webnovel

Andrian dan Hobinya

Andrian memukulkan tangannya ke tembok, hatinya merasa kesal pada Amanda. Kenapa ada perempuan seperti dia. Padahal bukan pacar, teman pun juga tidak tapi selalu melihatnya seperti itu membuat ingin membawanya pergi dan memarahinya karena sifatnya seperti itu,

Dia menghembuskan nafasnya dan sialan ! dari mana Melisa tahu tentang Andini ? walau menurutnya mereka berdua berbeda jauh, Andini menurutnya wanita ceroboh dan lemah karena mempunyai penyakit yang sudah diidapnya sejak lama, hubungannya hanya sebagai teman saja.

Sementara Amanda perempuan yang amat langka, introvertnya parah dan seperti anak kecil saja masih di antar jemput seperti itu. Andrian pertama kali kenal dengannya ketika MOS. Dia diajak untuk menjadi anggota tapi ditolaknya, walau begitu ia datang juga dan nongkrong di depan pintu pagar, entah kenapa rasa isengnya muncul dia pura-pura menjadi kakak kelas dan kebetulan ada beberapa murid baru yang datang maka sebagai kakak kelas berhak menghukum mereka karena kesiangan padahal sih belum ada siapa-siapa dan dimulai.

Ketika sedang mengospek ia melihat seorang perempuan keluar dari mobil dengan terburu-buru turun, baru saja hendak sampai di depannya seorang lelaki tua datang dengan tergesa-gesa.

"Maaf non, tasnya ketinggalan !" ujarnya sambil menyerahkan tas terbuat dari kantong terigu yang masih ada sisa terigu sehingga menjadi putih, talinya dari rapia, sedang rambutnya di kuncir 7, memakai kaos dan rok hitam, kaos kakinya selutut warna-warni.

"iya mang terima kasih !" ucapnya, dirinya tentu heran kok masih ada yang seperti itu, dia menang anak manja atau yang lainnya ?

Tapi seiringnya dengan waktu Andrian mulai menyadari bahwa Amanda bukan manja tapi introvert dan sepertinya kedua orang tuanya memang menjaganya dengan ketat. Sayang sifatnya itu membuat ia tidak mempunyai teman karena menjauh darinya.

Tapi hanya satu teman yang dia dapatkan yaitu Mira, entah kenapa ia merasa bersyukur karena itu, aneh sekali. Andrian sendiri tahun lalu tidak lulus naik tingkat karena ia terlalu banyak membolos. Andrian menganggap kuliah itu membosankan, begitu pula ketika ketika SMU untuk itu ia pindah beberapa kali sekolahan.

Tentu ada sebab kenapa dia menjadi bad boy, dulu ia anak baik, pintar dan juga berprestasi baik olah raga atau apapun itu sejak TK serta SD. Tapi menjadi seperti itu membuat teman-teman iri dan dengki sehingga kadang-kadang selalu di bully. Hal itu membuatnya tidak tahan dan akhirnya melawan, sayang justru itu lebih menjadi semakin di benci oleh semuanya.

Di SMP Andrian mulai berubah sikap, dia berteman dengan anak nakal dan mulai membolos justru dengan mereka Andrian mulai banyak teman dan sering nongkrong serta mencoba hal-hal baru yang sebenarnya dilarang seperti merokok, minuman keras dan juga berkelahi, karena hal itu menjadi merosot bukan karena nilainya tapi ketidak hadiran dan juga kenakalannya untung saja tidak tinggal kelas.

ketika SMU kenakalannya semakin menjadi Andrian mulai mengenal balapan liar sampai dijuluki raja jalanan. Karena selalu menang, apapun kondisi motornya mau baru atau lama. Hal itu berlangsung sampai sekarang kuliah. Kedua orang tua sudah berulang kali menasehatinya tapi dia tetap kembali melakukan hal sama.

Wahyu adiknya sangat berbeda jauh dengan Andrian, persamaan mereka hanya satu yaitu pintar selebihnya bagai bumi dan langit. Wahyu sangat dekat dengan mamanya, pandai bergaul dan jago berolah raga. Andrian menjadi pribadi yang bebas dia tidak perduli apapun itu.

---------------

Pertemuan selanjutnya Andrian dengan Amanda terjadi di pesta. Andrian pergi dari rumah sejak pagi sekali, dia meminta mang Diman memanaskan Motor Sport dan mengeluarkannya. Tak lama sebelum kedua orang tuanya bangun Andrian sudah lengkap dengan jaket kulit yang membungkus kaos hitam cukup ketat serta celana blue jins belelnya dan tas kecil melingkar di bahunya.

"Bang mau kemana ?" tanya Wahyu, entah sejak kapan dia sudah ada di belakangnya ketika Andrian sudah bersiap untuk pergi. Adiknya itu selalu mengetahui kapan pun dia akan pergi.

"Keluar !" jawab Andrian singkat.

"Pulang jam berapa ?"

"Mungkin malam !"

"Oh !" jawab Wahyu sambil menatap abangnya tanpa bisa menghalanginya. Andrian tahu apa yang dipikirkan adiknya itu.

"Jangan khawatir gue pulang kok !" Andrian pun pergi.

Dia sendiri tidak tahu kemana akan pergi sepagi ini, di rumah terasa bosan. Dia tahu di rumahnya akan ada pesta tapi semua itu dirasa membuatnya tidak nyaman dengan suasana ramai dan formal seperti itu. Akhirnya dia memutuskan menuju ke tempat sahabatnya Bobby.

