Lusa..
Aku bahkan mengedip beberapa kali mendengar kata lusa yang J sampaikan. Memutus kontak dari matanya.
" Aku ga bisa melakukan nya" Kata ku dengan sesuatu memburu di hati ku.
J menatap ku seolah bicara kenapa.
Tapi sebelum kami berdebat ia memberi sinyal kepada salah satu orang nya untuk menarik orang orang dari perusahaan perhiasan itu dari sana. Topik kami memang untuk privasi.
" Aku sudah bilang sebelum ada surat cerai! Jangan memperburuk harga diri ku"
Kali ini menatap J dengan sedikit kesal. Tidak kah ia mengerti aku masih punya harga diri.
Walau pernikahan ku adalah kesalahan bukan berarti aku melemparkan diri dengan jati diri yang hina.
Aku masih berstatus istri orang, lalu melakukan tunangan dengan pria lain. Apa dia gila!
Apapun kesalahan Devan, orang akan memandang rendah padaku. Bahkan kali ini aku makin sangsi berada disini. J belum menepati janji nya. Dia bahkan belum berhasil melawan Devan kan! Hanya saja mengingat banyak materi yang ia keluarkan. Aku merasa tidak enak lepas dari sini.
Dan baru saja diluar sana ada konflik apa jadi nya kalau lusa kami beneran bertunangan!! tidak menampik berita kalau J membawa lari seorang wanita yang masih berstatus istri. Apa J tidak memikirkan pandangan orang terhadap nya.
Aku jadi berpikir apa J sangat tidak sabaran mendapatkan warisan dari kakek nya. Aku jadi curiga ia hanya menggunakan ku untuk warisan itu.
" Okey! Aku salah! " J mendengus, ia nampak menyesal dengan keputusan yang ia buat ia lalu menarik ku dalam pelukkan nya.
Aku mendorong nya. Masih menggerogoti nya dengan pandangan tajam.
" Apa kamu sangat terobsesi dengan warisan kakek mu?" Tatapan kecurigaan ku membuat nya ingin menertawai ku.
"Aku tak tertarik dengan warisan Kakek! Bahkan aku tidak perlu kamu untuk segera mendapatkan warisan Kakek, aku bisa menikahi wanita lain dulu! Perkara selesai" Jawab nya tegas, semburat warna manik mata biru ini kembali melembut mencoba menenangkan kecurigaan ku "Tapi ini mengenai wanita yang ingin aku nikahi untuk sekali seumur hidup! Tidak ada manusia yang sama sebanyak apapun jenis wanita terbaik diluar sana. Aku pernah merasa kehilangan 2 kali dan tidak ke-3 kali...
Kalimat J menembus sanubari ku. Tatapan ku meredup dengan kalimat sederhana disana tapi memberi kekuatan yang dalam.
" Dua kali...??
Jordan memejamkan mata nya kening nya berkerut tajam " Aku memperlakukan mu buruk saat video itu aku terima! Kedua kamu menjadi istri Devan. Dan tidak untuk kali ini... "
Sesaat kenangan itu muncul. Betapa aku sangat sakit ia mencampakkan ku disaat aku merasa di atas jurang. Tapi itu masa lalu. Aku sudah berdamai dengan semua itu. Mata ku meredup menatap J dengan segala penyesalan yang ia sampaikan di sorot matanya.
Ya kami dulu sepasang kekasih dan terpisah karena suatu keadaan. Kali ini kami ingin merajut kembali masa itu. Hanya saja apa rasa ku masih sama seperti dulu.
Tapi apa itu penting sekarang. Rasa cinta yang hilang akan datang dengan sendiri nya, aku sudah pernah melakukan nya pada Devan. Dan ini tentu mudah aku lakukan lagi apda Jordan. Dia pria yang tak ada cela untuk tidak di cintai..
Kata kata itu mampu membuat ku merasa yakin lagi dengan keberdaan ku disini.
Ponsel Jord berdering. Ia memberi sinyal untuk mengangkat panggilan itu. Aku mengangguk sambil melebarkan pandangan kesekeliling lagi.
