webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
386 Chs

Chapter 225 - Kaede dan Konoka

"Karena kalian berdua, sudah beres melatih fisik kalian bersama Nagi dan Rakan. Agar setidaknya kalian berdua bisa menahan rasa sakit yang akan kalian berdua rasakan ketika mempelajari Magia Erebea," Kata Evangeline sambil mengeluarkan gulungan terlarang Magia Erebea dari dalam mantel yang ia pakai. "Aku rasa saat ini kalian berdua sudah siap, untuk mempelajari Magia Erebea."

"Ma-Master gu-gulungan itu," Kata Negi yang di buat kaget dengan gulungan terlarang yang di keluarkan oleh Evangeline. "Bukankah gulungan itu adalah gulungan yang sama dengan gulungan yang di pakai oleh Shirou-Nii untuk menaruh clone dari ayah, agar clone ayah tidak menghilang?"

"Gulungan yang di pakai oleh Shirou adalah prototype dari gulungan terlarang ini," Kata Evangeline menjelaskan. "Dan gulungan yang kupegang adalah gulungan yang berisi cara mempelajari Magia Erebea yang kuberikan kepada Rakan karena aku kalah taruhan dengannya, di dalam gulungan ini terdapat tiruan dari diriku dan dimensi lain di mana kalian berdua akan belajar Magia Erebea sambil mempertaruhkan nyawa kalian."

"Master Evangeline, walaupun kau bilang begitu. Bagaimana caranya bagi kami berdua untuk mempelajari Magia Erebea di dalam gulungan itu tanpa ada yang memberitahu kami berdua seperti apa sebenarnya Magia Erebea itu?" Tanya Kotarou.

"Untuk hal itu, kalian harus mencari tahu sendiri dengan cara melawan diriku yang satu lagi yang ada di dalam gulungan ini," Jawab Evangeline dengan senyum jahat di wajahnya. "Jadi sekarang lebih baik kalian berdua cepat masuk ke dalam gulungan terlarang dan kuasai Magia Erebea. Jangan membuang waktu untuk pembicaraan yang tak berguna."

Evangeline membuka gulungan terlarang Magia Erebea, ketika gulungan itu akhirnya terbuka ada lingkaran sihir misterius yang sama sekali tidak bisa di kenali oleh Negi. Dan juga huruf rune kuno yang tidak bisa Negi baca, dari lingkaran sihir misterius yang berada di gulungan itu muncul dua buah tangan mengerikan yang tiba-tiba saja mencengkeram kepalanya Negi dan Kotarou dan menarik masuk Kotarou dan Negi ke dalam gulungan terlarang.

Negi dan Kotarou sama sekali tidak dapat berbuat apa-apa, karena semuanya terjadi begitu cepat. Bahkan mereka berdua tidak dapat berteriak sama sekali, karena terlalu shock dengan kemunculan kedua tangan yang mengerikan.

Evangeline cuma menyeringai ketika ia melihat apa yang baru saja terjadi. Dua belas tahun sebelumnya ia melihat pemandangan yang sama ketika Nagi dan Rakan berkunjung ke Mahora untuk menemui dirinya dan mempelajari Magia Erebea. Dan saat ini kejadian yang sama terulang, hanya saja orangnya yang berbeda.

"Kedua bocah itu, akan berhadapan dengan diriku yang satu lagi," Kata Evangeline. "Apakah mereka berdua bisa menghadapinya atau tidak itu tergantung dari diri mereka sendiri, tapi yang penting ialah mereka berdua tidak akan tewas meskipun kalah melawan diriku yang satu lagi. Karena aku sudah memodifikasi gulungan ini."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Clone Nagi dan Rakan yang melihat Negi dan Kotarou di tarik masuk ke dalam gulungan terlarang cuma bisa menghela nafas dan berdoa agar kedua bocah yang nekat ingin mempelajari Magia Erebea, tidak terbunuh ketika keduanya harus melawan versi jahat dari Evangeline yang sengaja di kurung di dalam gulungan terlarang itu.

"Akhirnya di mulai juga, latihan Magia Erebea yang mempertaruhkan nyawa," Kata Rakan. "Bisa atau tidaknya mereka berdua menguasai Magia Erebea, itu tergantung dari determinasi dan kekuatan mental yang kedua bocah itu miliki."

"Evangeline yang berada di dalam gulungan terlarang itu adalah Evangeline jahat dengan kekuatan yang luar biasa besar setara dengan gabungan kekuatan kita berdua," Kata Clone Nagi dengan keringat dingin menetes di pipinya. "Dia muncul karena perasaan dendam yang di miliki oleh Evangeline asli terhadap Ialda Baoth yang saat ini sedang berada di dalam tubuh asliku. Dan karena Evangeline tidak ingin dirinya yang satu lagi menyakiti siapa pun, ia menyegel dirinya yang satu lagi di dalam gulungan Magia Erebea."

