webnovel

Pembunuhan Berencana

Editor: Wave Literature

Di rumah sakit.

Pada tangan Xue Miaomiao terpasang infus. Perlahan-lahan tubuhnya menjadi hangat kemudian mulai sadarkan diri.

Xue Miaomiao berada di kamar rawat inap seorang diri, seluruh ruangan itu berwarna putih. Dia merasa kecewa dan kesal.

Sebenarnya Xue Miaomiao bisa berenang, sejak awal dia hanya berpura-pura tenggelam agar Zhong Haotian menyelamatkannya. Tapi saat melihat Zhong Haotian yang hanya duduk dan melihatnya dengan dingin, Xue Miaomiao merasa kecewa. Dan pada akhirnya kakinya kram sehingga dia benar-benar tenggelam.

Hingga saat ini Zhong Haotian tidak pernah menganggap Xue Miaomiao, tapi Xue Miaomiao tidak patah semangat dan terus menyemangati dirinya sendiri. Xue Miaomiao teringat perbedaan umur mereka yang cukup jauh, ia lebih muda 10 tahun dari pada Zhong Haotian. Dia jadi khawatir tidak akan dapat membuat Zhong Haotian menyukainya sebelum Zhong Haotian meninggal.

Liu Hao bergegas ke kamar Xue Miaomiao hingga seluruh kepalanya penuh dengan keringat, "Xue Miaomiao kamu tidak apa-apa?"

"Tidak, aku tidak apa-apa. Bagaimana kakak tahu aku di sini?" 

Liu Hao tidak mengatakan siapa yang memberitahunya tentang keadaan Xue Miaomiao, dia hanya menceritakan bahwa Hu Xinglin sudah tertangkap. Sekarang dia sedang berada di kantor polisi menunggu untuk diinterogasi, sehingga Liu Hao menawarkan Xue Miaomiao untuk datang melihat proses interogasi.

Tentu saja Xue Miaomiao ingin pergi melihatnya! Hu Xinglin adalah orang yang dicari oleh Peng Jian! Xue Miaomiao tidak mempedulikan cairan infusnya yang belum habis dan segera ikut Liu Hao ke kantor polisi. Sebenarnya Liu hao melakukan ini karena merasa Xue Miaomiao dapat membantunya. Awalnya dia hanya penasaran dengan Xue Miaomiao, lalu semakin lama dia merasa ada terlalu banyak kejanggalan dalam diri Xue Miaomiao. Dari menemukan barang bukti penting, lalu memberikan petunjuk pada kasus terakhir yang dia tangani dan meminta dokumen kasus 3 tahun yang lalu.

Langit belum gelap dan dalam perjalanan ke kantor polisi dia makan 2 mangkuk mie, sekarang seluruh energinya sudah kembali..

Xue Miaomiao dan Liu Hao masuk ke dalam ruang interogasi tempat Hu Xinglin ditahan. Wajah Hu Xingli babak belur seperti baru saja dipukuli.

Liu Hao menanyakan beberapa pertanyaan tapi Hu Xinglin tidak menjawabnya, kemudian Xue Miaomiao meminta Liu Hao untuk meninggalkannya sendiri dengan Hu Xinglin di ruang interogasi.

"Kamu hebat juga ya." kata Hu Xinglin sambil mengangkat wajahnya kemudian melihat Xue Miaomiao dengan tatapan dongkol.

Xue Miaomiao mengeluarkan foto dari dalam tasnya, kemudian meletakkannya di atas meja dan berkata, "Aku tidak hebat, jika benar bagaimana mungkin hingga akhir aku lah yang harus pergi mencarimu. Aku menemukan beberapa foto ini dari tempatmu tinggal. Tiga tahun yang lalu kamu yang membunuh Peng Jiang, apa sekarang kamu juga ingin membunuh mereka semua?"

Hu Xinglin tersenyum sinis lalu melihat ke arah Xue Miaomiao dan berkata, "Sebenarnya apa hubunganmu dengan Peng Jian? Kenapa kamu menyelidiki kasus 3 tahun yang lalu?"

"Ada orang yang meminta tolong."

Setelah menyelesaikan perkataannya Xue Miaomiao melihat Peng Jian muncul di dalam ruang interogasi, dia memandang Hu Xinglin dengan tatapan kemarahan dan kebencian.

"Hu Xinglin, bagaimana bisa kamu orangnya?! Sejak pertama kali kamu bekerja di kantor polisi, kakak selalu menjagamu. Bagaimana kamu bisa tega membunuhku?!" terlihat darah mengalir keluar dari mata Peng Jiang, kemudian tangannya yang pucat mencekik leher Hu Xinglin.

Wajah Hu Xinglin semakin lama semakin pucat, Xue Miaomiao juga tidak tahu apa yang didengar oleh Hu Xinglin hingga dia berkata, "Kak Jian, bukan aku! Bukan aku yang membunuh kakak, saat itu ada pengkhianat di dalam kantor polisi. Dia dan komplotannya yang kabur yang membunuhmu!"

"Jangan berbohong, aku tidak mempercayaimu."

"Bukan aku yang membunuh kakak, jika aku adalah pengkhianat itu bagaimana mungkin hidupku sangat menyedihkan? Tanganku juga buntung. Dua tahun ini aku juga sedang mencari orang itu dan berhasil mengumpulkan banyak bukti. Orang yang berkhianat adalah Tang Renhai!"