Yang ku dengar suara J tercekat disana.
" Peretas..., lalu...
Pandangan ku kembali kepadanya. j terlihat tegang disana. Dengan diam mendengarkan detail yang disampaikan sipenelepon.
" Bobol lagi! Cari pelaku nya.. Dan segera atasi! Bikin sayembara untuk peretas di luar sana yang bisa mencari pelaku nya." Kata nya masih terdengar tenang tapi kalimat nya memberikan aura tajam kepada si penelepon.
Ia lalu menutup telepon, alis nya bertautan.
" Peretas? Apa yang terjadi?" Tanya ku penasaran.
" System keamanan perusahaan lagi di bobol peretes asing! " Jawab nya dengan rahang mengeras. Aku tau J lagi dalam kalut masalah.
" Aku akan mengurusi masalah ini, apa kamu capek! Aku akan meminta Diego untuk membawa mu beristirahat di hotel terdekat"
" Apa pulang kerumah tidak memungkin kan?" Tanya ku lagi.
" Masih belum! Untuk 24 jam ini"
Aku mengangguk setuju kemudian.
Dan Diego muncul dengan perawakan seperti sebelum nya.
Ia membawa ku keluar gedung perusahaan. Dan di luar masih ada beberapa wartawan yang mencari liputan disana.
Aku merasa dilanda kecemasan.
Apa tandak tanduk keluarga J mulai mengeluarkan cakar nya, atau ada campur tangan orang lain. Aku tidak bisa menebak. Semua nya terjadi secara berurutan
*
*
*
Aku masih resah dengan pemberitaan yang ada diluar sana. Setelah berpikir beberapa kali akhirnya aku membuka mbah google. 6 bulan berpuasa untuk tidak menyentuh dunia internet.
Pencarian ku langsung masuk dan berbagai berita muncul dengan jenis judul berbeda.
Mata ku makin intens membaca setip judul dan semakin banyak berita disana semakin kegelisahaan menguasai ku.
MnSangat mengejutkan kalau Devan bangkrut! Dan dia menghilang! Entah apa yang terjadi! Kalau Devan bangkrut itu jelas J pelaku nya. Tapi menghilang? Apa yang J lakukan pada Devan??
Berbagai spekulasi muncul di kepala ku.
Mungkin kah ia melakukan tindakan kejahatan dengan menyelakai Devan. Misal nya..
Mulut ku menganga.. Aku menggeleng kuat kuat.
Mungkin kah.
Devan..
Dan itu kenapa perceraian ku tak bisa di proses!
Tidak mungkin J melakukan hal gila itu, dia bukan seorang pembunuh. Dan Devan kurasa bukan jenis manusia yang mudah di hilangman begitu saja.
Tapi berita ia menghilang tentu hal baru. Kurasa ia juga bukan pria pengecut yang menghindari masalah.
Tapi mungkin saja dia sama pengecut nya dengan menutupi anak biologis nya tanpa mengakui secara langsung padaku.
Kalau aku baca di berita, Devan tak ada berita sekitar 6 bulan lebih, itu setelah ia pergi ke sini lebih tepat nya setelah pemberitaan perusahaan nya sudah di ambil alih oleh pihak asing.
Devan menghilang artinya surat cerai ku akan menggantung begitu saja.
Menyingkir dari berita Devan. Pemberitaan tentang Aku dengan J menjadi pusat ku berikut nya.
Ada berita mengerikan yang membuat ku panas meletup letup.
Bunyi nya seperti ini " Wajah cantik-polos istri pengusana Devano AH, usai suami bangkrut panjat ranjang ke pengusaha lain"
Seperti tamparan keras mendarat berkali kali di wajah ku.
Aku bahkah tidak tahu keadaan Devan setelah aku pergi! Dan panjat ranjang. Maksud nya apa?? Kalau panjat pinang aku tau.
Apa mereka pikir aku panjat ranjang itu melakukan hal begituan di ranjang dengan Jordan. Oh My God. Asal sekali yang bikin berita.
