webnovel

Marvel Dc: Pahlawan Bajingan

Hari ketika dia terbangun dari tidur menyenangkan, Yves menyadari bahwa dirinya tak lagi ada di dunianya yang asli. Dunia ini sangat berbeda, ada Pahlawan Super yang memiliki kekuatan besar, Penyihir dengan umur panjang, serta Supervillain yang mampu meledakkan sebuah galaksi hanya dengan satu jentikan jari! Yves yang diberi kesempatan kedua tentunya tak tinggal diam, dia langsung mengerahkan seluruh tenaganya untuk menjemput para wanita-... Tidak, tidak, tentu saja mencapai puncak kehidupan di dunia baru ini! Tunggu... Ibu Steve Rogers hamil? Wonder Woman terlihat bergandengan tangan dengan laki-laki yang tak dikenal? Ancient-One menyerahkan gelarnya ke pria lain??? Wtf! *** Advanced chapters available on; patréon.com/Mizuki77

Mizuki77 · อะนิเมะ&มังงะ
เรตติ้งไม่พอ
226 Chs

Bab 145

Sindella tidak keberatan suaminya memiliki wanita lain. Yves telah berhasil merangsang potensinya dan belajar sihir luar angkasa hanya dalam waktu singkat demi menyelamatkannya, ini saja sudah membuktikan kelayakan pria itu untuknya.

Dia sendiri sekarang percaya akan ramalan ayahnya bahwa dia akan bertemu dengan pria yang akan sangat dia cintai di masa depan. Dia tidak perlu berkelahi, membunuh atau khawatir dengan serangan para Iblis karena pria dalam ramalan itu akan membuatnya hidup bahagia.

Yves masih tidak tahu apa yang sedang dipikirkan gurunya saat ini, tapi yang jelas dia senang bahwa dia selamat.

"Oke, beristirahatlah sebentar. Kita akan pulang setelah bersih-bersih lapangan perang ini. Saya tahu kalian berdua memiliki banyak sekali hal yang ingin anda tanyakan, tapi tempat ini bukanlah tempat yang tepat untuk membahas hal ini." Yves menjelaskan kepada Ophelia dan Sinthea yang masih memeluknya.

"Guru, bagaimana dengan Jenderal Iblis itu? Aku yakin tubuhnya pasti memiliki banyak kegunaan, mungkin bahkan dapat digunakan sebagai senjata atau sesuatu berharga yang lain."

Sindella melihat ke arah permukaan laut yang jauh sambil merapikan rambut ke telinganya dengan gerakan anggun. Sosoknya yang indah serta aura Milfnya yang kuat tidak berhenti terpancar setiap saat.

"Yves, jika kamu mau, kamu dapat memasukkannya ke dalam kantong dimensimu. Tapi ingat, hanya hal-hal tak bernyawa yang dapat dimasukkan ke dalamnya, jika makhluk bernyawa masuk, mereka akan langsung mati."

"Selain itu, jangan sampai kehilangan akalmu hanya demi kekuatan belaka. Mengerti? Ayo kembali dulu, apakah kamu masih ingat jalan ke kastil kita?"

Sindella tersenyum menawan sambil memandang ke arah pria itu. Adapun tentang godaan kekuasaan, dia tidak akan khawatir Yves terjerumus ke dalamnya. Sejauh ini Yves menunjukkan bahwa dirinyalah yang mengendalikan kekuatan, bukan kekuatan yang mengendalikannya!

Yves mengangguk lalu terbang ke laut dengan sapu ajaib. Air laut di area tertentu telah ternoda oleh darah Iblis berwarna hijau. Sekilas terlihat seperti minuman berenergi, tapi karena dia mengetahui apa itu sebenarnya, membayangkannya saja sudah membuatnya sedikit mual.

Mengontrol sapu terbangnya untuk tetap di udara, Yves menggunakan energi sihirnya untuk menarik tubuh Jenderal Iblis yang telah membeku ke atas. Ketika tubuh Jenderal Iblis itu keluar dari permukaan laut, Yves buru-buru memasukkannya ke dalam kantong dimensinya.

Setelah urusan selesai, dia kembali ke tepi tebing lalu berteleportasi ke Kastil miliik Sindella dengan ketiga istrinya.

Pemandangan hijau serta bau udara harum memenuhi taman kastil. Sindella melangkah ke dalam portal terlebih dahulu sebelum diikuti oleh Ophelia dan Sinthea.

