Semua orang sudah berkumpul di meja makan dengan pasangannya masing-masing, tetapi tidak dengan seorang pria yang satu ini.
Hal itu membuat keluarganya selalu memperbincangkannya yang tidak menyukai wanita. Akan tetapi itu semua tak dipedulikan oleh pria tersebut sehingga membuat kedua orang tuanya kesal.
"Pergantian tahun sebentar lagi dan kau masih saja sendirian, David. Apa yang sebenarnya kau inginkan? Apa kau tidak melihat adik-adikmu yang sudah mempunyai pasangan?"
Mendengar itu membuatnya langsung menghela nafas. Ia sangat benci dengan pertemuan keluarga seperti ini, karena dirinya yang selalu menjadi sasaran dari kedua orang tuanya sendiri.
"Ayah, bukankah aku sudah bilang kalau aku sedang malas untuk urusan cinta?" ujarnya dengan wajah datar.
"David, dengarlah. Sudah waktunya kau memberiku menantu yang cantik dan cucu yang lucu, aku sangat menantikan itu darimu."
Sementara itu kelima adiknya saat ini sedang sibuk bersama pasangannya, entah itu saling menyuapi makanan, berbincang atau bahkan, bercanda tawa bersama di hadapan kedua orang tuanya saat ini.
"Lihatlah adik-adikmu, David. Apa kau sama sekali tidak tertarik dengan semua itu? Cinta itu sangatlah indah dan kau harus mencobanya, lagi pula seharusnya kau membuat klarifikasi pada media kalau kau tidak menyukai sesama pria. Perbaiki dan jangan hanya diam saja seperti tak mempermasalahkan hal itu!"
Pria itu yang mendengarnya pun langsung menghela nafas sebelum akhirnya bergumam, "Aku memang tidak mempermasalahkannya, lagi pula aku tak peduli dengan yang orang-orang katakan tentangku."
"Apa kau bilang?!"
"Sudahlah, aku akan pergi. Terima kasih telah mengundangku ke perjamuan keluarga ini."
Setelah itu David pun langsung pergi begitu saja meninggalkan kedua orang tuanya dan kelima adiknya yang saat ini sedang menatap kepergiannya tersebut.
"Anak itu benar-benar tidak tahu sopan santun. Aku bersusah payah membesarkannya, tetapi lihat? Apa balasannya padaku, hah? Dia bahkan tak pernah ingin mendengarkan!"
Seorang wanita yang duduk di sampingnya pun langsung menghela nafas setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh seseorang yang berada di sampingnya saat ini.
"Sayang, sudahlah, aku yakin sekali kalau David pasti bisa memberikan apa yang kau mau. Jadi kau tidak perlu terlalu mengkhawatirkannya lagi, biarkan dia mencarinya sendiri."
"Oh, ya? Bagaimana kau bisa yakin kalau dia bisa mencari wanita untuk dijadikan menantu? Kita lihat saja nanti, jika pergantian tahun nanti dia masih saja belum membawa seorang wanita, biar aku yang mencarikannya untuknya!"
***
David Ryan, seorang pria berusia 30 tahun yang dikabarkan tidak pernah dekat dengan wanita membuat semua orang mempertanyakan kenormalannya.
Pria yang pernah mendapatkan gelar pengusaha tersukses sampai ke mancanegara ini menyimpan begitu banyak rahasia di keluarganya sendiri.
Karena statusnya yang belum pernah menikah membuat pria itu sering diberitakan sebagai seseorang yang tidak memiliki ketertarikan terhadap wanita.
Ayahnya sudah berusaha keras untuk memberikannya sebuah nasihat, akan tetapi tidak ada satu pun yang didengar oleh David sehingga membuat pria tua itu sedikit kesal terhadap putra pertamanya.
Saat ini David baru saja keluar dari rumah orang tuanya, pria itu baru saja memasuki mobil dengan rasa lelahnya yang begitu luar biasa karena harus mendengar celotehan sang ayah sehingga kini langsung menyandarkan tubuhnya ke belakang dengan kedua mata yang terpejam.
"Ayo jalan, kita kembali ke Mansion saja."
Seorang sopir yang sudah bekerja menemani David cukup lama itu pun menganggukkan kepalanya. "Baik."
