webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
406 Chs

Chapter 99 - Mahora Festival Last ARC 5

Hari terakhir dari Mahora Festival pukul 8:30 pagi, tepat diluar villa milik Evangeline.

"Ah, sungguh istirahat yang menyenangkan," Kata Rin. "Villa sihir milik Eva-chan memang sangat berguna!"

"Yah, tapi kurasa beristirahat lebih dari 2 minggu di villa milik Evangeline terlalu berlebihan," Kata Shirou. "Kita semua jadi seperti pemalas."

"Sherou benar Tohsaka Rin," Kata Luvia. "Menjadi malas adalah sesuatu yang tidak baik!"

"Aku tidak mau mendengar hal itu darimu dasar rambut bor!" Kata Rin.

"Apa maksudmu dengan rambut bor dasar dada rata!" Kata Rin.

"Kalian berdua hentikan," Kata Arturia. "Jangan bertengkar begitu!"

"Aaah Nee-san dan Luvia-san bertengkar lagi deh," Kata Sakura sambil menghela nafas. "Apa mereka berdua tidak bosan bertengkar terus."

Shirou, Sakura dan Arturia cuma bisa menghela nafas sambil menepuk dahi mereka. Rin dan Luvia memang tidak bisa akrab mau bagaimanapun cara mereka membuat keduanya akrab.

"Tenaga keduanya sudah benar-benar pulih setelah beristirahat lebih dari 2 minggu di villanya Evangeline," Kata Camo. "Istirahat di dalam villa sihir yang aliran waktunya lebih cepat memang sangat berguna."

"Tapi aku merasa istirahatku masih kurang," Kata Asuna. "2 minggu lebih di villanya Eva-chan tidak cukup untuk memulihkan rasa lelah yang kualami!"

"Itu sih kamu saja yang malas Asuna-san," Kata Negi. "Bilang saja kalau kamu tidak mau keluar dari villanya Evangeline-san."

"Bermalas-malasan di villa milik Eva-chan memang bisa membuat ketagihan," Kata Konoka. "Asuna adalah salah satu korban dari villa milik Eva-chan."

"Yaah aku juga sebenarnya enggan untuk keluar Oujou-Sama," Kata Setsuna. "Karena dengan berada di dalam villa milik Evangeline aku bisa berlatih dengan bebas tanpa ada gangguan."

"Aku setuju dengan perkataan Setsuna-dono de gozaru," Kata Kaede. "Berlatih di dalam villa itu sangatlah menyenangkan."

"Kaede benar aru," Kata Gu Fei. "Kalau bisa aku ingin berlatih lebih lama!"

"Tidak boleh!" Kata Yue. "Kalian tidak boleh absen di hari terakhir dari Mahora Festival ini!"

"Yu-Yue benar," Kata Nodoka. "Kita semua harus melakukan persiapan untuk melawan Chao."

"Yue dan Nodoka kalian berdua terlalu serius," Kata Haruna. "Santailah sedikit!"

'Berada di dalam villa sihir yang aliran waktunya mengalir lebih cepat selama 2 minggu lebih, aku benar-benar tidak menyangka kalau aku akan mengalami hal yang cuma ada di dalam novel dan manga,' Kata Chisame dengan keringat dingin mengalir di pipinya 'Hidup normalku yang indag sudah benar-benar hancur.'

Chisame yang sedang depresi tidak sengaja melihat ada kertas yang menempel di kubah kaca yang menutupi villa milik Eva ia mengambil kertas itu lalu membaca tulisan yang ada di kertas tersebut yang bertuliskan 'Aku menang, lho!'. Chisame langsung sadar kalau itu adalah tulisannya Chao karena ia sudah sering melihat tulisannya Chao. Dan Chisame tahu apapun maksud dari tulisan itu bukanlah sesuatu yang baik.

"Hei, Shirou-kun," Kata Chisame yang langsung mengambil inisiatif memberikan kertas itu pada Shirou.

"Ada apa Chisame-san?" Tanya Shirou yang bingung kenapa tiba-tiba Chisame memanggilnya.

"Kupikir Chao Ling Shen meninggalkan pesan untuk kita semua," Jawab Chisame sambil memberikan kertas yang ada di tangannya kepada Shirou.

"Pesan?" Kata Shirou sambil mengambil kertas berisi pesan itu dari Chisame. "Hmm, 'Aku menang, lho' kenapa Chao meninggalka. pesan macam ini untuk kita, apa maksudnya?"

"Shirou-Nii kertas yang ada di tanganmu adalah surat sihir," Kata Negi yang langsung mengetahui kertas apa yang ada di tangannya Shirou. "Chao-san pasti meninggalkan pesan virtual untuk kita coba tekan tombol play yang ada di kertas itu."