Rasanya ada yang mendidih dikepala ku.
Sialan gampang sekali yang bikin topik ini menyudutkan nama ku.
Kepala ku berdenyut denyut karena marah tak terhingga. Kalau tau begini aku tak mau membaca berita, tekuk ku langsung tegang di belakang.
Aku merebahkan diri ku kasur yang terasa sangat nyaman meresapi punggung ku yang kaku.
Menerawang ke langit hotel yang berwarna emas.
Pasti diluar sana banyak orang yang menggunjingkan aku menganggap aku perempuan yang hanya memandang harta, mencampakan Devan dan pergi.
Uuggghhh..
Ulu hati ini rasanya seperti menahan beban berat.
Ditambah Devan menghilang.
Pernyataan ini membuat ku kembali berpikir.
Dia ada dimana?
Aku meraba ponsel ku lagi.
Mencari akun sosial ku, saat masuk akun ku lenyap. Aku coba masuk lagi tapi akun ku di tolak. Kata sandi salah.
Aku ingat betul kata sandi nya. Dan berulang kali hasil nya nol.
Aki coba bikin baru, setidaknya aku ingat nama akun yang ingin aku stalk..
Tetap tidak bisa.
Aku keluar dari beranda sana. Menuju nomor telepon.
Menghubungi Nita mungkin hal yang aku hindari untuk menengok kebelakang tapi aku sudah di rundung rasa penasaran.
Nita aku telepon. Panggilan ku langsung mati alias tam terhubung.
Aku coba lagi dan lagi. Juga tak bisa.
Apa mungkin Nita ganti nomor.
Pergi kesiasat lain aku coba hubungi Susan.
Dan hal sama juga terjadi. Ada apa dengan mereka kenapa aku tidak bisa menghubungi kedua nya.
Ini aneh.
Lari dari nama kontak kedua sahabat ku. Rudy satu satu nya hal paling memungkin kan. Tapi ini sama saja akan memberitahu keberadaan ku
Tidak! Aku tidak bisa menghubungi Rudy.
So! Aku harus bagaimana.
Tidur, lupakan jangan pikirkan kan pria itu. Jalani hidup sekarang, masalah diluar serahkan dengan Jordan. Udah gitu aja..
Mantera ini kucoba ramalkan berkali kali seperti orang bodoh komat kamit. Tapi otak ini tetap tak bergeser.
Aku kembali meluruskan punggung.
Ada suara ketukan pintu di luar.
Apa aku pesan makanan, aku bahkan lupa pesan atau tidak. Dengan malas aku menyeret kaki ku ke pintu.
Membuka pintu disana. Tampak staff hotel membawakan sebuah makanan yang membuat ku langsung berteriak lapar dalam hati.
Ia mengatakan sesuatu yang membuat kuping ku sakit. Bahasa itali kental.
Aku hanya mengangguk angguk sambil mengambil makanan disana.
" Aku lupa tadi pesan makanan, tapi perut ku memang langsung merespon makanan di sana. Dessert manis yang tampak menggoda jiwa. Stroopwafel, dessert dengan sajian cangkir dan ada wafer penekuk diatasnya. Itu memang dessert kesukaan ku di sini dan aku perlu makanan manis untuk mengusir pikiran di kepala ini.
Dengan pelan aku memakan dessert ini. Jari ku sambil menchat Alera. Apa dia sudah sampai dirumah atau belum
Alera bilang ia sudah sampai dirumah.
Kami balas membalas chat sampai pandangan di kepalaku rasanya jadi 2. Ponsel ini ada bayangan.
Aku mengendik mata dan kembali mengetik lagi tapi huruf huruf disana seperti melayang layang hingga aku melihat benda ini berputar putar. Tangan ku terasa sangat ringan ponsel ini tau tau jatuh kebawah dengan tubuh ku kembali menjadi angin.
Aku sadar ada yang salah dengan makanan yang aku makan!!
*
*
Tubuh ku seperti mati rasa. Tak bisa digerakan. Tapi aku merasa kulit ku seolah disentuh diisap dan ada kehangatan familiar yang kurasakan.