"Hah, aku benar-benar menyesal telah datang ke perjamuan ini. Bodohnya aku selalu kembali ke sini, padahal aku tahu kalau ini akan selalu terjadi padaku."
David langsung mengusap wajahnya sejenak sebelum akhirnya menghela nafas beratnya itu. Pria itu memilih memejamkan kedua matanya dan mencoba tertidur di dalam mobil hanya untuk mengalihkan rasa kesalnya.
"Maaf, Tuan muda. Apa kau ingin pergi membeli sesuatu lebih dulu sebelum kembali?"
Mendengar itu membuat pria tersebut langsung membuka kedua matanya sejenak sebelum akhirnya berkata, "Tidak ada, tetapi jika kau memerlukan sesuatu pergi saja."
Sang sopir langsung tersenyum senang setelah mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh pria itu sehingga kini ia pun memutuskan untuk pergi ke minimarket terlebih dahulu untuk membeli sesuatu sebelum akhirnya dirinya kembali ke Mansion dan beristirahat.
***
"Tuan muda sudah sampai."
Dengan perlahan David mulai membuka kedua matanya setelah mendengar suara seseorang yang membangunkannya sehingga kini pria tersebut yang mengetahuinya pun langsung menghela nafas.
Pria itu menatap sekeliling, tenyata benar ini sudah berada di depan Mansion. Akhirnya David pun langsung menuruni mobil dan segera masuk ke dalam sana meninggalkan sang sopir yang memandang kepergiannya itu.
Sesampainya di dalam kamar, David langsung berjalan mendekati tempat tidur dan langsung berbaring di atas ranjang tanpa peduli dengan sepatu yang masih terpasang serta pakaian yang belum diganti.
Malam ini pria itu benar-benar lelah dan besok pagi ia sudah harus kembali bekerja untuk menghidupi banyak orang. Sebagai putra pertama, tentu tidak mudah bagi David melakukan semuanya, meskipun begitu dirinya tetap mencintai keluarganya.
David adalah CEO di Perusahaan milik keluarganya sendiri. Ia terpaksa harus menjadi penerus sang ayah karena pria tua itu yang sudah tidak bisa melanjutkannya lagi sehingga kini dirinya yang ditunjuk sebagai penggantinya.
Malam hari dengan lampu yang sengaja dipadamkan, saat ini David sedang mencoba untuk tertidur kembali. Pria itu tidak pernah berpikir bahwa ini akan menjadi malam yang sulit untuk terlupakan karena ketika terbangun keesokan harinya, ia melihat sesuatu yang tak biasa dan dirinya sangat sulit untuk memercayai hal itu.
Seorang wanita yang tertidur di sampingnya membuat David harus berpikir dan mengingat kembali apa yang sebenarnya terjadi semalam.
"A-apa?! Siapa dia?! Kenapa bisa dia berada di kamarku?! Apa yang sebenarnya terjadi?! Bukankah semalam tidak ada siapapun di kamarku?! Ya, aku sangat ingat dengan jelas kalau aku hanya seorang diri di sini. Tidak ada siapapun di dalam kamar ini!"
Kedua matanya sedari tadi terus memerhatikan wanita cantik itu dengan ragu. Keningnya berkerut dalam hingga akhirnya untuk pertama kalinya David melihat seseorang tersebut yang kini membuka kedua matanya.
"Kau siapa? Kenapa kau berada di sini? Jangan-jangan kau sengaja masuk ke Mansion hanya untuk menjebakku! Benar kan?! Siapa yang memerintahkanmu untuk melakukan semua ini, hah? Oh, pasti Ayahku kan?! Berapa uang yang dia keluarkan untuk membayarmu? Cepat katakan! Biar aku ganti agar kau segera pergi dari sini!"
David menatap tidak percaya melihat seseorang yang berada di hadapannya saat ini. Ia tidak tahu harus melakukan apa karena dirinya yang sama sekali tak mengingat apapun. Seingatnya, semalam David baru saja kembali dari perjamuan keluarganya sendiri, lalu pulang ke Mansion setelah itu tidur. Tetapi, kenapa ketika baru saja bangun tiba-tiba sudah ada seorang wanita di sini?