webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
234 Chs

Bab 147

"Sayang, sihir apimu sangat aneh, tidak sama seperti api yang tercipta secara alami. Apakah sate ini aman untuk dimakan?" Sinthea bertanya, ekspresi keingintahuan terlihat jelas di wajahnya. Hal aneh semacam ini memang sangat ajaib!

Yves menyerahkan sate yang telah dipanggang ke wanita itu, "Tentu saja bisa, anda akan mengetahuinya setelah mencoba sendiri."

"Sebenarnya, belajar ilmu sihir cukup sederhana. Yang perlu kita lakukan adalah membaca buku lalu melakukan apa yang telah dikatakan, itu saja."

"Begitu... Jika sesederhana itu, maka mari kita coba." Ophelia mengangguk. Yang perlu dia lakukan hanya membaca buku lalu mempraktikkannya, kan? Cukup sederhana.

Dibandingkan dengan sihir, sains berada beberapa tingkat dibelakang sihir. Ada banyak sekali hal-hal aneh di dunia ini, dan semua hal itu bahkan tidak dapat dijelaskan dengan sains. Yang jelas, sains tidak maha kuasa, itu saja.

Mendengar penjelasan muridnya, Sindella tersenyum puas. Yves belum lama belajar sihir, tapi dia telah berhasil mempelajarinya dengan baik.

Jentikan jari kedua terdengar, kali ini Yves menggunakan sihirnya untuk menarik buku-buku yang ada di dalam perpustakaan tanpa harus menyentuh mereka. Sihir ini begitu nyaman untuk digunakan.

*Whoosh!* dua buku sihir terbang langsung ke tangannya. Buku tersebut berisi asal-usul sihir yang menjelaskan jenis, karakteristik serta beberapa prinsip dasar sihir.

"Kedua buku ini adalah apa yang akan kalian baca hari ini. Setelah membacanya, coba pahami isi dan maknanya dengan baik."

"Jika kalian tidak mengerti, kalian bisa menanyakannya kepadaku. Aku akan mencoba membantu menjawabnya." Yves mengangat buku di tangannya.

"Membaca, membaca, dan membaca. Membaca adalah hal yang sangat membosankan. Apakah ada cara lain yang lebih sederhana?" Sinthea sedikit merajuk. Untuk wanita sepertinya, membaca adalah kegiatan yang sangat tidak menyenangkan, jika dia disuruh membaca ratusan lembar buku, dia akan menjadi gila!

"Tidak ada cara yang lebih sederhana. Ini adalah dasar yang wajib untuk dipelajari. Bahkan jika anda tidak tahu cara memasak, anda pasti perlu tahu bagaimana cara memakan makanan, kan?"

"Hal ini sama untuk sihir. Pelajarinya buku ini setelah itu beristirahatlah. Ngomong-ngomong, kamu perlu merubah sifat lekas marahmu jika kamu ingin belajar sihir." Yves berkata dengan tegas.

"Oke, oke, kamu adalah suamiku, dan kamu memiliki keputusan akhir." Sinthea mengangkat bahu. Jika tidak ada metode lain, maka dia hanya bisa membaca dengan patuh.

"Hehe, jangan khawatir, aku yakin cepat atau lambat kita akan dapat mempelajarinya. Karena kita tidak memiliki apa-apa yang perlu dilakukan, kita bisa meluangkan waktu kita untuk mempelajari sihir."

"Kita juga bisa menetap di rumah saudari Sindella, lingkungan ini cukup bagus, seperti surga." Kata Ophelia. Sebagai agen, mentalitas Ophelia cukup bagus dan dia dapat beradaptasi dengan cepat.

"Oke, oke, apa yang kamu katakan memang benar." Sinthea membuka buku lalu membacanya perlahan. Kata-kata kuno yang tertulis di dalam buku itu sangat sulit untuk dipahami, dalam waktu seperempat jam saja dia sudah ingin menyerah.

Tapi ketika melihat tatan tegas suaminya, dia langsung merasa tidak berdaya. Sambil menggertakkan giginya, dia membuka buku itu lalu membaca lagi, kali ini lebih serius.

Bakat seseorang sangat berperan dalam mempelahari buku-buku sihir, bagi Ophelia, dia lebih mudah mempelajari hal ini.

Pembelajaran Sinthea agak berliku-liku, dia bahkan kesusahan membaca buku itu. Jujur saja, dia tidak memiliki banyak pengalaman membaca, Red Skull tidak pernah mengajarinya membaca sebelumnya. Dia hanya belajar senjata api dan teknik mata-mata!

Jika membahas tentang kemampuan mengumpulkan intelijen, Yves tidak dapat menandingi Sinthea. Tapi jika membahas tentang pemahaman sihir, seratus Sinthea pun tidak akan dapat menandingi Yves.

Melihat kegagalan Sinthea yang mencoba merasakan energi sihir membuat Yves merasa sedikit pusing. Apakah benar istrinya tidak memiliki bakat yang dibutuhkan untuk mempelajari sihir?

Sindella yang menonton dari tadi tiba-tiba berkata. "Yves, biarkan aku yang mengajari Sinthea. Aku tahu di mana permasalahan wanita itu."

"Kamu memang seorang monster dalam mempelajari hal seperti ini, tapi kemampuan mengajarimu sangatlah payah. Pergilah ke Ophelia, biarkan aku yang membantu Sinthea."

Setelah Yves pergi, Sindella mengeluarkan buku catatan dan menyerahkannya kepada Sinthea. "Ini, ambillah. Buku ini berisi catatan dan pengalamanku dalam mempelajari sihir."

"Kamu juga tidak perlu terburu-buru, sihir tidak dapat dipelajari dalam semalam." Kata Sindella sambil tersenyum.

"Terima kasih, sister Sindella!" Sinthea mengangguk sambil mengungkapkan rasa terima kasihnya.

"Sama-sama, kita semua adalah keluarga, keluarga harus saling membantu." Sindella tersenyum.

-----

read chapter 250 on;

patréon.com/mizuki77