Apa aku sedang masuk kedalam mimpi.
Kenapa aroma ini terasa sangat dikenal. Aroma manis yang maskulih. Dan sentuhan manis nya tertinggal di bibir ku.
Bahkan aku merasa hal aneh yang bisa dibilang suatu kenikmatan.
Mimpi apa ini...
Kenapa mimpi ini terasa ada bumbu manis nya.
*
*
*
Tangan ku mengedik.
Mata ku terbuka dengan cepat
Aku bangun perlahan dan melihat langit berwarna emas. Apa aku bermimpi karena ketiduran.
Kulihat aku terbaring di kasur hotel ini.
Ada rasa sakit di tubuh ku, aku bangun dengan kepala sangat berat.
Kulihat baju ku masih utuh. Mimpi aneh yang kurasakan melintas, dugaan ku mimpi aneh ini aku sedang berhubungan dengan seseorang yang kukenal. Mimpi yang terasa sangat nyata
Mata ku melebar mengingat penggalan penggalam mimpi itu. Jantung ku berdegub kencang. Ini terlalu nyata.
Mungkin kah...
Dengan cepat aku turun dari kasur.
Aku menuju cermin di sana.
Terlihat aku disana dengan baju sebelum nya, tak ada yang salah.
Apa aku berhalusinasi sehingga mimpi itu terasa nyata. Kenapa mimpi nya malah dengan nya.
Dan sedang...
Wajah ku memerah di pantulan cermin sana.
Mata ku begetar melihat aku yang disana, aku ingat aku sangat menikmati setiap sentuhan nya meski tubuh seperti terperangkap.
Segera kutepis pikiran konyol ini.
Kulihat jam di ponsel ku ini sudah jam 9 pagi.
Aku segera menuju kamar mandi untuk membersihkah diri dan bayangan percintaan panas dalam mimpi tadi malam.
*
*
Selesai mandi harus nya aku merasa lebih segat tapi ini rasa lelah yang mendera sangat dalam. Seperti saat melakukan percintaan panas sepanjang malam. Aku ingat percintaan panas sepanjang malam itu bersama siapa. Ogh kenapa aku menyamakan nya dengan malam malam itu.
Aku duduk di tempat tidur. Rasa penasaran ku mendera dengan berita hari ini
Apakah pemberitaan ku masih ada atau ada yang terbaru.
Tapi berita disana lebih parah.
Bukan perkembangan berita tentang skandal aku tapi.
Nama perusahaan Jordan yang katanya data rahasia nya dijual bebas di pasar gelap.
Perusahaan nya mengalami kerugian yang meroket.
Suara telepon membuat ku nyaris melompat kaget.
Ada nama ibu Jordan disana. Dan seketika rasa cemas kembali menggerogotiku.
Apa ini ada hubungan nya dengan yang terjadi?
Aku dijemput oleh orang Ibu Jordan. Ny. Collison di hotel.
Perjalanan menuju Villa perumahan elite di kota ini. Tempat yang sama dari beberapa yang aku kunjungi dengan Jordan.
Tempat itu sangat luas, banyak bukit bukit disekitar dan perkebunan yang membentang. Hingga hanya ada satu sebuah Villa luas milik keluarga Collison tersebut.
Bahkan jejak keluarga ini sudah terlihat dari bukit bukit didepan ratusan mil sebelum nya, tidak menutup kemungkinn aset kelurga itu dimulai dari sana mengelilingi tempat ini.
Berada disana tentu saja membenarkan kata Tiffany tentang bentang jarak setara nya aku dengan keluarga itu. Seujung rambut pun aku tak ada apa apa nya sama sekali.
Mobil Limo yang menjemput ku ini berhenti di sana.
Dengan diantar pelayan aku kembali masuk kedalam sebuah ruangan luas juga mewah.
Kegugupan ku sendiri makin terasa saat di sana ada Ny. Collison, ibu J dengan Nenek Mrs. Collison.