Setelah portal oranye kemerahan itu menghilang, akhirnya mereka berempat merasa tenang lagi. Selain beberapa penyihir yang tahu peperangan ini, orang-orang lain di seluruh dunia tidak sadar bahwa telah terjadi Invasi Iblis!

Setelah melintasi portal, kastil kuno yang dipenuhi dengan tema musim semi terlihat. Ophelia di sisi lain tidak terlalu terkejut ketika melihat pemandangan indah seperti ini karena di Hydra ada Baron Strucker yang memiliki kastil yang hampir sama.

"Sister Sindella, apakah ini istana milik anda?" Sinthea bertanya dengan senyum manis.

"Sinthea, singkirkan aktingmu yang buruk. Berhentilah berpura-pura, aku tahu seperti apa rupamu yang sebenarnya." Ophelia mencibir.

Sinthea yang diejek langsung bertingkah seperti kucing yang ekornya telah diinjak. "Dasar wanita bau, kamu sendiri ingin kastil besar ini untuk dirimu sendiri, kan?"

"Lupakan, aku tidak tertarik dengan rumah besar ini." Ophelia tidak terlalu perduli dengan Kastil megah itu. Kedua wanita itu nampak seperti lawan seumur hidup walaupun telah bekerja sama untuk mempertahankan hidup mereka barusan.

Sindella memandang kedua wanita kecil yang saat ini sedang berdebat dengan penuh minat. Dia cukup tua untuk menjadi ibu mereka, tapi sekarang dia adalah kekasih pria dari kekasih kedua wanita itu..

Maid Santana segera muncul tak lama setelah kedatangan masternya. Datang dengan elegan, Santana menyapa masternya. "Halo nyonya, halo tuan."

"Santana, aku akan segera pergi ke Zatana. Ngomong-ngomong, kedua wanita ini adalah pacar kecil Yves, tolong layani mereka berdua." Sindella yang masih khawatir tentang keselamatan putrinya segera membuka portal yang mengarah ke dalam kastil.

Melihat Santana yang melihat adegan memalukan antara kedua istrinya membuat Yves deikit malu, dia kemudian terbatuk dua kali untuk meringankan situasi. "Bibi Santana, tolong siapkan makanan dan minuman untuk kita."

Ophelia dan Sinthea saling memandang, kemudian mereka saling mengejek lagi sambil berjalan mengikuti kekasih mereka.

Ketiganya datang ke taman yang ada di dalam tembok kastil, di mana ada meja besar yang menghadap ke pegunungan hijau serta taman indah.

"Batuk, saya yakin bahwa anda sudah tahu bahwa ada sihir di dunia. Tujuan saya membawa anda berdua ke sini tak lain untuk melihatkan kekuatan supernatural di dunia ini kepada anda."

Yves menuangkan dua cangkir kopi harum untuk kedua istrinya sambil menjelaskan tujuannya. Sebagai suami, dia memiliki keinginan untuk merawat serta memanjakan istri-istrinya.

Sambil mengaduk minuman itu, Ophelia tersenyum dan bertanya. "Sayangku, apakah kamu akan mengajari kita sihir? Sejauh ini kamu telah memiliki banyak wanita, tapi mengapa kamu hanya membawa kita berdua? Apakah kita istimewa?"

Kata-katanya murni sebuah candaan, tapi dia sendiri juga merasa bangga bahwa dirinyalah yang diundang untuk melihat sihir luar biasa ini. Padahal hubungan wanita-wanita yang ada di kampus lebih dalam dari hubungannya dengan Yves, tapi dialah yang lebih diperhatikan~

Mendengar godaan kekasihnya, kebanggaan Yves semakin membesar, tapi dia mencoba menegaskan alasannya. "Ahem... Bibi Sarah, Barra dan lainnya bukanlah wanita yang suka dengan hal-hal kekerasan seperti ini."

"Tapi kalian berdua berbeda, kalian suka pertempuran dan juga ahli dalam hal ini. Jadi aku memutuskan untuk mengundang kalian beruda."

"Tapi jika terjadi apa-apa dengan kalian berdua di masa depan, hmph, aku akan membuat kalian tinggal di rumah untuk merawat bayi!"

Sinthea langsung tersipu ketika pemikiran 'menarik' melintas di kepalanya. Meskipun perkataan pria itu sedikit dilebih-lebihkan, tapi perasaan diperhatikan ini membuatnya merasa senang~

-----

read chapter 244 on;

patréon.com/mizuki77