webnovel

Love My Destiny

Setelah bertapa selama tiga puluh ribu tahun di gunung Baekdu. Qionglin Tianshi pun mendapatkan apa yang dia inginkan. Kehidupan abadi, kekuatan di atas Iblis, dan juga tubuh manusia. Tujuan utama dirinya adalah untuk berbaur dengan manusia pada umumnya. Dia ingin mencari Tabib Han Guo, yang dulu sempat menyelamatkan dirinya dari serangan manusia. Tapi sayangnya, saat Qionglin Tianshi kembali, dia baru sadar jika manusia hidup tidak lebih dari seratus tahun. Bukannya orang mati itu akan bereinkarnasi? Dan hidup kembali di masa depan? Dan pada akhirnya Qionglin Tianshi pun mencari reinkarnasi Tabib Han Guo. Dengan harapan jika Qionglin Tianshi bisa bertemu, dia akan mengabdi seumur hidupnya dengan reinkarnasi Tabib Han Guo. Sayangnya, bukannya bertemu dengan reinkarnasi Tabib Han Guo, Qionglin Tianshi malah terlibat dengan siluman-siluman yang selalu saja mengganggu manusia. Tidak hanya itu Qionglin Tianshi pun terjebak cinta dengan seorang pemuda bernama Liu Changhai. Apakah yang terjadi pada Qionglin Tianshi. Bisakah dia menemukan reinkarnasi Tabib Han Guo? Atau mungkin hidup selamanya bersama dengan manusia? **** Nb: Dukung karya ini dengan tambah collection, power stone dan komentar. Terima kasih.

AgathaQuiin20 · แฟนตาซี
เรตติ้งไม่พอ
409 Chs

LoveMyDestiny-36

Benar bukan, baru saja Liu Changhai datang semua orang langsung mengerumuni klinik Liu Changhai yang masih tutup. Dan sekarang Liu Changhai sedang memeriksa satu persatu orang yang sedang antri untuk di periksa. Awalnya Qionglin Tianshi hanya diam saja, tapi melihat Liu Changhai kewalahan, akhirnya wanita itu juga ikut serta memeriksa pasien Liu Changhai.

"Apa kau juga masih termasuk reinkarnasi Tabib Han Guo?" lagi, setiap pasien yang diperiksa Qionglin, selalu saja mengatakan jika Qionglin adalah reinkarnasi Tabib Han Guo. Padahal dia sendiri tengah mencari orang itu.

Qionglin Tianshi memeriksa nadi wanita tua itu. Detak jantung yang sangat lemah dan pelan. "Nyonya, aku bukan reinkarnasi Tabib Han Guo. Tapi aku hanya manusia biasa yang sedang berkelana." Jelasnya.

"Benarkah? Bahkan aku sampai meramal jika kau akan bersanding dengan pria itu." Wanita tua itu menunjuk ke suatu arah dan membuat Qionglin Tianshi mengikuti arah tunjukannya yang ternyata Liu Changhai. "Dia akan mencintaimu begitu dalam dan di masa depan kalian akan dipertemukan dengan keadaan yang berbeda." Ujarnya dan membuat Qionglin Tianshi geleng kepala.

Tidak mau menanggapi serius, Qionglin Tianshi langsung menulis resep apa yang harus diminum oleh wanita tua itu. Dia hanya mengalami batuk kering dan juga demam, tapi tidak cukup parah.

"Waktu akan mempertemukan kalian lagi nantinya, dengan keadaan yang berbeda." Ucapnya lagi dan membuat Qionglin Tianshi tertarik.

"Benarkah? Aku pikir itu hanya sebuah ramalan yang tidak harus aku percaya."

Wanita tua itu tertawa kecil, "Semua orang selalu berkata seperti itu. Mereka tidak percaya ramalan, tapi apa yang aku ramal akan menjadi kenyataan. Kau dan dia saling mencintai di masa depan. Walaupun sempat berpisah, di kehidupan berikutnya kalian akan bertemu kembali." Jelasnya dan membuat Qionglin Tianshi diam.