Rumah Bobby besar sama seperti dirinya, dia putra dari seorang pejabat pemerintahan dan mempunyai hobi yang sama, mereka bertemu di tempat balapan liar. Bobby sendiri kuliah di luar negeri , Australia tepatnya. Dia saat ini sedang berlibur, umur mereka pun sama. Andrian bertemu satpam rumah temannya itu dan tersenyum sambil melemparkan dua bungkus rokok padanya.

Satpam itu hanya mengangguk dan berterima kasih saja, ia mengenalnya karena sudah sering bertemu. Membiarkan Andrian masuk lewat belakang rumah. Setelah memarkir motornya dia turun dan masuk, bertemu pembantunya rumah temannya yang juga sudah mengenalnya.

"Masih tidur ?" tanya Andrian tersenyum, dia tahu kebiasaan temannya itu.

"Baru pulang pulang jam 2 pagi den !" jawab pembantu itu.

"Ya sudah, aku ke atas dulu ya bi !" si bibi mengangguk saja, tidak melarang teman majikannya itu masuk karena Andrian orangnya baik dan sopan. Andrian pun menuju kamar Bobby temannya.

Di depan kamar Bobby, perlahan di bukanya pintu kamar yang memang tidak pernah di kunci. Kamarnya khas lelaki banget seperti dirinya, cuman bedanya Bobby jago komputer maka tak heran ada peralatan itu di kamarnya, apalagi dia kuliah di jurusan IT . Selain poster band rock ada juga beberapa foto diri Bobby berbagai pose seperti model dari mulai remaja sampai sekarang yang menempel didinding dan beberapa medali serta piala.

Bobby berwajah tampan rambutnya agak gondrong sepundak, dia sedang tidur hanya menggunakan boxernya saja, pakaiannya berserakan di lantai. Andrian hanya menggeleng kepala dan mendekati tempat tidur membuka jaketnya, kemudian tidur di samping Bobby.

"Untung aja elu engga bawa cewek Bob !" Ujar Andrian tersenyum, dan mulai mengganggunya tidur yaitu dengan memencet hidung mancung sahabatnya itu, beberapa kali di kibaskan tangannya, Andrian melepasnya matanya sedikit terbuka.

"Sialan elu And !" katanya kemudian membalik tubuh membelakangi Andrian. Tapi Andrian tidak sampai disitu dia memeluk tubuh sahabatnya itu dari belakang dan meniup telinganya.

"Anjir ! geli banget tahu !" Bobby menggeliat dan bangun dari tidurnya.

"Kalau lu cewe engga apa-apa sih ! gila geli banget !" ujar Bobby kesal. Andrian hanya tertawa saja dia tahu kelemahan dari sahabatnya itu.

"Ngapain elu pagi-pagi udah disini ? di usir lagi ?" tanya Bobby masih cemberut karena terganggu tidurnya, biasanya bangun siang. Dia mengambil sebatang rokok dan dihisapnya pelan.

"Engga, cuman bosan aja di rumah !" jawab Andrian, Bobby menawar rokok tapi ditolak.

"Kenapa ? karena cewek itu ?" Bobby melirik Andrian yang terdiam, harus di akui Andrian sahabatnya itu sangat berbeda dengan teman-temannya yang lain yang hanya semu dan ada pamrih, tapi tidak dengan Andrian mereka berteman dan menjadi sahabat sejak SMU dulu, jadi sudah kenal cukup lama. Semua rahasia keduanya sudah sama tahu.

"Yaelah, bro ! gitu aja dipikirin !" Bobby hanya menggeleng kepalanya melihat sahabatnya itu sedang di mabuk cinta, sehingga tidak perduli apapun juga.

"Bukan begitu ...!"

"Elu sudah di tolak kan ?"

"Belum lah, nyatain perasaan aja belum !"

"Makanya jangan dipikirin !" Andrian mengangguk.

"Bagaimana Sarah ?" tanya Andrian sambil melirik sahabatnya Bobby.

"Putus !" jawabnya singkat sambil mematikan rokoknya.

"Oh pantes !"

"Pantes kenapa ?"

"Biasanya kalau gue kesini pasti ada cewe di samping lu !"

"Sialan lu !" Bobby melempar bantal ke arah Andrian yang kembali tertawa,

"Eh, bro ada tantangan dari si Jabrik !"

"Oh ya, lumayan bro 500 ribu !" Andrian menatap Bobby.

"Di mana ?"

"Biasa !" Jawab Bobby dia tahu Andrian tidak akan menolak, 500 ribu itu adalah taruhan setiap orang yang memilih jagoannya masing-masing bila menang uang 5 juta bisa di dapat dalam semalam tapi itu bukan yang tertinggi, pernah dalam semalam seseorang mendapatkan 20 juta ! dan itu adalah Andrian.

"Oke tak jadi masalah !" ujar Andrian.

"Tapi hati-hati bro lo tahu kan si Jabrik itu kaya apa kalau kalah !"

"Gue enggak perduli, dia mau berbuat curang juga !" Andrian mendecih mengejek. Bobby hanya tersenyum. Dia engga seberani atau senekad sahabatnya itu, dia memilih aman. Entah lah dia suka khawatir dan takut bila Andrian terjadi sesuatu, dengannya ketika bertanding.

Bersambung ...