilik terdahulu gelang giok itu meninggal karena diperlakukan secara tidak adil, dan ketika ia meninggal darahnya meresap ke dalam gelang giok itu. Karena kebenciannya yang mendalam membuat hantu pemilik gelang giok itu menjadi terkurung di dalamnya."

"Terkurung di dalam gelang batu giok?" tanyaku belum mengerti.

Liu Ruoyi kembali menjelaskan, "Sebenarnya batu giok pada umumnya merupakan benda yang digunakan untuk menghindari roh jahat. Tapi batu giok yang dikenakan oleh Cheng Fengfeng sudah tercemar oleh darah pemiliknya yang penuh dengan kebencian. Kebencian hantu pemilik gelang giok itu terus bertambah, sehingga membuat gelang giok itu menjadi seperti sekarang."

Aku menganggukkan kepalaku sambil berusaha memahami penjelasan Liu Ruoyi. Kemudian aku teringat melihat jejak darah di dalam gelang giok itu.

"Lalu bagaimana memecahkan gelang giok itu?"

"Gelang itu tidak dapat dipecahkan, jika sudah dipakai gelang itu akan menyerap darah si pemakainya. Jika tidak ada darah yang dapat diserap maka gelang giok itu akan bertambah kecil hingga masuk kedalam daging dan dapat menyerap darah pemakainya."

Aku mendengarkan penjelasan Liu Ruoyi dengan kebingungan.

"Jadi jika dia menyerap banyak darah gelang giok itu akan membesar?"

"Bisa dibilang begitu."

Aku menepukan tanganku menunjukkan sudah memahami penjelasan Liu Ruoyi. Jika begitu selama bisa memberikan darah untuk diserap oleh gelang giok itu, maka Cheng Fengfeng akan dapat melepaskannya saat gelang giok itu membesar. Tapi dari mana aku bisa mendapatkan darah dalam jumlah banyak?

"Darah apapun boleh?"

"Tidak juga." Liu Ruoyi terdiam beberapa saat lalu melanjutkan perkataannya, "Hanya darah yang umurnya sama dengan pemilik terdahulu gelang giok itu yang bisa digunakan."

"Kamu mengetahui seluruh sejarah gelang giok itu?"

"Aku hanya pernah mendengarnya."

"Bisa ceritakan kepadaku?"

Liu Ruoyi mengerutkan alisnya, dia ragu-ragu untuk beberapa saat. Tapi akhirnya dia memberitahu semua yang diketahuinya mengenai gelang giok itu kepadaku, "Pemilik gelang giok pertama kali itu berumur 16 tahun, dia adalah gadis yang sangat cantik. Saat berumur 16 tahun dia dinikahkan dengan seorang laki-laki tua dan dia diperlakukan seperti seorang pembantu. Hingga akhirnya dia tidak tahan dengan perlakuan suaminya itu dan memutuskan untuk bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya sendiri."

Memotong pergelangan tangan...

Tiba-tiba aku teringat dengan cerita Mo ya mengenai seorang siswa perempuan yang bunuh diri dengan memotong pergelangan tangannya.

"Kurang lebih seperti itulah ceritanya." kata Liu Ruoyi mengakhiri kalimatnya, lalu berbalik badan dan berjalan menjauh dari tempatku. Aku tidak dapat menahan diri untuk memanggil Liu Rongyi.

"Kak, apa bisa membantuku menyampaikan sesuatu kepada kak Yang Qin?"

Liu Rong Yi menganggukkan kepalanya menyetujui permohonanku dan melihatku dengan tatapan datar.

Aku menarik nafas dalam kemudian berkata, "Aku harap untuk sementara waktu Yang Qin tidak muncul di hadapanku. Aku tidak ingin bertemu dengannya. Tolong sampaikan ini kepada kak Yang Qin."

Liu Ruoyi bertanya, "Kenapa?"

"..."

Aku tidak tahu bagaimana cara mengungkapkannya, hanya saja aku tidak ingin bertemu dengannya untuk beberapa saat. Dia tanpa segan sudah melanggar janjinya sendiri, bagaimana aku bisa mempercayainya seperti dulu?

Aku juga bisa marah!

"Kakak cukup mengatakan itu kepada kak Yang Qin, dia akan mengerti maksudku."

Liu Ruoyi perlahan memicingkan matanya yang indah berusaha memahami maksud dari perkataanku. Setelah beberapa saat terdiam, Liu Ruoyi membungkukan badannya untuk berpamitan denganku, kemudian berbalik badan dan menghilang.

Aku rasa Liu Ruoyi akan menyampaikan pesanku kepada kak Yang Qin dengan baik.