Sudut pandang beralih kepada Gabriel yang masih membantu Hizo di sore hari. Dari memindah-mindahkan barang dari satu titik ke titik lain, membuat pedang, menbuat armor, membuat panah, dll.
Saat Gabriel beristirahat menbersihkan kedua sepatunya, dia mendengar kabar dari ayahnya Hizo. Terdengar berada di dalam ruangan, percakapan antara Hizo dan ayahnya.
Dikarenakan rasa keingintahuan yang tinggi, Gabriel memilih untuk menguping di dekat pintu. Terdengar suara ayah dari Hizo. "Hizo... Kakek kamu... Telah di tangkap oleh para pasukan The Bliss..."
Menyadari jika para pasukan The Bliss sudah bergerak, Gabriel langsung kembali ke posisi semula, mencuci-cuci sepatunya berpura-pura tidak mendengar apa yang sedang di bicarakan.
Hizo pun keluar dari ruangan tersebut. Gabriel berdiri dari duduknya. "Sepertinya pekerjaan saya sudah selesai, saya akan mengambil reward dari quest nya." Saat Gabriel ingin bergerak keluar dari rumah, pergerakan Gabriel dihentikan oleh perkataan dari Hizo. "Tunggu! Masih ada satu tugas terakhir sebelum anda bisa mengambil reward nya... Yaitu menyelamatkan kakek ku dari tuan Thomas..."
Gabriel sudah menebak kejadian ini akan terjadi, dikarenakan Gabriel adalah salah satu buronan yang di cari juga karena membantu Kaizoku dan Sylphy melawan balik Taki. Tidak mau untuk ikut campur lebih, Gabriel tidak memiliki pilihan lain selain menolak permintaan Hizo. Dengan wajah berat hati, Gabriel mencoba untuk menolak dengan secara halus. "Maafkan aku Hizo-san, saya tidak ingin menolaknya, namun saya juga memiliki kesibukan lainnya. Dan saya tidak ingin ikut campur lebih melawan mer-"
Perkataan Gabriel dipotong oleh Hizo yang sujud di depan Gabriel, menangis-nangis meminta pertolongan dari Gabriel. "Tolonglah tuan Gabriel... Walaupun ayah ku tidak begitu menyukai kakekku, tapi saya sangat menyayangi kakekku. Jadi tolonglah, jika perlu bawa saya juga untuk membantu anda. Jangan hiraukan saya, saya juga bisa bertarung tuan Gabriel, dan saya juga ingin melawan balik para penjahat yang membuat desa dan dunia ini semakin hancur, saya ingin ikut menyelamatkan dunia..."
Melihat keseriusan Hizo, memaksa Gabriel untuk menerima tugas ini. "Hah... Baiklah, ini adalah tugas yang sangat berbahaya, jadi siapkan dirimu untuk tidak mati." Mendengar jawaban dari Gabriel, Hizo langsung berdiri senang. "Aku tidak peduli! Kakek ku adalah orang yang paling aku cintai, kakek sangat baik tidak seperti ayah ku!"
"Huff... Baiklah, baiklah jika kamu mati aku tidak bertanggung jawab. Ikut aku keluar dari rumah." Mereka pun keluar dari rumah Hizo.
Gabriel mensiapkan posisinya untuk mengeluarkan kedia sayapnya. "Wings of Veracity! Dengarkan panggilan ku!" Dengan cepat punggung dari Gabriel mengeluarkan kedua sayap kuning yang bersinar terang, cahaya yang sangat terang memaksa Hizo menitup matanya. "Huff! Sangat terang!"
"Baguslah tetap tutup matamu, karena ini akan menjadi perjalanan yang panjang. Dan tinggi." Gabriel memeluk Hizo dengar erat, lalu bermilai untuk terbang ke langit.
"Menuju ke rumah putih! (White house)" Ucap Gabriel dengan beraninya. "Waaaahhhh!!!!" Walaupun Hizo sudah menutup kedua matanya, dia masih bisa merasakan terbang di atas awan dengan kecepatan yang cukup tinggi.
"Tolong untuk tidak panik Hizo! Jangan menyusahkan aku!" Mendengar perkataan dari Gabriel, Hizo berusaha sekuat mungkin untuk menahan ketakutannya. "B-Baiklah tuan Gabriel! Sa-Saya akan berusaha sekuat mungkin untuk menahan rasa takut ku! Waaahh!!" Dengan sekuat mungkin Hizo memaksa kedua kaki dan kedua tangannya untuk tidak bergerak secara berlebihan.