webnovel

Luka yang Kau Janjikan Bahagia

Kisah tentang Kafka yang dengan keputusan bodohnya meninggalkan sahabat baiknya, Kila, demi berpacaran dengan Ayu, wanita yang sangat dicintainya dan juga wanita yang dibenci seluruh sekolah. keputusan tersebut pada akhirnya diselali oleh Kafka setelah mengetahui bahwa Ayu memang tidak sebaik yang dipikirkannya. Terlampau basah dan dibenci oleh semua orang karena lebih memilih pacarnya dan meninggalkan semua hal, nama Kafka menjadi buruk. Dia menyadari hal tersebut dan memutuskan Ayu. kini, hanya Kila yang bisa membantunya, dia tahu Kila tak pernah membencinya, hanya Kila yang mengerti dirinya, hanya Kila yang mau mendengar semua ceritanya. Hanya sahabatnya.. Kila

Trivani_Desyara · วัยรุ่น
Not enough ratings
4 Chs

Penyesalan

"Kau tahu jika putusnya hubunganmu dengan Ayu bisa saja menyudutkan posisimu, dan juga posisi Ayu!" ucap Kila sambil memberi tatapan kecewa pada lelaki dihadapannya. "Jadi kau pikir harus aku yang terus-terusan mempertahankan hubungan ini dan menderita didalamnya La?" tanya Kafka dengan wajah sendunya, tanpa dijelaskan pun Kila mengerti lelaki ini menyimpan banyak sekali luka dan derita, jauh sudah Kafka dan Kila melangkah berjauhan, namun tetap saja jika dipertemukan lagi seperti ini, rasanya seperti tak pernah ada jarak, Kafka dan Kila benar-benar teramat sangat saling mengenal satu sama lain.

"Aku tak tahu persis bagaimana awalnya hubungan kalian bisa begini, jangan salahkan aku jika kini aku menganggap semua adalah salahmu Kafka!" tegasnya, Kafka terdiam pasrah, Kila pun tak tahu lagi harus bagaimana menghadapi situasi yang pelik ini, ingin saja rasanya dia tak tahu appaun, tak ikut campur dalam hal ini, namun seakan menolak kemauan Kila, mau tak mau Ayu dan Kafka secara tidak sadar sudah sangat melibatkan Kila dalam hubungan mereka yang sudah berantakan kini.

"Kau mengenalku La, kau tahu aku tak mungkin berselingkuh."

"Maka kau jelaskan padaku agar aku paham, Kafka!" sentak Kila, "if you want me to understand then you have to tell me, why! jangan terus-terusan kau mematahkan opiniku lalu kau tak punya alasan untuk itu." sentak Kila yang kemudian disesalinya karena sekarang banyak mata di kafe ini yang melirik kearahnya.

"Aku menyayanginya hingga sulit untukku menjelaskan peliknya hubungan ini hingga kupilih untuk mengakhiri." desisnya, Kila pasrah dan hanya menarik lalu menghembuskan napas, tak berkata sepatah katapun menjadikan keheningan berada ditengah-tengah mereka berdua.

"Untuk segala hal yang terjadi padamu, pada kita, percaya atau tidak, aku selalu menganggapmu sahabatku. Jauhnya jarak yang selalu kau bangun diantara kita, aku masih menganggapmu sahabatku. Namun Ka, aku bukan cenayang yang bisa mengetahui segala hal, jadi aku mohon jika kau butuh saranku, sebagai sahabatmu lagi, you have to be frank and fucking tell me what the hell happened and I promise will never tell everything you share to me to anyone if it's the problem and damn think for a million second to tell me. Damn it!" Kila memaki panjang lebar, dan dia melihat seutas senyum muncul diwajah Kafka mendengar makian yang panjang lebar tersebut.

"Aku sangat merindukan makianmu for hell." ledek Kafka yang membuat Kila mencubit gemas lengan lelaki itu, Kila tersipu malu, dia juga sangat merindukan Kafka, sahabat lelaki terbaik yang pernah ia miliki, yang beberapa tahun yang lalu memutuskan menjauh darinya karena tengah berpacaran dengan Ayu yang juga sahabat baiknya. Begitupun tak pernah terlintas dibenaknya untuk membenci lelaki ini, meskipun semesta menuntutnya untuk tak lagi dekat Dengan Kafka, namun Kila merasa kapanpun Kafka membutuhkannya, kapanpun lelaki itu datang kembali sebagai sahabatnya, tak akan pernah bisa ada penolakan didalam dirinya.

Mungkin sifatnya tersebut membuat persepsi orang salah, mereka mengira Kila menyukai Kafka, namun pada nyatanya Kila hingga detik ini benar-benar tulus menerima kehadiran dan menyayanginya sebagai sosok sahabat, tak ada perasaan lebih dari itu, dan Kila menyebutnya ini adalah perasaan tulus untuk Kafka, karena apapun yang terjadi, Kafka selalu baik padanya, meskipun keputusan Kafka setahun yang lalu untuk menjauhinya karena menghormati perasaan Ayu sebagai pacar yang sangat dicintainya teramat dalam menyakiti perasaannya, namun terlepas dari hal itu, Kafka adalah sahabat terbaik Kila.

"Aku minta maaf karena tak lagi ada untukmu." Ditengah diam yang menyelimuti mereka, Kafka membuka suara, "Aku minta maaf karena menjauhimu demi Ayu." Kini Kafka menggenggam tangan Kila, Kila merasa sekujur tubuhnya menghangat, sudah berapa lama dia tidak didalam posisi ini dengan Kafka? dulu Kafka sering sekali memberi semangat untuknya dengan menggenggam tangannya seperti saat ini.

"Maaf, jika aku membuatmu sedih karena keputusanku." gumam Kafka.

"Maaf, karena aku terlalu bucin kepada Ayu dan menjadi bukan diriku lagi." lanjutnya.

"Tak ada yang perlu diselali Ka, kau tak perlu menyesali segala yang sudah terjadi, kau tidak akan hidup dengan masa lalumu."

"Namun sungguh aku sangat menyesal."

"Menyesal membuatmu lebih baik?" tanya Kila mencari jawaban, dengan cepat Kafka mengangguk,

"Setidaknya, kau tahu aku menyesal."

"Semuanya terlambat untuk disesali, tiada guna." jelas Kila, "Aku tahu La, namun sungguh aku menyesal, menyesal karena telah bersamanya dan meninggalkanmu."

***