"Benar-benar ironi," Kata Rakan sambil tersenyum sedih. "Tehnik mengerikan seperti Magia Erebea bisa tercipta akibat dirinya yang satu lagi tersegel di dalam di dalam gulungan terlarang, tapi terus terang kalau bisa aku tidak mau melawan diri Evangeline yang jahat itu untuk kedua kalinya. Walau pun aku saat ini aku sudah jauh lebih kuat dari waktu aku bertarung melawan Evangeline jahat di gulungan terlarang, aku tidak mau melawan monster seperti dirinya yang bisa terus bertambah kuat selama kita memiliki perasaan negatif di dalam pikiran kita."

"Yah, satu-satunya cara mengalahkan Evangeline yang jahat ialah dengan menggunakan perasaan positif," Kata Clone Nagi. "Dengan kata lain, kita harus selalu berpikir positif ketika kita melawannya. Di mana itu adalah hal yang sangat sulit di lakukan karena ketika melawan musuh sekuat dirinya, kita pasti akan selalu berpikir negatif."

"Kita berdua benar-benar beruntung, karena waktu itu kita bisa mengalahkan Evangeline jahat dan berhasil menguasai tehnik dasar dari Magia Erebea," Kata Rakan yang merasa bersyukur ia masih bisa selamat setelah mempertaruhkan nyawanya untuk mempelajari Magia Erebea. "Terlalu beruntung malah, karena aku tidaklah sepositif itu ketika melawan Evangeline jahat."

"Yah, apa pun yang terjadi yang penting kita berdua masih hidup dan berhasil mempelajari Magia Erebea," Kata Clone Nagi. "Tapi Jack, apakah menurutmu mereka berdua bisa selamat melawan Evangeline jahat?"

"Bisa saja kalau mereka berpikir positif," Kata Rakan. "Apalagi mereka berdua adalah anak kecil, kurasa pikiran mereka akan lebih positif dari orang dewasa seperti kita berdua."

"Kuharap begitu Jack," Kata Clone Nagi. "Kuharap begitu."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Di sebuah hutan luas yang di kelilingi oleh bukit batu, terdengar suara ledakan di mana-mana. Dan di dalam hutan itu, Kaede Nagase chuunin dari Koga sedang di kejar oleh wyvern hitam besar dengan mata yang tertutup oleh kain. Sebagai bagian dari latihan yang sedang ia jalani.

"GRAAOOOO!"

Wyvern hitam besar itu menyemburkan api ke arah Kaede, dan Kaede yang sedang mencoba untuk mempertajam kelima indranya mengalami kesulitan untuk menghindari api yang keluar dari mulut wyvern yang mengejarnya. Untungnya jubah yang di pakai oleh Kaede saat ini, tahan terhadap api. Sehingga tubuh Kaede tidak terbakar.

"Dengan tubuh yang panjangnya lebih dari dua puluh meter dan stamina besar yang di miliki mahluk itu, kemungkinanku untuk menang sangatlah kecil!" Kata Kaede yang terus berlari dan melompat melewati pohon-pohon, tanpa melihat ke arah belakang di mana ada wyvern hitam yang sedang mengejarnya. "Untung saja misiku hanyalah memotong salah satu dari dua buah tanduk yang di miliki oleh wyvern itu!"

Kaede lalu melompat ke udara sambil menggunakan lima Kage bunshin. Wyvern hitam itu pun mengejarnya lalu dengan terbang ke udara, tapi Kaede sudah menyelesaikan persiapannya untuk melawan Wyvern hitam itu. Kelima bunshin milik Kaede sudah memegang Fuma Shuriken yang terkait dengan rantai besi yang sudah di tempeli oleh kertas mantra.

"Koga Ninpo jutsu! Bakusa! Bakuenjin!"

Kelima bunshin melempar Fuma Suriken ke arah Wyvern hitam itu, sedangkan Kaede yang asli berada di belakang para bunshin untuk mengaktifkan jurus.

"Namak Samanta Vajra Nanhan!"

Kelima Fuma Shuriken yang terkait dengan rantai membelit tubuh besar dari Wyvern hitam. Dan mantra yang di ucapkan oleh Kaede membuat kertas mantra yang di ikat di rantai meledak.

Tubuh Wyvern hitam itu terkena ledakan di jarak nol, tapi tubuh dari Wyvern itu hanya tergores sedikit. Dan tidak mengalami cedera yang parah. Dan satu dari dua buah tanduk Wyvern itu patah, yang menandakan kalau Kaede berhasil melaksanakan misinya dengan baik.

Di atas bukit batu, Konoka yang berada bersama Kaede merasa kuatir kalau terjadi sesuatu yang buruk terhadap Kaede. Tepat ketika ia mendengar suara ledakan dari dalam hutan.

"Ada ledakan besar yang terjadi di dalam hutan," Kata Konoka dengan nada panik. "Semoga saja tidak terjadi apa pun pada Kaede. Karena dia sudah dua jam berada di dalam hutan itu."

"Kau tidak perlu merasa kuatir Konoka-Dono, aku berhasil menyelesaikan misi kita untuk memotong tanduk Wyvern hitam itu," Kata Kaede yang menggotong tanduk Wyvern di pundaknya. "Dengan begini Wyvern hitam itu, tidak akan menyerang desa yang berada di bawah bukit batu untuk sementara waktu de gozaru. Wyvern itu benar-benar musuh yang tangguh."

Author Note: Cliffhanger lanjut ke chapter selanjutnya.