"Lis Lo nggak mau balik?" Tanya Aksa saat melihat Lisa baring di sofa panjang depan tv.
Lisa yang baru saja ingin menutup matanya langsung membuka kembali matanya itu dan betapa terkejutnya saat melihat wajah Aksa tepat di hadapannya dengan jarak yang begitu dekat.
Sontak saja hal itu langsung membuat Lisa Berteriak karena wajah Aksa itu menggunakan topeng dengan wajah yang begitu menakutkan.
Dengan gerakan spontan Lisa langsung bangkit dari posisi berbaring nya dan kemudahan berlari masuk ke salah satu ruangan yang tak lain dan tak bukan adalah kamar milik Aksa.
Namanya juga orang panik jadi tidak bisa memilih kemana ia akan pergi.
Sementara Aksa langsung tertawa terbahak-bahak melihat Lisa yang ketakutan. Emang sengaja ia mematikan lampu tadi hanya untuk melangsungkan niatnya yang ingin menakuti Lisa.
Ibunya sedang tidak ada dirumah, ia pergi untuk arisan tadi. Maklumlah, wanita.
Itu lah sebab nya kenapa Lisa tak lagi mendapatkan bela bantuan seperti biasanya saat dijahili oleh Aksa.
Ia duduk di tempat dimana Lisa berbaring tadi, rasanya sangat puas sekali menakuti Lisa seperti tadi, pas banget momennya karena Lisa baru saja selesai menonton hantu.
Ponsel milik Lisa bercahaya menampik wajah Lisa yang sedang mengenalkan seragam sekolah. Manis, ah! Ia bisa gila jika terus mengagumi kecantikan yang dimiliki oleh Lisa itu.
Dengan cepat ia langsung menepis semuanya itu, ia tak boleh memiliki perasaan yang lebih lagi kepada Lisa karena ia tak ingin kembali menyakiti perasaannya dengan orang yang sama.
Ia mengambil ponsel milik Lisa itu, hatinya terdorong untuk melihat isi di dalam ponsel Lisa.
Ponsel itu sudah lama sekali tak pernah ia lihat isi dalam nya. Dulu hampir seharian ponsel itu berada di tangannya karena Lisa begitu malas untuk memainkan ponselnya.
Ia menaikkan alisnya saat menekan tombol icon WhatsApp. Ada sebuah nama yang tak pernah sama sekali dikenali oleh Aksa. Apakah itu adalah kenalan lama Lisa? Namanya Kelvin, entah apa nama panjang nya pun Aksa tidak tahu karena yang ada di nama itu hanya Kelvin saja.
Hatinya tergerak untuk melihat pesan tersebut meskipun ia tahu bahwa yang ia lakukan ini adalah melanggar sebuah privasi tapi ia sama sekali tidak peduli, rasa penasaran nya lebih besar dari apapun saat ini.
Dengan satu Kali sentuhan pesan tersebut langsung terbuka menampilkan isi yang telah mengundang rasa penasaran dari Aksa.
From: Kelvin
Hai Lis, apa kabar? Hari ini aku Kembali dan aku harap wajah pertama yang akan aku lihat adalah kamu. Saat sudah sampai nanti, aku akan langsung ke rumah kamu. Masih tinggal di alamat lama kan? Tapi dimanapun kamu tinggal aku pasti bisa menemukan kamu.
Setelah selesai membaca pesan tersebut entah kenapa seperti ada rasa yang lain di hati Aksa. Apakah ini yang dinamakan bahwa cinta masa lalu belum kelar? Atau ia gagal move on dari Lisa? Benarkah seperti itu?
Aksa mengeleng kan kepalanya untuk menepis semuanya itu, mana mungkin ia belum move on dari Lisa, buktinya saat ini ia dan Lisa bisa menjalani hubungan baik sebagai teman dan itu artinya bahwa perasaan mereka berdua sudah selesai bukan?
Tapi bagaimana pun ia menyakinkan dirinya tetap saja hatinya menolak Semuanya itu.
Ponsel milik Lisa kembali berdering lagi dan Aksa dengan cepat langsung membuka pesan tersebut yang berasal dari Kelvin.