Dua wanita yang beda generasi dan bukan pertama kali aku bertemu, hanya saja situasi saat ini seperti berada di antara singa dan serigala.
" Permisi nyonya
Miss. Alena sudah sampai" Kata pelayan ini memberitahu.
" Beri dia masuk" Itu suara Ibu Jordan. Kali ini menggunakan bahasa indonesia.
Aku melangkah maju dengan tetap menjaga kesopanan ku, dan duduk di seberang dua wanita beda generasi ini.
Kemegahan tampak terlihat diwajah kedua nya. Aku tau ini firasat tak baik, waktu itu Ibu Jordan terlihat ramah tapi tidak kali ini, secercah senyum pun tak ada kulihat.
Beberapa pelayan muncul dengan menyuguhkan teh untuk ku.
" Kamu tau Alena, kamu tidak diterima dikeluarga kami" Kalimat tanpa basa basi ini keluar dari Ibu Jordan. Bahkan ekspresi dingin nya cukup membekukan suasana diruangan itu. Waktu penjamuan itu mereka terlihat Wellcome tapi aku memang sudah mendapatkan kecaman juga sinyal kalau aku sangat berbeda dengan mereka.
" Saya sudah sadar itu" Jawab ku menjaga suara ku agar tetap punya harga diri.
" Jordan hanya memiliki jiwa mengebu yang keras kepala! Dia masih muda dan belum melihat mana yang pantas juga tidak"
Secara harfiah Ny. Collison mengatakan aku tak pantas untuk anak tunggal nya.
" Apapun masa lalu kalian! Kami keluarga besar nya menentang hubungan kalian! Dan jangan berharap untuk bisa masuk ke keluarga ini"
Sekali lagi penegasan yang wanita berdarah sama dengan ku ini menjabarkan.
" Keadaan diluar sana sudah membuat Jordan rumit, menghilang lah diam diam! Tanpa dia ketahui. Itu cukup adil untuk keadan dia sekarang"
Kemudian ada seorang laki laki di belakang dengan sopan memberikan sesuatu pada Ibu Jordan. Dengan anggun wanita berumur mungkin 50 an ini mengambil nya
Jantung ku berdetak keras melihat cek disana. Sudah bisa aku tebak apa yang akan wanita ini lakukan. Menulis angka harga diri ku disana.
" Segini cukup! Penerbangan mu akan dijadwalkan nanti siang"
Aku melihat digit nominal nol yang lebih dari 9 angka euro disana. Nilai yang fantasis dan bisa membuat ku tidak kekurangan apa apa selama puluhan tahun.
Aku mengambil cek itu sambil tersenyum. " Terimakasih dengan kemurahan hati Nyonya dan Nenek. Saya akan menggunakan uang ini sebaik mungkin" Kata ku membuat simpati mendasar diwajah keduanya bahwa sudut pandang mereka benar dengan memberi ku uang perkara selesai.
Aku mengambil secangkir teh yang mereka suguhkan. Mengaduk nya pelan di sana lalu memasukan cek itu disana. Mereka nampak syok melihat kertas penting itu siap menjadi bubur.
" Kamu?? Lancang sekali kamu" Kali ini suara sang Nenek bersuara. Bahkan mata kelabu nya bergetar.
Hal sama juga kulihat dari Ibu Jordan. Bibir nya mengatup keras dengan penghinaan yang aku lakukan.
" Terimakasih juga suguhan teh ini! Akan lebih baik kalau ditambah cek anda Nyonya sayang saya masih punya uang sendiri untuk mundur" Kata ku masih dengan sopan.
Aki segera berdiri lalu menunduk sebagai salam perpisahan.
" Selamat tinggal" Kata ku segera beranjak dari sana
Umpatan langsung keluar dari mulut Ibu Jordan. Bahkan ada bahasa jawa yang keluar.
Aku tak peduli dan terus melangkah membawa hati yang pantas.
Aku tak diterima di keluarga ini! Itu memberikan pilihan yang terbaik untuk aku tak melibatkan diri dengan hubungan yang rumit lagi.
