webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
234 Chs

Bab 85

Setelah satu malam penuh dengan kesenangan, Yves bangun lalu mandi sambil menyenandungkan sebuah lagu.

Setelah mandi, Yves memesan makanan ke seorang pelayan yang mana akan diantarkan ke kamarnya. Kehidupan yang indah selalu membuatnya senang, selain itu semua biaya hotel, makanan, dll dibayarkan oleh Dr. Zola!

Ketika Yves menyelesaikan sarapannya, Sinthea bangun masih dengan penampilan yang acak-acakan. Dia bangun kemudian berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Mulai dari sekarang, dia adalah milik orang lain, walaupun dia benci dengan pilihan ayahnya, tapi dia tidak terlalu mengungkapkannya di permukaan, mungkin semua ini adalah takdir...

Di atas kasur, masih ada jejak mawar merah milik Sinthea. Hal itu merupakan tanda kesucian gadis itu.

"Duduklah, kita perlu berbicara tentang suatu hal." Yves menunjuk ke arah sofa yang ada di seberangnya. Di atas meja, terdapat sarapan enak untuk wanita itu.

Masih ada waktu sebelum pertemuan pertukaran akademik diadakan hari ini, dia dapat berbicara perlahan dengan wanita itu untuk sementara waktu.

Sinthea duduk di sofa degan wajah tanpa ekspresi, sekarang dia terlihat lebih dingin dan juga cantik dari pada kemarin. Rambut merah, mata biru, kulit halus, sosoknya menunjukkan kilau kristal yang memukau. Seperti wanita muda yang baru saja menikah!

Yves sedikit menggaruk kepalnya, dari percakapan singkat antara dirinya dan Sinthea kemarin, dia tahu bahwa hubungan Sinthea dan Red Skull tidak terlalu baik.

"Aku tahu bahwa kamu tidak memiliki hubungan yang baik dengan Schmidt, akupun juga sama. Karena kamu telah menjadi wanitaku, kita harus akur dan saling bekerja sama. Jika kamu mau, kita bisa menyingkirkan Schmidt bersama-sama." Yves berkata sambil memainkan kartu emosional.

Alis Sinthea terangkat, dia tidak langsung menjawab bujukan pria tersebut. Mengambil pisau dan garpu, Sinthea mulai sarapan. "Dasar bajingan, binatang."

"Apa?"

"Kamu adalah binatang buas!" Sinteha meninggikan suaranya, dia melihat pria itu dengan tatapan tajam. Empat jam, selama empat jam dia dipermainkan tanpa akhir kemarin malam. Jika pria itu bukan binatang buas, terus apa?

Yves tidak menolak perkataan wanita itu, memang tadi malam dia sedikit berlebihan. Semenjak dirinya disuntik oleh Serum Super, pinggang serta adik kecilnya tidak lagi kewalahan!

Di masa lalu, setidaknya dia akan memijat pinggangnya setiap pagi untuk meringankan rasa lelah. Tapi sekarang dia tidak merasakan pegal ataupun kelelahan sama sekali, sungguh luar biasa!

Meskipun manfaat ini cukup luar biasa, tapi pengetesan lebih lanjut perlu dilakukan. Bagaimanapun Serum yang dia gunakan adalah serum setengah jadi, mungkin saja masih ada efek samping lain yang masih tidak diketahui.

"Aku akui bahwa aku adalah binatang buas, tapi ini adalah kewajibanku sebagai seorang pria. Toh aku juga tidak berpikir bahwa kamu ingin selesai dengan cepat..."

"Ngomong-ngomong, ikutilah aku mulai dari sekarang, kamu bisa menjalani hidupmu dengan lebih baik. Setidaknya kamu bisa menjadi wanita dengan pemikiranmu sendiri, kamu tidak perlu mematuhi perintah misi atau khawatir akan keselamatanmu di luar." Yves mulai memainkan hasutannya. Sama seperti Ophelia, calon penyandang julukan Madame Hydra, Sinthea juga seorang master khusus yang kejam.

