Suara dering telepon yang memekakan telinga membuat Azmya terbangun. Dia melihat sekelilingnya. Dia tidak melihat Sena di kamar. Dia pun mencari ponselnya yang berbunyi itu. Ternyata ponselnya dia simpan di atas nakas.
Akira Calling...
"Halo."
"Aku sudah di Bandara Jakarta, aku bersama tim sekarang sedang menunggu jemputan dan langsung ke hotel. Kamu dimana?"
"Aku sudah di hotel."
"Oke, sampai ketemu di sana."
Akira pun menutup teleponnya. Azmya terdiam sejenak. Mencoba mengumpulkan sedikit raganya yang sepertinya sudah beterbangan ke sana ke mari. Serasa hampa dan kosong yang dirasakan Azmya sekarang. Bahkan Sena tidak ada di sini. Apakah dia membencinya karena memaksanya untuk menjadi pelampiasan amarahnya tadi malam.
Kemudian ada sebuah chat masuk dari Sena.
[Kamu sudah bangun?]
[Maaf semalam aku harus pergi ke kantor. Jadi tidak bisa menemanimu]
Azmya langsung mengetik balasan untuk Sena.
[Iya tidak apa-apa]
[Aku lelap kok tidurnya ^.^. Hari ini temanku dari Jepang datang]
[Mungkin aku ke Bandung sama dia. Sampai ketemu di Bandung di hari H]
Langsung dibalas oleh Sena.
[Iya sayang, hati-hati ya. I Love You]
Azmya bengong membacanya. Sena rupanya tidak membencinya gara gara kejadian kemarin malam. Tapi Azmya bingung dia harus menjawabnya atau tidak. Dan dia belum menemukan kata kata yang tepat untuk membalas perkataan cinta dari Sena.
Dan akhirnya ....
[Aku akan mencoba belajar mencintaimu Om. Eh Oppa...]
Pada akhirnya dia pun memanggilnya dengan panggilan "oppa". Sena pun membalasnya dengan emoticon gambar hati yang berdetak. Sepertinya dia sangat senang. Setelah dia membalas chat Sena. Azmya pun beranjak dan pergi ke kamar mandi. Sebentar lagi Akira akan datang bersama tim Konami Grup. Dia harus menyambut para mantan rekan kerjanya itu.
****
Akira bersama empat orang di belakangnya tampak menggapaikan tangan mereka saat mereka tiba di lobi hotel. Azmya yang menunggu kedatangan mereka di loby langsung menyambut kedatangan mereka.
"Kyaaaa, sudah lama sekali Azmya!" pekik Akira memeluk Azmya.
" Anata ga totemo koishi (aku rindu sekali)," ucap Azmya pada Akira.
Azmya pun ber namaste pada rekan tim nya yang lain. Akane, Keito, Satoshi, dan juga Kevin.
"Kapan kalian akan bertemu dengan penyelenggara event nya?" tanya Azmya.
"Nanti siang," jawab Akira.
"Kalau begitu kita masih bisa santai dan mengobrol sampai siang. Kita bawa dulu saja barang-barang kalian ke kamar.
Mereka pun membawa koper-koper mereka menuju kamar yang sudah di pesankan sebelumnya oleh Azmya. Saat berada di dalam lift, Akira berbisik.
"Apakah berjalan lancar dengan Rjun?"tanya Akira berbisik.
Azmya hanya menampilkan raut muka yang seakan tidak mau membicarakan itu.
"Mulai sekarang kita tidak usah membicarakan dia lagi. Dan jangan sebut sebut nama itu lagi di depanku!" seru Azmya mengagetkan Akira. Nampaknya memang tidak berjalan lancar sesuai dengan harapannya.
Dan Akira pun tidak berani bertanya lebih jauh lagi karena melihat wajah Azmya sepertinya benar serius dengan ucapannya.
Azmya nampaknya sungguh-sungguh untuk melupakan Jun. Dia tidak mau lagi menyebut namanya. Dia sudah cukup sakit dan kecewa pada Jun. Selama ini Azmya mencoba membuat benteng pertahanan hatinya yang sudah terkunci oleh nama Jun. Namun perlahan benteng itu mulai roboh. Dan hatinya meskipun belum pulih. Tapi Azmya akan mencoba untuk belajar mencintai calon tunangannya. Yaitu Senatrya Abigail.