Bukan aku tak memperjuangkan hanya saja ini sebagai bentuk kecil akan pilihan yang terbaik.
Yang aku inginkan hidup dengan tenang tanpa terjerat hubungan berliku liku seperti sinetron.
Telepon ku kembali berdering.
Ada nama Alera disana.
Aku segera mengangkat nya
" Kakak. Ini gawat surat tuntutan mereka bernilai 1 miliar dolar" Suara getir Alera terdengar disana.
Aku membeku sesaat dan kembali lurus berjalan " Benarkah... Baiklah" Jawab ku lalu menutup telepon.
Harga yang pantas dengan semua materi yang J keluarkan dalam mengurusi hidup ku belakangan ini.
Aku akan menyelesaikan nya.
Saat aku sampai digerbang keluarga ini sebuah mobil yang aku kenal berhenti, Jordan melompat dari sana ia masih tampak bugar walau kondisi perusahan nya dibilang sedang krisis.
" Hey.." Ia tersenyum manis disana.
" Apakah aku melewatkan suatu moment" Kata nya disana dengan santai.
Aku hanya mengawasi wajah nya tanpa menjawab, mungkin ia sudah tau bagaimana aku bersikap kasar dengan keluarga nya.
" Bahkan tidak ada moment apapun yang terjadi" Jawab ku membuat nya semakin lebar tersenyum.
" Aku tau. Kita buat moment yang sama" Lantas ia menarik tangan ku dan membawa ku kembali ke hadapan ibu dan nenek nya.
Kekagetan jelas terlihat dari wajah kedua nya. Aku bisa menilai bagaimana reaksi J ada cek didalam cangkir teh itu. Ia malah senyum senyum saja.
" Tanpa restu kalian pun hubungan kami akan tetap berjalan" Kata pria ini lugas. Dan kembali membuat semburat kemarahan Ibu juga Nenek nya.
" Jordan! Kamu tau yang kamu bilang barusan! Pacar mu tidak akan bisa diterima di keluarga kita! Mengerti!"
" Sangat Ibu! Tapi saya tidak bermaksud memaksa dia bisa jadi bagian keluarga ini! Dia hanya akan terus menjadi pasangan saya...
" Jordan! Kalau kamu menentang warisan kakek mu akan Nenek batalkan " Kali ini ancaman keluar dari sang Nenek. Mata nya menyala nyala dengan keangkuhan yang J sampaikan. Bahkan sang Ibu nampak syok mendengarnya.
" Ibu mohon tenang, jordan hanya sedang labis sekarang" Ny. Collision terlihat cemas disana.
" Jordan apa yang kamu katakan. Cepat minta maaf sama Nenek!" Kata Ibu nya dengan nada membujuk tapi mata nya melotot memberi kecaman pada J.
" Itu yang saya harapkan Nek! Saya tak peduli dengan warisan itu" Kata J tak menghiraukan perkataan Ibunya.
" Jordan apa yang kamu bicarakan..
Ny. Collison berdiri dan langsung melayangkan tamparan kewajah Jordan. Wajah nya sekeras buku-buku tembok dengan bibir begetar hebat.
Aku bahkan bisa merasakan ngilu di sudut hati ku melihat Jordan ditampar sekeras itu oleh Ibu nya.
Jordan tampak menggelap. Dengan cepat aku menarik sikuk nya.
" Hentikan! Kalian jangan saling menyakiti lagi! Begini J...terlepas dari ya atau tidak aku di terima oleh kelurga kamu! Aku sudah putuskan kalau kita akhiri semua sekarang! " Ucap ku membuat wajah gelap nya semakin nyata disana.
" Aku sama sekali tidak tertarik lagi dengan jalan yang sekarang! "
Aku lihat J dengan penegasan dimata ku. Ini jawaban yang aku sampaikan.
" Bagus, kamu cukup mengerti Alena" Kata Ibu Jordan disana tersenyum puas.