"Omong kosong! Tang Renhai sudah seperti adikku sendiri, saat itu dia bahkan tidak tergabung dalam tim. Setelah aku meninggal dia yang mengurus upacara pemakamanku, tidak mungkin dia pembunuhnya!"

"Kak Jian, itu semua hanya pura-pura. Kakak lihat foto yang ada di atas meja, lihat siapa wanita yang dipelukannya!"

Peng Jian melepaskan tangannya dan melihat foto yang ada di atas meja, di salah satu foto itu ada foto dimana Tang Renhai menggandeng seorang wanita. Wanita itu terlihat sedikit menundukkan kepalanya, tapi Peng Jian langsung mengenali wanita itu. Seketika dia seperti orang yang gila, membuang seluruh foto-foto di lantai kemudian menghilang.

Xue Miaomiao tidak kaget melihat kelakuan Peng Jiang barusan karena dia sudah pernah melihat hantu yang sedang marah. Hu Xinglin yang duduk di seberangnya perlahan kembali seperti semula, pandangannya ke arah Xue Miaomiao juga berubah tidak seperti sebelumnya. Saat itu Xue Miaomiao penasaran bagaimana Hu Xinglin dapat melihat Peng Jiang. 'Apa dia juga dapat berkomunikasi dengan hantu?' pikir Xue Miaomiao dalam hati.

Saat Xue Miaomiao masih kebingungan, Hu Xinglin membuka mulutnya dan berkata, "Ternyata kamu benar-benar orang yang dimintai tolong oleh Kak Jian."

"Kamu bisa melihat Peng Jian? Apa kamu juga bisa berkomunikasi dengan hantu?"

Hu Xinglin menggelengkan kepalanya dan berkata, "Ada yang aku ingin katakan mengenai kasus 3 tahun yang lalu, tapi aku tidak bisa menceritakannya disini karena ada kamera pengawas. Kita bicara di tempat lain."

"Baik."

Xue Miaomiao mengatakan kepada Liu hao bahwa bukan Hu Xinglin yang menculiknya, dia hanya berbohong agar Liu Hao mau datang menyelamatkannya. Liu Hao yang marah langsung memaki Xue Miaomiao dan mengusirnya. Hu Xinglin juga keluar dari kantor polisi.

Langit sudah gelap, kedua orang itu berdiri di bawah lampu jalan yang menyala dengan remang-remang.

Hu Xinglin mulai menghirup rokok, Xue Miaomiao yang tidak menyukai bau asap rokok bergeser menjauh dari Hu Xinglin.

"Apa benar bukan paman pelakunya?" tanya Xue Miaomiao untuk memastikan. Xue Miaomiao mengeluarkan foto dari dalam tasnya kemudian melihatnya dengan seksama. Ia kembali teringat ketika Peng Jiang marah saat melihat foto tersebut. "Yang di foto ini adalah Tang Renhai? Lalu wanita yang ada di sebelahnya, tidak mungkin… tidak mungkin istri Peng Jiang kan?!"

Kesimpulannya sendiri membuatnya sangat kaget kemudian dengan cepat melihat ke arah Hu Xinglin.

Hu Xinglin menghirup rokoknya kemudian menganggukkan kepala dan berkata, "Kamu sangat pintar bisa menebak ini dengan benar. Berdasarkan penyelidikanku selama 2 tahun, Tang Renhai adalah pengkhianat di kantor polisi sekaligus pembunuh Peng Jian."

"Apa paman memiliki buktinya?"

"Aku berhasil mengumpulkan beberapa bukti. Tapi dengan jabatannya sekarang, walaupun kita mengirimkan bukti juga tidak dapat menangkapnya."

"Lalu bagaimana?"

"Dia bukan orang sembarangan, sehingga kita harus menyusun rencana yang matang sebelum menangkapnya. Dia membuatku kehilangan sebelah tanganku, aku akan membuatnya membayar semua itu!"

Xue Miaomiaio tidak menyukai balas dendam tapi dia tahu Hu Xinglin tidak akan mengurungkan niatnya. Akhirnya Xue Miaomiao hanya melontarkan pertanyaan, "Bagaimana paman mendapatkan luka di tangan kiri paman?"

"Tanganku digigit oleh anjing liar di jalan, sungguh ironi bukan?"

Terlihat senyum kaku di wajah Xue Miaomiao yang menunjukkan dirinya tidak mempercayai perkataan Hu XInglin. Setelah menjawab pertanyaan Xue Miaomiao dia membuang rokoknya di jalan dan menginjaknya. Xue Miaomiao masih bimbang apakah dia harus mempercayai Hu Xinglin atau tidak.

Tiba-tiba ada sebuah truk dengan kecepatan tinggi bergerak ke arah Hu Xinglin.

"Hati-hati!"

Saat Xue Miaomiao baru mengucapkan kata-kata itu dia melihat Hu Xinglin tertabrak truk itu hingga terpental beberapa meter jauhnya, kemudian truk itu kabur. Tidak ada plat nomor pada truk itu. 'Ini pembunuhan berencana!' pikir Xue Miaomiao dalam hatinya.

Xue Miaomiao segera berlari ke dalam kantor polisi untuk meminta bantuan. Sedangkan Hu Xingling terbaring di atas jalan dengan seluruh tubuhnya berselimut darah, kepalanya pecah, dan jalanan di sekitarnya terlihat seperti lautan darah.