Entah kenapa aku begitu menikmati makanan di sini.
Tak hanya makanannya saja, aku pun menikmati pemandangan yang indah dan menakjubkan setelah sekian lama aku tidak kembali lagi ke sini.
Bersama Arnaf, kami kembali berbincang banyak. Bahkan aku sendiri sampai-sampai memutuskan untuk memakainya disini saja daripada dibawa ke rumah.
Tak tahu kenapa aku paling suka lampu kelap kelip.
Lampu ini telah banyak memberiku banyak hal yang indah dan berarti.
Tentu hal itu tidak akan bisa aku lupakan dengan mudah.
"Itu kamu tanpa telur ya?" tanyaku pada Arnaf.
Dia mengangguk cepat. "Ini mau?" pria itu mendekatkan kwetiaunya kepadaku.
"Boleh." aku mengambil segarpu itu lalu memasukkannya ke dalam mulut.
Mataku seketika membulat dan melihatnya tertawa.
"Ini ini!" dia seperti sudah tahu kalau aku tidak suka pedas.
Aku seketika meneguk air minum itu sampai habis.
"Ya Allah. Kamu pedesnya berapa sendok? Pedes banget."
"Maaf maaf aku kita kamu suka pedes juga."
Support your favorite authors and translators in webnovel.com