webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
226 Chs

Bab 207

Yves datang bersama dengan Senator Carles ke ruang konferensi. Duduk di kursi utama, Yves berkata. "Silahkan, Senator."

"Surat kabar Planet Media sangat laris akhir-akhir ini, dan Kongres berencana untuk menjual obligasi dan ingin beriklan di koran serta acara TV tersebut." Carles berkata dengan hormat.

"Oh, hanya masalah kecil. Anda tidak perlu menemui saya untuk masalah seperti ini, Anda dapat langsung datang ke perusahaan saya, dan seseorang dari departemen berita akan segera mengurusnya."

"Jika masih belum berhasil, Anda dapat bertanya kepada istri saya, Sinthea... atau mubgkin keinginan Kongres tidak sesederhana itu, itulah sebabnya Anda ingin menemui saya secara pribadi, kan?"

"Senator, kita memiliki hubungan kerja sama yang sangat baik. Tolong beri tahu saya jika Anda ingin mengatakan sesuatu." Yves tidak percaya bahwa mereka ingin mengiklankan iklan sederhana.

"Jadi begini. Saya ingin memberikan wawancara kepada Tuan Presiden. Sejak perang, ekonomi kita mulai pulih, dan kita perlu memulai wajib militer untuk memastikan kepentingan di masa depan."

"Dr. Yves, anda adalah pria yang pintar, saya yakin anda tahu apa yang kita inginkan." Ucap Senator Carles.

"Maksudmu, kamu ingin aku ikut andil dalam masalah ini? Apakah kalian berperang atau tidak, itu tidak ada hubungannya denganku."

"Jika kalian ingin aku membayar? Menyerahkan uangku sama seperti orang-orang menyerahkan emas mereka?"

"Aku tidak tertarik dengan Medali perdamaian ataupun patriotisme, jangan membodohi orang dengan hal tak berguna semacam ini." Kata Yves dengan malas.

"Tentu saja tidak, Kongres tidak akan memaksa para kapitalis untuk menyerahkan uang-uang mereka. Sebaliknya, President Roosevelt sangat menghargai pria berbakat seperti anda, dan dia ingin Planet Media membuat beberapa laporan positif tentang departemen politik dan anggota Kongres."

"Jika anda memiliki penemuan lain, anda dapat memberi tahu saya, saya akan memprioritaskan hal tersebut dan memberikan anda hak paten dengan cepat." Anggota Kongres bernama Carles akhirnya mengatakan tujuannya yang sebenarnya.

Para Kongres melihat popularitas surat kabar, dan mereka ingin masuk dalam gelombang popularitas ini untuk meningkatkan popularitas mereka.

Di saat yang sama, mereka juga ingin mempromosikan karakter faksi mereka sendiri untuk mempersiapkan pemilihan berikutnya.

Dengan meningkatya reputasi mereka, maka orang-orang akan cenderung memilih mereka.

Selain itu, mereka juga mengincar teknologinya juga!

Yves mengangguk, "Tidak masalah, tapi jadwal wawancara perusahaan saat ini sedang penuh, paling cepat akan dapat dilakukan lagi bulan depan."

"Biaya wawancara tidaklah murah, Senator harus tahu hal ini, dan perusahaan saya sendiri selalu netral dan tidak pernah menyebarkan berita palsu, itu prinsipnya."

"Kami memahami hal itu, Dr. Yves. Yakinlah, kami pasti akan bersiap."

"Oke, tuan Senator, tolong kerja samanya mulai dari sekarang." Yves menyerahkan sebuah amplop dari bawah meja.

Senator Carles mengambilnya dengan ahli lalu meremasnya dengan erat. Dari berat dan bentuknya, pasti ada banyak uang di dalam amplop tersebut.

"Tolong kerja samanya juga, Dr. Yves." Carles tersenyum.

Setelah meninggalkan ruang konferensi, Yves mencibir orang-orang Kongres itu dalam hati. Sepertinya tidak ada orang idiot di Kongers, mereka tahu seberapa populer berita kabarnya.

Mereka datang ke sini dengan maksud untuk memperingatkannya sekaligus meminta.

Datang ke sebuah rumah yang ada di pinggiran kota, rumah ini adalah bungalo kecil yang telah direnovasi. Dia pernah datang ke sini bersama Sarah sebelumnya, tapi sekarang terlihat agak kotor.