" Sekarang kamu lihat kan Jord. Dia bahkan sama memperlakukan mu seperti saat kebangkrutan suami nya! Pergi setelah jatuh dalan semalam"
Kalimat ini jelas melukai ku. Memang situasi nya berada saat itu! Tapi ini sama sekali tak ada hubungan nya dengan masalah yang dirundung J.
Aku tak menanggapi perkataan Nyonya ini.
Dengan cepat aku berputar dan segera pergi dari sana.
Jordan mengejar ku. Dan disana juga tampak pengawal keluarga ini bergerak menahan Jordan dari inci tubuh ku.
" Alena! Yang kamu bilang semua nya palsu kan! Aku tetap akan bersama mu walau keluarga ku tak setuju! Dihapus dari keluarga ini aku juga tak peduli" Ucap nya disana mencoba menerobos penyekalan pengawal yang betubuh 2 kali lipat dari nya.
" Jordan! Hentikan! " Teriak Ibu nya berang.
" Sungguh kehormatan yang besar Jordan! Tapi aku sudah memutuskan " Kata ku mencoba mengatakan nya dari ketulusan ku dari mata Ku.
Jordan terus memaksa dan memberontak oleh pria pria disana. Tapi ia tetap kalah tangguh.
Ia terus memanggil semakin jauh kaki ini berjalan semakin keras panggilan nya.
Aku memantapkan hati ku. Biarlah sekali lagi aku menjadi pengecut dengan rasa yang tak pasti. Aku takut ketidakpastian ku hanya akan membuat beban semakin besar.
Aku berhasil keluar dari lingkungan keluarga itu. Dan diantarkan pulang ke rumah kayu cantik ku.
Disana Alera sudah menunggu dengan wajah nya masih sangat tegang.
" Kak..
Alera mengikuti ku sampai kedalam kamar.
Aku membuka brankas dan menemukan kalung pemberian Devan.
Aku bisa menjual itu untuk membayar tuntutan Tiffany maka selesai. Dan keluar dari Negara ini.
" Kamu bisa membantu ku kan! " Pinta ku pada Alera.
" Tentu! Apa saja kak..
Aku melihat sayang dengan gsdis ini.
" Bantu aku menjual ini! Kamu tau dimana aku bisa menjual nya??"
Alera melihat ke telapak tangan ku, mata nya berbinar indah melihat batu permata itu.
Ia lalu mengangguk.
Kami segera gergegas pergi dari rumah itu, dan itu terakhir aku menginjakkan rumah singgah yang cantik ini selama 6 bulan. Ada rasa kehilangan tapi ya sudah lah. Ini bagian dari pilihan ku sekarang.
Alera membawa ku ke tempat penjulan perhiasan yang besar
Tak sulit untuk menjual nya, bahkan batu itu bak permen yang langsung di minati dengan harga yang fantasis. Sangat lebih membayar tuntutan yang hanya seperempat.
Aku heran dengan mudah nya Devan membeli kalung itu ia kaya memang tapi ia membelinya saat krisis di perusahaan nya waktu itu.
Bahkan aku ragu kalau ia bangkrut hanya kehilangan jabatan nya disana.
" Jadi kakak akan mengalah begitu saja dengan tuntutan mereka? Bahkan harus nya kakak pakai pengacara ini juga! Mereka hanya memeras. Nilai nya terlalu gila hanya sebuah goresan bahkan truk pamanku saja lebih bernilai dari wajah nya" Ucap Alera membuat ku tersanjung dengan kepedulian nya. Aku geli melihat kemarahan dari gadis ini. Dan membenarkan kalimat nya kalau truk bobrok paman nya lebih berharga dari wajah Tiffany.
Aku bisa saja melakukan tuntutan balik dan memproses nya di jalur hukum. Tapi aku sudah ingin mengakhiri perlajanan ku disini.
" Anggap aku beramal dengan mereka" Sahut ku seraya keluar dari mobil menuju kantor pengacara disana. Aku menggunakan pengacara bukan untuk melawan tapi menyelesaikan permasalahan disana. Aku cukup ada bukti hitam putih kalau aku sudah menyelesaikan tuntutan.
