webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · อะนิเมะ&มังงะ
Not enough ratings
406 Chs

Chapter 307 - Efek samping

Setelah tidak sadarkan diri selama lebih dari satu hari, akhirnya Negi terbangun juga. Negi membuka matanya dan yang ia lihat ialah langit-langit putih dari kamar pribadinya yang ada di kediaman Emiya. Negi bisa merasakan sakit dan ngilu di seluruh tubuhnya, dan ketika ia mencoba menggerakan jari tangannya sedikit saja Negi merasa seluruh tubuhnya seperti dialiri oleh listrik. Efek samping dari menumpuk Seribu petir sebanyak dua lapis ke dalam tubuhnya benar-benar sangat membebani tubuhnya.

Negi merasa kalau suatu keajaiban saat ini dia masih bisa hidup setelah menggunakan tehnik gila seperti Raiten Taisou. Sebelumnya Shirou sudah memperingatkan dirinya kalau Raiten Taisou hanya boleh digunakan satu lapis saja karena kalau Negi nekat menggunakannya dua lapis tanpa memiliki kemampuan regenerasi yang kuat dan kecocokan dengan elemen kegelapan yang tinggi maka itu sama saja dengan bunuh diri.

Karena itu satu lapis adalah Raiten Taisou Magia Erebea adalah batasan dari Negi sebab Elixir sekalipun tidak akan bisa menyembuhkan Negi secara penuh kalau Negi nekat menggunakan Raiten Taisou dua lapis dan mengalami luka parah karena penggunaan dari Raiten Taisou.

Tapi Negi melanggar peringatan Shirou dan menggunakan Raiten Taisou two. Sehingga saat tubuh Negi mengalami damage yang cukup parah akibat serangan Rakan dan penggunaan Raiten Taisou yang berlebihan.

Negi menghela nafasnya, ia merasa kalau ia benar-benar harus meminta maaf kepada Shirou karena sudah mengindahkan peringatan Shirou dan nekat menggunakan Raiten Taisou two.

Ketika Negi membalikkan kepalanya ke arah samping, ia bisa melihat seseorang yang hanya pernah ia lihat di film Ala Rubra yang dibuat oleh Rakan. Seseorang yang sangat berharga bagi dirinya tapi belum pernah ia temui sama sekali.

Arika Anarchia Enteofushia, ibu kandungnya yang belum pernah ia temui selama sepuluh tahun. Saat ini sedang duduk sambil tertidur di sofa panjang yang ada di samping tempat tidurnya. Air mata mengalir di pipinya Negi tepat sesudah ia melihat Arika. Negi sama sekali tidak tahu dan tidak peduli kenapa ibunya yang katanya menghilang saat ini bisa ada di dalan kamarnya. Karena yang Negi pedulikan ialah ibunya saat ini sedang ada bersama dengan dirinya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Kenapa, sih kau ngotot sekali tidak mau mencoba es krim ini, sih, Ketua kelas," Kata Yue yang sedang berjalan di sebelah Beatrix. "Kau belum pernah mencoba es krim sama sekali bukan seumur hidupmu?"

"Tidak! Lebih baik aku mati membunuh diriku sendiri daripada aku memakan makanan jalanan yang kotor, tidak steril, bau busuk dan juga beracun seperti yang kau makan itu!" Teriak Emily yang menunjukkan sifat arogan khas nona kaya yang sombong. "Lagipula kita ada disini bukan untuk membeli makanan di jalan Yue!"

"Sifat sombongnya Ojou-Sama muncul lagi, deh," Kata Beatrix sambil menepuk dahinya. "Ojou-Sama tampaknya masih belum mengerti, kalau dia terus-menerus memandang rendah orang biasa, maka hanya akan ada hal buruk yang menantinya di masa depan."

"Kurasa sih sifat sombongnya Ketua kelas sudah mendingan di bandingkan sebelumnya," Kata Collete yang baru saja membeli es krim di tempat yang sama di tempat Yue membeli es krim. "Karena sebelum ini dia bahkan tidak mau menyapaku ataupun Yue."

"Tapi sebagai penerus utama keluarga Sevensheep, sifat Ojou-Sama tidak dapat diterima," Kata Beatrix yang sedang asyik memakan es krim yang baru saja ia beli sebelum Collete. "Kurasa setelah kita kembali ke hotel nanti aku harus memberikan sedikit ceramah kepada Ojou-Sama mengenai moralitas."

"Yah, kuharap kau bisa membuat dirinya mendengarkan dirimu," Kata Collete yang memakan es krim yang tadi ia beli dengan rasa yang sama dengan Beatrix. "Mengingat ketua kelas itu sangat keras kepala dan tidak mau mendengarkan perkataan orang lain, bahkan guru di Ariadne."

"Aku punya 'cara' yang sangat efektif untuk membuat Ojou-Sama mendengarkan dan menuruti apa yang akan kuberitahukan kepada dirinya," Kata Beatrix sambil menghabiskan seluruh es krim yang ia beli dengan sekali lahap. "Dan aku jamin nanti sore Ojou-Sama akan berhenti merendahkan orang biasa!"

