"Itu—"
"Enggak ada." Tara memotong ucapan Damian dan memelototinya.
Damian terkekeh lagi lalu mengangkat bahu. Suatu saat nanti Tio akan tahu juga. Dan saat itu tiba, semua orang akan dibuat kebingungan demi menjawab pertanyaan-pertanyaan cerdas Tio.
"Dia pintar." Tunjuk Damian pada Tio dengan dagunya saat berbicara pada Tara. Damian meletakkan kembali Raja di tempat tidur. Diusapnya kepala Raja dan mencium keningnya, "Ayah sayang kamu, Nak." Bisiknya pada Raja yang membuat Tara tersenyum.
Kemudian Tara menguap. Hal itu tidak luput dari pandangan Damian. Damian memeluk Tara lalu mengusap punggungnya. "Lelah?" bisik Damian yang diangguki Tara.
"Kalian pulang saja." Tio berdiri dari kursinya menghampiri Damian dan Tara, "kujaga Raja."
Tara menguap lagi. Kegiatan panasnya tadi menguras tenaganya. Dia memeluk pinggang Damian seraya memejamkan mata. Dia tidak ingin bergerak. Sudah merasa nyaman dalam pelukan Damian yang hangat.
สนับสนุนนักเขียนและนักแปลคนโปรดของคุณใน webnovel.com