Urusan ku cukup lama sampai malam! Dan akhirnya selesai juga. Mengandalkan semua nya pada pengacara disana dan mendapatkan kembali paspor ku.
" Kita langsung pulang?" Tanya Alera setelah kami selesai makan. Seharian berjibaku dari menjual permata dan menyelesaikan masalah membuat kami lapar.
" Antar aku ke bandara" Kata ku membuat nya membeo lama.
" Bandara untuk?
" Aku mau pulang kampung"
Kalimat ku tentu membuat Alera kaget tak percaya.
" Tapi kakak akan kembalikan??"
" Aku ingin menyelesaikan masalah ku Alera! Aku pasti akan kembali menjenguk mu..." Jawab ku membuat mata indah nya menyusut menjadi kabut butiran kesedihan.
" Jordan bagaimana??"
" Dia juga akan menyelesaikan masalah nya disini!" Jawab ku.
Alera masih melihat ku dengan kesedihan, tentu 5 bulan an kami dekat dan membuat rasa nyaman satu sama lain. Kami sama sama anak yang kehilangan ibu dan itu kesamaan yang membuat emosional kami terhubung. Aku juga sangat bahagia bisa mengenal Alera di negara nan jauh dari dunia ku sebelum nya.
Aku mendapatkan jadwal besok! Penerbangan sudah berlalu tadi sore.
" Aku akan menginap di hotel bandara! Ini sudah sangat malam. Pulang lah. Nanti paman dan Bibi mu khawatir" Kata ku pada Alera.
" Aku bisa menemani mu malam ini Kak.. Ini sebagai perpisahan kita" Rengek Alera.
" Terimakasih Alera! Kamu adik yang baik! Aku ingin sendiri! Dan juga Bibi mu sakit kan! Pulang lah. Aku mengirim uang gaji mu bulan ini juga bonus di rekening mu! "
Alera tersadar akan sesuatu ia mencek kedalam ponsel nya.
" Ini... Kenapa kakak mengirim uang sebanyak ini. Ini gaji ku 1 tahun.. Aku ti-
" Gunakan untuk biaya berobat bibi kamu! Dan tabungan buat kamu kuliah tahun depan Alera! Sayang sekali kepintaran mu berhenti saat ini!
" Tapi uang ini sangat banyak, aku ga mau menerima nya..
" Anggap sebagai pinjaman kalau kamu tidak mau ambil! Kembalikan setelah kamu sukses.. Kita akan ketemu dimasa depan! Bagaimana???
Aku melakukan pertukaran yang membuat nya masuk akal. Aku rasa Alera tidak akan menolak lagi.
Alera menatap ku lekat. Air mata nya jatuh ia kembali memeluk ku. Dan suasana melow kembali tercipta.
" Pulah lah ini sudah sangat gelap! Perjalanan mu cukup jauh " Kata ku mengingatkan.
Gadis ini masih terisak. Ia lalu mengangguk dan tatapan berat hati nya masih terlihat saat ia memutar badan. Beberapa kali ia berbalik dan melambaikan tangan.
Aku ikut menangis lagi berpisah dengan Alera. Uang yang aku kirim memang sangat banyak. Itu tak sebanding dengan kebaikan yang ia berikan! Dan aku rasa ia memang membutuhkan nya. Alera masih harus menempuh pendidikan yang tinggi. Aku yakin dia akan jadi orang sukses dengan otak dan kepribadian nya yang baik.
Siluet Alera menghilang di tengah kerumunan lain. Aku pun ikut beranjak dari sana. Tapi saat berbalik. Aku merasa ada seseorang yang mengawasi ku dari sana.
Tak pasti memang tapi tatapan dari mata gelap diujung sana membuat ku sedikit was was juga berspekulasi sosok itu sangat mirip dengan Devan! Apa firasat ku benar. Kalau aku benar apakah yang aku alami tadi malam bukan mimpi.
Bahu ku tegang.
Tidak tidak tadi malam itu mimpi aku yakin.
Aku berusaha meyakin kan diri.