Di dalam mobil, Amanda memainkan hp nya ia mendapat sms dari Andrian, dia terkejut dari mana dia tahu nomor hp nya. Tapi dia tidak perduli entah kenapa, rasanya menyenangkan saja dan membuatnya senang.
"Kamu kenapa, senyum-senyum sendiri ?" Tanya mamanya, Amanda terkejut ia baru menyadari sedang bersama mamanya.
"Engga, lagi sms an dengan temen !" jawab Amanda. Mamanya hanya menggeleng kepala.
Mereka pun sampai di rumah, Amanda berpamitan menuju kamarnya. Begitulah kini Amanda mempunyai teman baru yaitu Andrian, mereka sms an sampai dia tertidur.
Sementara itu, di rumah Andrian, Wahyu baru saja pulang dari latihan basket dan menuju kamarnya di lantai atas. Dia terkejut, tumben abangnya ada di kamarnya. Biasanya pergi dan baru pulang malam atau pagi. Wahyu pun masuk ke kamarnya.
Kamar Wahyu walau berkesan cowok tapi lebih rapi dari kamar abangnya Andrian. Bagi Wahyu abangnya adalah orang tersayang dan paling dekat dengannya, Wahyu sendiri termasuk anak baik tidak macam-macam. pandai bergaul dan menyukai olah raga.
Wahyu orangnya cuek. Ia tahu abangnya seorang bad boy tapi tidak perduli baginya dia abang yang baik. Wahyu beberapa kali pacaran, bisa dihitung dengan jari sejak kelas 1 SMU pertama kali ia pacaran. Potensi sebagai seorang playboy dimiliki olehnya tapi dia tidak perduli dengan hal itu. Tampan, gagah, pintar dan suka olah raga.
Sejak SMU sudah masuk tim basket, dan menjadi populer tapi tidak menjadikannya sombong. Sebagai pemain populer barang tentu banyak perempuan yang dekat dengannya. Tapi tidak perduli, kesan cuek dan cool melekat padanya.
Ia memutuskan kuliah di Universitas yang sama dengan abang karena tim basketnya yang paling baik, konon banyak yang masuk club nasional. Dia masuk tim junior, walau ada senioritas bagi dia tak jadi masalah dan sudah biasa. Begitu pun tidak tanduk seniornya yang seperti itu juga tidak perduli. Dia tahu semua rahasia seniornya. Beberapa kali di ajak seniornya tapi ia menolaknya.
Amanda kakak kelasnya yang menjadi perhatian dan gosip seluruh kampus. Sebenarnya dia penasaran seperti apa karena ada gosip buruk dan baik yang membuatnya bingung. Di satu sisi ada menyeburkan dia gadis tercantik di kampus sayang dia cupu dan polos, anak manja dan masih di antar jemput oleh orang tuanya. Di sisi lain dia buah bibir karena pacaran dengan seniornya. Dan akhirnya di ketahui disukai abangnya juga dan sering di bully.
Akhirnya dia tahu dan ingat siapa Amanda ketika bertemu pertama kali di pesta dan harus di akui dia memang cantik dan penuh pesona, berbeda ketika melihatnya di kampus. Dengan pakaian biasa saja dan dandanan yang tidak mencolok tetap menjadi pusat perhatian, sikapnya yang pendiam dan penyendiri.
Wahyu beberapa kali menyaksikan bagaimana gadis itu diperlakukan tidak baik oleh para senior cewek atau pun fans dari seniornya. Awalnya dia geregetan ingin menolong tapi akhirnya dia tahu Amanda bukan wanita lemah seperti yang terlihat justru kuat dan cuek. Wahyu cukup tertegun dengan hal itu.
--------
Keesokan harinya seperti biasa Amanda bangun pagi, tapi kini ada sedikit perbedaan dalam dirinya yang entah apa itu, rasanya aneh yang tidak bisa diungkapkan kata-kata. Ini pertama kalinya ia berteman dengan seorang laki-laki. Setelah mandi dan berganti pakaian ia pun turun menuju ruang makan disana papa dan mamanya sedang sarapan.
"Pagi mah, pah !" sapa mencium pipi mereka berdua. kedua orsng tua agak tertegun dengan putrinya itu.