Collete menelan ludahnya ketika ia mendengar perkataan Beatrix. Collete tahu betul betapa menakutkannya Beatrix yang biasanya pendiam ketika ia marah. Dan Collete benar-benar tidak mau membayangkan nasib Emily nanti ketika Beatrix menceramahinya...

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Aaah, sayang sekali kita baru bisa dapat libur, hari ini, ya," Kata Collete sambil tertawa. "Coba saja kita bisa dapat libur kemarin, maka itu akan sangat menyenangkan!"

"Diam! Jangan mengingatkanku akan kesialan yang terjadi kepada kita berempat kemarin!" Teriak Emily sambil menangis. "Karena kita kalah undian! Kita sama sekali tidak dapat menonton pertandingannya Nagi-Sama!"

'Ketua kelas itu benar-benar penggemar gilanya Nagi, rupanya,' Kata Yue yang melihat ke arah Emily yang tampak seperti orang bodoh di dalam pikirannya.

"Aaahn kalau diingat lagi, ketika aku menonton rekaman pertandingannya Nagi-Sama, beliau memanglah sangat luar biasa," Kata Emily yang wajahnya terlihat memerah karena ia membayangkan Negi memeluk dirinya. "Beliau membuat formasi lingkaran sihir tanpa diketahui oleh Rakan-Sama, melepas rentetan delay spell tingkat tinggi bagaikan air yang mengalir. Delay spell pasti akan menjadi sangat populer di kelas praktik tahun depan!"

Emily lalu naik ke atas pagar yang mengarah ke arah bagian new Ostia yang lebih rendah sambil berteriak kalau Nagi yang ada di pertandingan adalah Nagi asli yang bereinkarnasi.

Beatrix dan juga Collete sudah memperingatkan Emily kalau hal yang dilakukannya adalah sesuatu yang berbahaya karena ia bisa terjatuh ke bawah. Tapi Emily tidak mempedulikan peringatan mereka berdua, dan terus meneriakkan hal yang bodoh dan tidak masuk akal mengenai Nagi dengan penuh semangat sampai-sampai ia sama sekali tidak menyadari kalau ia sudah terjatuh dari atas pagar itu. Beatrix dan Collete berteriak keras karena Emily terjatuh dari tempat yang lumayan tinggi, tapi untungnya Beatrix selamat berkat seragam sekolahnya menyangkut di atas sebuah gagang pedang panjang yang menancap di tembok.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Ya, ampun Ojou-Sama! Kalau saja tidak ada pedang yang kebetulan menancap di tembok itu yang menahan tubuh anda yang terjatuh, saat ini anda pasti sudah terluka parah atau paling buruk mati," Teriak Beatrix. "Merasa senang dan antusias boleh saja, tapi anda tidak boleh sampai menjadi lengah dan tidak memperhatikan sekeliling anda!"

"Ma-maafkan aku Beatrix," Kata Emily sambil berlutut di depan Beatrix. "A-aku berjanji tidak akan mengulangi lagi kebodohan semacam itu."

Beatrix menceramahi Emily selama lima menit sampai lutut Emily menjadi kesemutan dan ia mengalami kesulitan untuk berdiri. Collete dan Yue cuma bisa berdiri di belakang Beatrix dengan keringat mengalir di pipi mereka melihat Emily yang biasanya menindas orang lain dibuat tidak berkutik oleh Beatrix.

***

Di atas atap sebuah katedral yang tidak terpakai, Shirou yang sedang memakai wujud Archer. Menghela nafasnya karena ia berhasil menyelamatkan Emily tepat waktu. Ketika Shirou sedang melompat dari satu atap gedung ke atap gedung lain untuk mempelajari layout dari New Ostia.

Secara tidak sengaja ia melihat Emily yang terjatuh dari atas pagar, dengan reflek yang luar biasa Shirou mentracing pedang dan busur lalu menembakkan pedang yang ia buat tepat ke arah Emily. Pedang itu berhasil menyelamatkan Emily di waktu yang tepat sehingga Emily tidak mengalami celaka.

"Ya, ampun apa yang dipikirkan gadis itu dengan menari-nari seperti orang tidak waras di atas pagar seperti itu," Kata Shirou. "Kalau saja aku terlambat menyelamatkan dirinya sedikit saja, bisa-bisa dia mati karena terjatuh dari tempat yang sangat tinggi."

***

"Hey, ketua kelas, apakah Nagi Springfield sang pahlawan pernah menikah?" Tanya Yue.

"Haaah? Mana mungkin! Nagi-Sama itu milik semua orang tahu!" Jawab Emily yang marah karena pertanyaannya Yue.

'Itu mustahil, pasti Nagi Springfield sudah menikah setidaknya secara diam-diam,' Kata Yue di dalam hatinya. 'Karena ketika aku mencari informasi kelas A Megalomesembria dari Orbis Sensualium Pictus, Nagi Springfield jelas memiliki anak berumur sepuluh tahun di dunia lama. Lalu di kartu Pactio yang kumiliki juga tertulis Negi Springfield, nama teroris yang menghancurkan Gateport yang menjadi buronan Level A dengan harga yang besar. Negi Springfield pastilah anak dari Nagi Springfield dan hanya sedikit orang di dunia sihir yang mengetahui keberadaan dari dirinya.'