~ ~ ~ ~
Akira dan empat rekannya sudah selesai bertemu dengan perwakilan penyelenggara event musik yang akan di sponsori Konami Grup sekaligus ajang promosi produk Konami Grup yang terbaru yaitu produk skin care untuk anak muda. Acara itu akan diadakan besok lusa di sebuah mall di Jakarta. Itu artinya Akira bisa pergi bersama Azmya ke Bandung sore ini agar bisa menemaninya di acara pertunangannya dengan Sena besok.
"Aku tidak menyangka kamu akan bertunangan," ungkap Akira pada Azmya saat mereka berbaring di kamar Azmya.
"Mungkin itu adalah pilihan yang tepat," jawab Azmya sambil menatap langit-langit kamar.
"Kamu yakin?" tanya Akira sekali lagi.
"Yakin," jawab Azmya dengan mantap.
"Bagaimana dengan - ," Akira tidak berani menyebutkan nama Jun.
"Dia juga sudah punya pilihan," gumam Azmya.
"Kamu yakin itu?" tanya Akira kembali.
"Ya."
Akira menghela napas. Dia tidak bisa berkata-kata. Apa pun pilihan Azmya mungkin memang itu sudah dipikirkan dan dipertimbangkan sebelumnya. Akira hanya berharap Azmya tidak menyesali segala keputusannya itu.
"Boleh tidak aku mengatakan sesuatu?" tanya Akira membuat Azmya langsung menoleh ke arahnya.
"Apa itu?" tanya Azmya.
"Kalau menurut perkiraanku, Rjun masih mencintaimu. Karena setelah aku memberi tahunya kalau kamu mau bertunangan. Dia langsung ke Indonesia," ungkap Akira.
"Apa, jadi kamu memberi tahu kalau aku mau tunangan?" tanya Azmya tidak percaya.
Akira mengangguk kemudian meneruskan perkataanya, "Kalau bukan karena takut kehilangan kamu selamanya, dia tidak mungkin langsung ke sini".
Azmya mencoba mencerna informasi yang disampaikan padanya.
"Kalau memang dia masih mencintaiku, kenapa dia berciuman dan bermesraan dengan Febri,"lirih Azmya kemudian di sudut matanya mulai tak terbendung airmatanya.
Akira kemudian memeluk Azmya. Dia melihat Azmya mulai roboh pertahanannya yang dari tadi sepertinya coba dia tahan. Azmya menangis di pelukan Akira. Menumpahkan segala sesal, kecewanya di pelukan Akira. Dia menangis sejadi-jadinya. Dia merasa kalau Jun sudah jahat dan tega selama ini. Padahal Azmya begitu mencintainya selama ini.
Akira mencoba menenangkan Azmya.
"Itu pasti salah paham, tidak mungkin Rjun berkhianat pada cintanya. Kamu masih ingat tentang Hyo Jin kan. Kamu sudah tahu yang sebenarnya kalau Rjun tidak benar-benar berhubungan dengannya. Dia hanya mencintaimu Azmya," ungkap Akira.
"Sepertinya aku dan dia memang tidak berjodoh, terlalu banyak aral, terlalu banyak menyakitkan dibanding kebahagiaan."
"Lantas, kamu akan meninggalkannya?" tanya Akira.
Azmya melepaskan pelukannya. Dia terlihat bingung dan bimbang. Kemudian memeluk kedua lututnya. Dia sudah berjanji pada Sena akan belajar mencintainya. Kalau dia ingkari, dia akan merasa bersalah dan juga menyakiti hati Sena yang sudah mencoba mencintainya terlebih dahulu. Meski memang di awal nya mereka tidak sungguh-sungguh dengan pertunangannya.
"Aku tidak bisa membatalkan pertunaganku Akira. Lagipula mungkin memang Jun bukan jodohku, aku akan merelakannya bersama wanita lain," lirih Azmya mencoba tegar.
"Kalau itu sudah keputusan bulatmu, aku hanya bisa mendoakanmu bahagia dengan tunanganmu," kata Akira menghargai keputusan Azmya.
Azmya pun mencoba tersenyum walau rasanya memang sakit dan sepertinya dadanya sesak menahan lara itu.
"Kita siap-siap berangkat ke Bandung. Jemputan kita sebentar lagi sampai!" seru Azmya.
"Oke, aku siapin dulu barang yang mau dibawa."
Akira pun turun dari tempat tidur dan dia sepertinya sedang mengirim pesan untuk seseorang.
Bersambung.....
Terimakasih sudah setia membaca sampai bab ini. Jangan lupa untuk tinggalkan like, komen, dan vote nya.