Wanita tua itu mengambil resepnya, dan menaruh Tael perak di mangkok kayu di samping Qionglin Tianshi. Karena terpengaruh dengan ucapan wanita tua itu, Qionglin Tianshi menatap Liu Changhai yang sibuk dengan pasiennya. Matanya terus menatap Liu Changhai yang menulis, memeriksa nadi dan juga mengambil Jarum akupuntur. Masa iya dia akan mencintai pria seperti itu? Walaupun Liu Changhai ini baik padanya, sepertinya jatuh cinta dengan Liu Changhai bukanlah Qionglin Tianshi.

"Nona, tolong periksa aku. Nafasku sesak, dan aku merasa pusing, tiba-tiba saja ada luka ini di tanganku dan berwarna biru." Jelas wanita di depannya.

Qionglin Tianshi mengangguk dia pun mulai memeriksa wanita di depannya dengan teliti. Ini cukup aneh, nadinya normal tidak kacau sama sekali, wajahnya juga tidak pucat.

"Nyonya, tolong tarik nafas dalam-dalam dan bilang apa yang kau rasakan." Wanita itu menurut dia bahkan sampai menarik nafasnya sebanyak tiga kali, tapi nadi wanita itu sama sekali tidak kacau.

"Aku tidak merasakan apapun Nona."

"Haa?"

Qionglin Tianshi menatap wanita itu dengan heran, bahkan wanita itu malah tersenyum miring menatap Qionglin Tianshi.

"Kau yakin tidak merasakan apapun?" Tanya Qionglin Tianshi dan membuat wanita itu menggeleng. "Lalu untuk apa kau datang ke klinik ini jika kau tidak sakit." Ujarnya.

"Untuk membuatmu pergi dari sini."

Setelah mengucap hal itu wanita itu langsung menaburkan bubuk putih ke arah Qionglin Tianshi dan membuat Qionglin Tianshi itu terjatuh ke samping.

Wanita tadi langsung melarikan diri, setelah pekerjaannya selesai. Jangan sampai di tertangkap oleh warga, atau mungkin masuk ke pengadilan. Ini akan lebih bahaya lagi.

"Qionglin…." Teriak Liu Changhai saat menatap Qionglin Tianshi terjatuh. Dia pun langsung membantu wanita itu bangkit dan kembali mendudukannya. "Kau tidak apa-apa?" Ucapnya.

"Mataku perih Liu, dan ini tidak bisa di buka."

Liu Changhai menatap Qionglin Tianshi heran. Dia pun langsung mengambil air dan membasuh sisa serbuk putih itu di wajah Qionglin Tianshi. Dan meminta wanita itu untuk membuka matanya. Tapi tetap saja kedua matanya sama sekali tidak bisa dibuka.

Akhirnya dia pun mengambil dua daun Alerga dan mengisinya dengan serbuk putih lalu menempelkannya pada kedua bola mata Qionglin Tianshi berharap jika kedua kata Qionglin Tianshi bisa terbuka kembali.

"Apa kalian tadi tidak melihat siapa yang melakukan hal ini? Dia sudah mengacaukan klinikku, dan membuat temanku sakit seperti ini." Seru Liu Changhai di depan banyak orang.

Bahkan Liu Changhai sampai meminta Qionglin Tianshi menyebutkan ciri-ciri orang orang itu, agar mudah ditemukan dan dibawa ke pengadilan. Namun sayangnya, ciri-ciri yang disebutkan Qionglin Tianshi tidak ada sama sekali. Dan Liu Changhai yakin jika wanita itu pasti sudah kabur dan takut.

"Qionglin bagaimana keadaanmu, apa mataku sudah bisa di buka?" Tanya Liu Changhai penasaran.