"Pagi sayang, mau kuliah ?" tanya mamanya. Amanda mengangguk.
"Iya, ada kuliah pagi ! seperti biasa !" jawab sambil tersenyum.
"Amanda, hari ini mama ada rapat, jadi di antar jemput sama mang Diman ya !" ujar mamanya.
"Iya mah, engga apa-apa kok !" tiba-tiba hp nya berdering pagi ini dia melirik dan memencet sms yang masuk dan ternyata itu Andrian menyapanya pagi itu.
"Dari siapa Amanda ?" tanya mamanya.
"Dari teman nanyain tugas !"
"Mira ?"
"Bukan dari yang lain, kalau Mira udah dari tadi malam !" Amanda tersenyum.
"Oh !" mamanya menatap heran Amanda, tapi ditepisnya hal itu.
Setelah selesai sarapan Amanda pamitan pada mama dan papanya dan kemudian pergi ke kampus di antar mang Diman. Selama perjalanan Amanda duduk dibelakang tangannya tidak lepas dari hp dan sms sesekali ia tersenyum melihat jawaban dari Andrian.
Sementara itu pagi yang sama sebelumnya, Dirumah Andrian juga melalukan aktivitas yang biasa tapi yang berbeda kali ini di hadiri oleh semua anggota keluarga dan itu jarang terjadi, biasanya salah satu pasti ada tidak ada. Salah satunya adalah Andrian yang sering kali absen.
Kali ini yang mengejutkan Andrian turun pagi itu dengan pakaian yang rapi tidak terkesan cuek seperti biasa. Semua menatap heran kecuali Wahyu adiknya.
"Pagi semua !" sapanya kemudian duduk di samping Wahyu.
"Tumben kamu bangun pagi, biasanya siang !" sindir papanya. Andrian hanya tersenyum.
"Engga juga sih pah, kadang-kadang aku pergi kepagian !" jawabnya.
"Rapi banget bang, mau ke ondangan ?" tanya Wahyu sambil meledek abangnya.
"Biasa aja kali ! nah lu rapi juga mau kencan ?" Andrian meledek balik adiknya Wahyu yang juga termasuk rapi.
"Abang kali yang mau ketemu pacar !" jawab Wahyu. Andrian melotot pada adiknya.
"Sudah, pagi-pagi kalian ini sudah pada berantem !" mamanya menengahi mereka berdua.
"Kalian ini seperti anak-anak saja !" tambah papanya sambil menggeleng kepala.
"Iya nih, yang mulai dia kan !" Andrian mengacak rambut adiknya.
"Ih abang apaan sih !" Wahyu mendelik marah, sementara Andrian tertawa puas menjaili adiknya.
Mereka pun sarapan sesekali Wahyu melirik abangnya mengetik sesuatu di hp nya dan sambil makan serta tersenyum. ternyata bukan hanya Wahyu tapi kedua orang tuanya melihat ada perubahan dari diri putranya.
Tak lama Andrian pamitan duluan dan mencium papa dan mamanya. Andrian menuju motornya yang sudah dipanasin oleh pembantunya. setelah itu berangkat.
"Pah, lihat ada yang aneh engga sama Andrian ?" tanya istrinya heran.
"Ah, mama ! biasa aja kali namanya anak laki suka begitu !" Suaminya bersikap tenang.
"Maksud papa apaan sih !" tanya istrinya tidak mengerti.
"Mama ini kayak enggak pernah muda saja !"
"Jadi maksud papa Andrian sedang jatuh cinta gitu ?"
"Iya kan ? kalau rapi gitu pasti ada sesuatunya !"
"Jadi, kalau papa rapi juga pasti sedang jatuh cinta juga ya ?" sindir istrinya pada suaminya. dia hanya menggeleng kepala,
"Mah, pah Wahyu berangkat dulu ya !" dia pun mencium papa dan mamanys. mereka pun mengangguk. Wahyu pun pergi ke kampus dia memakai mobil seperti biasa. Wahyu pun hanya menggeleng kepala melihat kelakuan abangnya yang benar-benar jatuh cinta, benarkah ? rupanya Amanda sudah merubah abangnya menjadi seperti ini. Dia menghela nafas dan berangkat.
Bersambung ...