Benar, ini adalah rumah Steve!

Mendengar suara ketukan pintu, Steve yang sedang asik membaca koran bangkit dari tempat duduknya untuk membukakan pintu sambil bertanya-tanya siapa yang datang berkunjung.

Dia hanya memiliki dua teman, satu Bucky, orang kaya yang tinggal di sebelah rumahnya, dan satunya Yves, majikan ibunya. Dia dan Yves hanya memiliki sedikit kontak, terutama semenjak dia pindah bersama ibunya ke MIT.

Membukakan pintu, ternyata tamu itu tak lain adalah Yves. Melihat kedatangan pria itu, Steve menjadi cukup senang.

"Oh, ternyata kamu, Yves. Hebat, ayo, cepat masuk, sudah cukup lama semenjak terakhir kali kita bertemu." Steve menyambut dengan senang.

"Lama tak bertemu, Steve. Kebetulan ada sesuatu yang perlu aku tangani di sekitar sini, jadi aku memutuskan untuk mampir sekalian." Yves menjabat tangan Steve lalu masuk ke dalam rumah.

Di dalam rumah, terdapat sebuah foto hitam putih yang tergantung di atas dinding, sebuh foto pria paruh baya yang heroik, yaitu ayah Steve.

Steve menyeduh secangkir teh hitam lalu meletakkannya di depan meja pria itu. Dengan gembira, Steve bertanya. "Hei, Yves, bagaimana kabar ibuku akhir-akhir ini? Saya sudah lama tidak bertemu dengannya, saya ingin tahu bagaimana keadaannya sekarang."

Mendengar pertanyaan ini, Yves menjadi bingung dan tidak tahu bagaimana harus menjawab. 'Nak, ibumu bekerja dengan sangat baik, tidak hanya dalam pekerjaannya, tapi dalam merawatku juga. Bahkan tak lama lagi akan segera melahirkan bayi yang lucu untukku, hahaha!'

Tentu saja Yves tidak akan mengatakannya secara blak-blakkan. Meskipun Steve adalah pria yang baik hati, tapi tidak perduli seberapa baik orang itu, Steve akan tetap menghajarnya jika dia tahu bahwa dia menghamili ibunya!

Setelah terdiam sesaat, Yves perlahan berkata. "Bibi Sarah baik-baik saja, dia melakukan pekerjaannya dengan baik. Dia membantu saya menjaga rumah serta lab-ku."

"Omong-omong, Steve, bagaimana denganmu, apakah kamu telah bergabung dengan militer?"

Saat ini Steve masih belum tahu tentang kondisi ibunya, selain itu, setiap kali dia menelpon, Sarah hanya berkata bahwa dia baik-baik saja, setelah itu mengirimkan uang secara teratur kepada Steve. Jadi wajar jika Steve masih tidak curiga.

"Masih sama, mereka menolakku lagi. Mereka bilang aku terlalu lemah." Kata Steve dengan nada sedih.

Yves mengangguk. Memang benar tubuh Steve terlalu lemah. Tingginya hanya 160cm, bahkan lebih pendek dari Carter. Untuk seorang pria, Steve memang agak terlalu kurus.

"Jangan bersedih, Steve. Apakah kamu memiliki cukup uang akhir-akhir ini? Lebih banyaklah makan daging dan berolahraga. Ketika perang tiba, persyaratan militer mereka akan turun, saya yakin anda akan dapat bergabung." Kata Yves.

"Terima kasih, Yves." Steve menghargai dukungan temannya.

"Ngomong-ngomong, apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini? Aku sering melihatmu muncul di koran. Lihat, ini fotomu, ilmuwan terpintar di Amerika Serikat!"

"Kamu benar-benar orang yang luar biasa, Yves... tunggu, bisakah kamu tinggal serta makan malam bersama kita malam ini? Teman baikku, Bucky, sangat mengagumimu."

"Jika dia melihatmu, dia mungkin akan melompat kegirangan! Kita menginginkan tanda tanganmu!" Mengambil koran, Steve berkata dengan penuh semangat, terlihat seperti seorang yang menjumpai idolanya.

"Huh?" Yves merasa sedikit bingung, apa yang sebenarnya telah terjadi? Sejak kapan dirinya menjadi idola Steve dan teman baiknya, Bucky?

-----

read chapter 325 on;

patréon.com/mizuki77