From: Kelvin
Aku merindukan mu Lis, aku harap kita bisa kembali seperti dulu lagi dan kamu akan memaafkannya aku yang telah pergi begitu saja hari itu. Percayalah, aku masih mencintaimu hingga detik ini.
Mata Aksa Terbelalak dengan sempurna seolah siap melompat keluar. Ia tak percaya dengan apa yang ia baca barusan ini.
Benarkah bahwa ini adalah mantan yang ditunggu Lisa selama ini? Inikah orangnya?
Ah! Ia tak akan membiarkan Lisa kembali pada laki-laki bernama Kelvin ini lagi. Tidak, Lisa miliknya dan akan selamanya seperti itu. Tak ada yang bisa mengambil Lisa dari genggamannya tangannya.
Karena apa yang sudah menjadi miliknya maka akan selamanya menjadi milik nya, tak peduli apa pun itu.
Aksa langsung menghapus pesan tersebut tanpa membalasnya, ia juga dengan sangat lancang sekali menghapus nomor Kelvin dari kontak Lisa.
Tidak, ia tak akan merestui jika mereka berdua kembali bersama. Jikapun Lisa ingin kembali dengan mantan nya maka Lisa harus kembali pada dirinya.
Setelah menghapus pesan dan juga kontak Kelvin, ia Kembali meletakkan kembali ponsel Lisa ketempat semula, ia tak akan meninggalkan jejak apapun saat ini dengan apa yang sudah ia lakukan saat ini.
Tiba-tiba saja ia jadi teringat dengan Lisa yang saat ini entah dimana keberadaannya. Ia penasaran bagaimana kisa akan bereaksi jika ia mengetahui bahwa mantan yang ia tunggu-tunggu itu menghubungi dirinya dengan mengatakan bahwa masih mencintainya.
Aksa menggelengkan kepalanya untuk menepis segala yang membuat otaknya menjadi sakit itu.
Mengapa ia bisa berpikiran yang tidak-tidak seperti ini hanya karena mendapat pesan seperti itu? Apakah itu tandanya bahwa ia merasa kalah saat ini dengan Kelvin?
Eh tapi tunggu dulu, bagaimana bisa ia dikalahkan dengan orang seperti Kelvin itu? Bukankah selama ini ia sudah membuat Lisa begitu berketergantungan dengan dirinya?
Mana mungkin Lisa akan kembali pada laki-laki itu dan meninggalkan dirinya? Membayangkan semuanya itu terjadi saja rasanya sudah begitu lucu apalagi jika benar hal itu terjadi ya.
Dari arah tangga Lisa melihat Aksa yang sedang tersenyum di tempat tidur nya barusan itu. Ia menaikan alisnya melihat Aksa dari kejauhan apakah ini pertanda bahwa Aksa sudah beruban menjadi Gila?
Dengan langkah pelan namun pasti Lisa datang menghampiri Aksa yang sedang tersenyum.
"Sa." Panggil Lisa, ia menyentuh lengan tangan Aksa sebentar hingga membuat Aksa langsung menoleh ke arah Lisa yang berada di sampingnya.
Aksa menaikkan alis saat melihat sosok Lisa itu, apa yang wanita ini inginkan saat ini?
"Ada apa?" Tanya Aksa, entah kenapa ia menjadi dag Dig dug sendiri saat ini. Apakah Lisa tadi melihat bahwa dirinya memainkan ponsel Lisa?
"Lo kenapa? Sakit ya?" Tanya Lisa, ia sedikit heran dengan Aksa ini. Baru beberapa menit tadi ia terlihat begitu pucat dan sakit, tapi kali ini ia bahkan seperti seorang yang tidak memiliki beban hidup.
"Apaan sih Lis? Ganggu tau nggak." Sinis Aksa dan kemudian ia langsung bangkit dari posisi berbaring nya.
Lisa hanya bisa melihat tingkah Aksa yang di luar nalar manusia normal itu. Hari ini ia benar-benar yakin bahwa sebenarnya Aksa itu bukanlah manusia tapi alien.