Shirou melakukan sesuai yang Negi beritahukan padanya, dan dari kertas itu langsung muncul hologram dari Chao.

"Halo apa kalian sehat, Shirou-kun, Negi-Sensei dan semua orang yang ada di villanya Eva," Kata Chao. "Maaf ya tapi dengan ini kalian semua kalah, memang sih kekalahan kalian agak sulit dimengerti tapi.."

"Kita kan tidak kalah," Kata Asuna. "Apa maksudnya Chao bicara begitu!"

"Diam sebentar Asuna," Kata Rin. "Pesan yang ditinggalkan oleh Chao jadi tidak terdengar!"

"Tapi strategi terbaik ialah menang tanpa bertarung," Kata Chao. "Salah sendiri kalian semua lengah, aku tidak ingin kalian menganggapku sebagai orang jahat. Kekalahan kalian berawal dari mesin waktu yang kupinjamkan kepada Shirou-kun melalui dokter di UKS, pada mesin waktu itu aku sudah memasang bug yang akan membuat kalian maju ke masa depan ketika Shirou-kun menggunakan mesin waktu ketika keluar dari villanya Eva, sehingga kalian semua tidak bisa menggangguku rencanaku di hari terakhir festival. Nah kalian semua yang saat ini berada di masa depan tidak akan bisa mengganggu rencanaku lagi, dan saat ini kalian pasti sedang melihat sejarah yang sudah kuubah. Kuucapkan selamat datang kepada kalian semua di duniaku yang baru."

"Hmm Chao tampak seperti orang bodoh menyangka dirinya sudah menang," Kata Rin.

"Dia menyangka kalau aku akan menggunakan mesin waktu saat keluar dari villanya Evangeline," Kata Shirou. "Sayangnya aku tidak punya niat untuk menggunakan Cassiopeia di hari terakhir Festival, karena aku ingin menikmati hari terakhir Festival dengan lebih santai."

"Sekalipun Shirou-Sama menggunakan mesin waktu itu, bug yang ditanam oleh Chao tidak akan berpengaruh apa-apa," Kata Setsuna. "Karena Shirou-Sama sudah menghilangkan semua bug itu dari mesin waktu yang diberikan oleh Chao."

"Shirou apa kau menggunakan Analisa struktur pada Cassiopeia itu?" Tanya Arturia.

"Yup untuk berjaga-jaga kalau Chao memasang jebakan pada Cassiopeia yang ia berikan padaku secara tidak langsung," Jawab Shirou.

"Yah Chao itu benar-benar paranoid lho," Kata Camo. "Ia memasang 15 bug pada mesin waktu yang ia berikan kepada Shirou-Aniki."

"Ara ara banyak sekali," Kata Konoka. "Untungnya Shirou-kun orangnya waspada."

"Jadi apa yang mau kita lakukan sekarang Shirou-san," Kata Yue. "Kalau kita semua sekarang keluar dari tempat ini dan menunjukkan diri di hadapan Chao. Ia pasti akan mengubah rencananya."

"Hmm, kau benar Yue-san," Kata Shirou. "Kalau boleh jujur aku sudah tahu semua rencananya Chao berkat bayanganku yang kutanam di dalam bayangannya Chao, klonku yang kukirim ke bawah kuil Tatsumiya saat Mahora Budokai dan berkat semua informasi yang Asakura berikan padaku. Tapi kalau kita menampakkan diri kita di hadapan Chao bisa-bisa dia malah akan memulai rencananya lebih awal."

"Shirou-Nii apakah benar yang kau katakan barusan?" Tanya Negi.

"Itu benar Negi," Jawab Shirou. "Dan yang kita butuhkan saat ini adalah cara supaya keberadaan kita tidak diketahui oleh Chao, Hakase ataupun Chachamaru."

"Shirou aku punya," Kata Rin yang mau memberitahukan rencana yang sudah ia susun selama 2 minggu terakhir di villa milik Eva.

"Maaf Rin," Kata Shirou. "Bukannya aku tidak menghargai rencanamu. Tapi aku sudah punya rencana sendiri yang akan sangat efektif untuk menghentikan rencana jahatnya Chao."

"Kau sudah punya rencana Shirou," Kata Rin terkejut dan sedikit kesal. "Memangnya apa rencana yang kau punya."

"Pertama-tama sebelum aku memberitahu apa rencanaku pada kalian semua," Kata Shirou. "Aku akan memberitahukan apa yang sebenarnya Chao rencanakan di hari terakhir Mahora Festival ini untuk membuat semua orang di dunia tahu dan percaya dengan keberadaan sihir, hari ini tepat pukul 7 malam Chao akan membuat lingkaran sihir raksasa berdiameter 3 kilometer. Yang mengelilingi 6 titik dengan World Tree sebagai pusatnya. Dia akan mengerahkan 2500 robot dan 6 buah robot super besar sebagai pasukan yang akan melindunginya di saat ia akan mengucapkan mantra yang akan mengaktifkan sihir 'Pemaksaan Pengakuan' yang akan membuat semua orang di seluruh dunia percaya akan keberadaan sihir."

