"Dari sekian banyak tempat yang ada di bumi ini, dari sekian banyak tempat yang ada di semesta ini kenapa harus Force?" tanyanya. Dia seolah-olah sedang kebingungan dengan apa yang baru saja dia dapatkan. Mondar-mandir ke sana kemari mencoba untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang tiba-tiba saja datang menghantui dirinya.
"Emangnya gua itu ada di mana?" tanya Delwyn. Dia adalah orang yang menyahut padahal dia sedang tidak diajak berbicara di sini. Marvith adalah lawan bicara yang dipilih oleh gadis itu untuk mengeluh.
Bukannya lebih memilih orang lain ketimbang kekasihnya sendiri, tetapi dia yakin kalau Delwyn juga tidak akan mengerti dengan semua pembicaraan mereka.
"Itu adalah tempat yang tidak akan pernah bisa ...." Dia tiba-tiba saja menghentikan kalimatnya sendiri, memutar tubuhnya sembari menarik setiap helai demi helai rambut menggunakan genggaman tangannya. Sepertinya dia masih belum bisa percaya bahwa tempat itu benar-benar masih ada di dunia ini.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com