"Sebentar lagi." Dengan sekuat tenaga Qionglin Tianshi melawan racun yang hampir saja membuat matanya buta. Racun ini memang tidak berbau, dan bahkan tidak menunjukkan tanda-tanda. Tapi bagi Qionglin Tianshi dia tahu betul kalau bubuk tadi sedikit menimbulkan bau, tapi hanya Qionglin Tianshi saja yang menciumnya sedangkan wanita tadi atau mungkin orang lain sama sekali tidak menciumnya.

Setelah memejamkan matanya cukup lama Qionglin Tianshi mengambil daun Alerga itu dan membuangnya. Lalu membuka matanya perlahan dan menatap sekeliling klinik raya ini. Masih sedikit buram, hingga Qionglin Tianshi membasuh wajahnya dengan air.

"Bagaimana?" Ucap Liu Changhai.

"Hmm, tidak terlalu buruk. Aku sudah bisa melihat dengan jelas. Terima kasih."

"Hah, aku lega mendengarkannya."

Qionglin Tianshi mengangguk dia pun kembali membantu Liu Changhai untuk mengobati banyak orang sakit.

Sedangkan di sisi lain seorang wanita merasa jengkel dan kesal saat melihat Qionglin Tianshi merasa baik-baik saja. Harus nya wanita itu buta, atau bahkan bola matanya lepas dari tempatnya. Tapi kenapa wanita itu baik-baik saja dan seakan tidak terjadi apapun pada dia. Karena tidak mau melihat hal itu wanita itu memilih pergi, ada banyak cara untuk membuat dia pergi dari hidup Liu Changhai setelah ini.

Merasa membaik Qionglin memilih untuk pulang, hari juga sudah semakin sore, pasien juga sudah banyak yang pulang. Liu yang menyetujui hal itu segera menutup klinik pasar rayanya dan mengantar Qionglin pulang ke rumahnya.

Padahal Qionglin sudah menolaknya dan meminta Liu untuk pulang ke rumahnya, tidak perlu repot-repot mengantar Qionglin untuk pulang. Tapi yang ada Liu tetap bersikeras untuk mengantar Qionglin pulang. Dengan alasan jika rumah mereka satu arah, dan rumah Qionglin dekat dengan hutan. Liu hanya takut jika terjadi sesuatu pada Qionglin.

"Tidak akan terjadi apa-apa denganku, sudah kau pulang saja." ucap Qionglin.

Bukannya pergi Liu malah menarik tangan Qionglin dan mengantarkan pulang. Cuaca sangat buruk kali ini dan mungkin malam ini akan turun hujan. Qionglin terus meronta meminta iu untuk melepaskan genggaman tangannya. Qionglin masih bisa berjalan sendiri tanpa perlu di seret. Tapi yang ada Liu malah semakin menyeret Qionglin untuk kembali pulang. Jangan sampai wanita itu keras kepala dan ingin pulang sendiri. Kalau perlu Liu akan mengantar wanita itu sampai tepat di depan rumahnya.

"Liu…."

"Aku sedang tidak ingin di tolak. Harusnya kau berpikir kenapa mencari rumah dekat sekali dengan hutan."

"Rumah itu sangat bagus, disana juga bukan rumahku saja. Banyak rumah di samping kiri dan kanannya."

"Iya aku tahu, tapi bagaimana kalau ada pencuri atau perampok? Atau mungkin hewan buas yang akan menerkammu?"

Mendengar hal itu Qionglin pun tertawa. Mana mungkin ada hewan buas yang ingin memakan Qionglin. Yang ada hewan itu akan menjadi santapan lezat untuk Qionglin dan juga Xianlu. Tak lama mereka pun sampai di depan rumah Qionglin, dan benar saja rumah ini terlihat sangat sepi, dan tetangga pun tidak ada yang keluar satupun.

"Baiklah aku sudah sampai di depan rumahku. Sekarang pergilah dan hati-hati." ucap Qionglin tersenyum manis.

"Hmm, masuk dulu baru aku pergi." Qionglin menurut dan segera masuk ke dalam rumahnya. Sedangkan Liu dia pun segera pergi ke rumahnya sebelum hujan turun.

-LoveMyDestiny-