"2500 robot dan 6 buah robot raksasa?" Kata Rin. "Memangnya Chao mau membuat film science fiction apa?"

"Dengan musuh sebanyak itu akan sulit mendekati Chao," Kata Sakura.

"Yah, kita memerlukan cara untuk mengalahkan robot sebanyak itu tanpa menarik perhatian orang awam," Kata Arturia.

"Shirou-Nii apakah keenam robot raksasa itu ada untuk menjaga keenam titik yang mengelilingi World Tree?" Tanya Negi.

"Sepertinya sih begitu," Jawab Shirou.

"Kalau begitu kita cukup mengalahkan salah satu robot raksasa yang menjaga salah satu dari enam titik itu saja bukan!" Kata Asuna sambil menepuk telapak tangannya menggunakan kepalan tangannya. "Dan kita tinggal menghancurkan sihir apapun yang ada dititik itu. Jadi Chao tidak akan bisa menggunakan ritual sihir yang akan dia lakukan!"

"Secara logika perkataanmu memang benar Asuna," Kata Shirou. "Tapi ritual sihir pemaksaan pengakuan adalah ritual sihir yang amat rumit, aku ragu rencana Chao akan gagal hanya karena kita mengalahkan salah satu dari robot raksasa yang menjaga satu dari enam titik yang mengelilingi World Tree."

"Kecurigaanmu tidak salah Shirou sebab Sihir pemaksaan pengakuan yang luas areanya meliputi seluruh dunia, dilakukan dengan menggunakan lingkaran sihir super besar dan ritual sihir yang rumit dan pengucapan mantra yang lama yaitu sekitar 10 menit," Kata Rin. "Terlebih lagi untuk sihir sebesar ini tidak akan mungkin dilakukan di tempat yang penuh bangunan dan manusia seperti keenam titik yang mengelilingi World Tree. Dibutuhkan area terbuka luas tanpa atap untuk melakukan ritual sihir serumit itu, jadi kurasa lingkaran sihir yang ada di tanah hanyalah pancingan dan lingkaran sihir yang asli ada di tempat lain."

"Kalau begitu kemungkinan besar Chao akan melakukan ritualnya beberapa ratus meter di atas World Tree," Kata Shirou. "Hanya itu tempat yang bisa kupikirkan, karena Chao tetap membutuhkan kekuatan sihir dari World Tree untuk melakukan ritual itu."

"Kalau begitu Shirou, kita hanya perlu menyerang Chao langsung di atas langit," Kata Arturia. "Dan dengan begitu rencana Chao untuk membuat semua orang tahu soal sihir akan gagal!"

"Ngomong sih gampang," Kata Asuna. "Arturia-san memangnya kau bisa terbang di udara?"

"Tentu saja tidak," Kata Arturia. "Tapi aku cukup menyerang Chao dari jarak jauh menggunakan Excalibur milikku!"

"Daya hancur Excalibur terlalu besar Arturia," Kata Shirou. "Bisa-bisa seranganmu malah akan membuat orang menjadi panik dan curiga."

"Aku adalah satu-satunya yang bisa terbang disini Shirou-Nii selain Sakurazaki-san," Kata Negi. "Bagaimana kalau kami berdua saja yang menyerang Chao."

"Negi-Sensei benar Shirou-Sama," Kata Setsuna. "Biarkan kami yang mengurus Chao."

"Negi tidak akan cocok untuk melawan Chao karena Chao pasti akan memanfaatkan kepolosannya Negi untuk membuat Negi ragu untuk melawan dirinya," Kata Rin. "Sedangkan kau Setsuna walaupun kau bisa terbang sama seperti Negi, kau tidak akan bisa menghadapi kemampuan teleportasinya Chao bagaimana kau akan mengalahkannya."

"Uuuh kalau dipikir lagi kau benar Rin-Nee kami berdua tidak mungkin bisa mengalahkan Chao," Kata Negi.

"Aaah aku benar-benar lupa soal kemampuan teleportasinya Chao!" Kata Setsuna.

"Soal Chao serahkan saja padaku," Kata Shirou. "Aku punya ide soal bagaimana mengatasi kemampuan teleportasinya dan sekarang sudah saatnya memberitahu pada kalian semua soal rencanaku supaya keberadaan kita semua tidak ketahuan oleh Chao dan bagaimana cara supaya kita bisa mengalahkan robot-robotnya Chao."

Author Note: Cliffhanger