Meskipun dia berbakat, gadis ini cenderung pemarah serta memiliki rasa kecemburuan yang relatif kuat. Nampaknya Yves perlu melatih wanita ini dengan baik, jika tidak, mungkin istananya bisa terbarkar!

Sinthea melanjutkan sarapannya dengan tenang. Perkataan Yves barusan memang tidak dapat disangkal. Dia tidak setuju maupun menentangnya, dia hanya mendengarkan pria itu berbicara dengan tenang sambil menikmati makanannya dengan cara yang elegan sama seperti seorang wanita bangsawan.

Setelah merenung sejenak, Sinthea berinisiatif memperkenalkan dirinya, "Nama saya Sinthea, putri Schmidt... Tidak, aku adalah alat pria itu. Ibuku adalah seorang tukang cuci, dia meninggal tak lama setelah melahirkanku."

"Schmidt membuatku menjadi seorang agen Hydra, dia memerintahkan prajuritnya untuk mengajariku banyak keterampilan, seperti berkelahi, mata-mata serta teknik rayuan."

Yves menuangkan secangkir teh hitam kepada wanita malang itu. Nampaknya memang benar, setiap orang keji pasti memiliki masa-masa yang tak menyenangkan ketika mereka masih kecil.

Sinthea mengambil cangkir teh itu, tapi dia tidak akan menyangka bahwa jari-jarinya akan bersentuhan dengan tangan pria itu. Rasa kehangatan menyebar, wajahnya berubah menjadi merona dan Sinthea terlihat malu, "Schmidt bahkan berpikir untuk mengirimkanku kepada Fuhrer, tapi untungnya Fuhrer bukanlah seorang yang serakah akan wanita dan juga bernafsu. Meskipun dia kejam, dia adalah seorang yang sangat disiplin. Kami semua berterima kasih kepadanya karena telah membebaskan kita dari kemiskinan serta mengantarkan negara kita menjadi negara adikuasa dunia!"

Yves mengangguk perlahan dalam hati, meskipun praktik Hitler cukup kejam, tapi pria itu memang telah mengantarkan Jerman menjadi negara kuat adikuasa di era ini.

Sinthea nampaknya terperangkap dalam ingatannya. "Selain aku, Schmidt juga memiliki beberapa anak lain, tapi mereka semua telah digunakan dan mati. Dia bukan manusia, tapi iblis! Alasan aku selamat hanya karena aku sedikit lebih berguna dari pada anak-anaknya yang lain."

Yves terdiam untuk beberapa saat, setiap orang memang memiliki sesuatu yang menyedihkan, bahkan dirinya tidak terkecuali. Berjalan mendekat, Yves memeluk Sinthea yang sedih ke dalam pelukannya.

Tidak perduli apakah yang dikatakan Sinthea benar atau tidak, tapi hal ini setidaknya membuktikan bahwa wanita itu bersedia berkomunikasi dengan dirinya dengan kemauannya sendiri. Hal ini merupakan awal yang baik!

"Jangan khawatir, aku akan membunuh Schmidt suatu hari nanti. Jika bukan karena pengetahuanku, kemarin mungkin aku akan mati karena Serum tersebut. Walaupun pria itu membiarkanku pergi, tapi aku berpikir bahwa dia pasti telah merencanakan sesuatu." Yves memeluk Sinthea semakin erat. Cough, ngomong-ngomong tubuh Sinthea sangat lembut dan juga enak untuk dipeluk.

"Ya, Schmidt memang orang yang seperti itu. Hanya orang-orang yang dirasa berguna baginya akan dibiarkan hidup. Yang tidak berguna akan dia jual atau dibunuh. Pria itu menjadi lebih gila semenjak dirinya mendapatkan kekuatan dari Serum yang dia gunakan."

"Dari sikap kejinya saja, aku yakin putra dan putrinya yang lain tak akan berkedip ketika mereka menghianati ayah mereka sendiri." Sinthea tampak menjadi sedikit takut. Semakin dia mengikuti Schmidt, semakin dibuatnya takut dia.

-----

read chapter 177 on;

patréon.com/mizuki77

ko-fi.com/mizuki77