webnovel

I love you

Tears dan Love melihat bayangan Borabora yang sudah terbang jauh. Di suasana yang hangat ini, Heni mulai membuka perbincangan.

Love : Tears

Tears : ya

Love : Seandainya sampai sekarang aku masih belum online, apa kamu masih terus menungguku?

Tears : ya

Love : kenapa?

Tears : Karena kamu pasti akan online lagi.

Love : Kamu begitu yakin kalau aku akan bermain game ini lagi?

Tears : Kamu nggak mau main? Buktinya kamu sekarang online?

Walaupun Heni yang bertanya terlebih dahulu, dia merasa tercekik. Dia memang ingin bermain game lagi, tetapi dia bertanya seperti itu karena dia penasaran dengan apa yang dipikirkan Tears. Mengapa Tears harus menunggunya, padahal mereka belum pernah bertemu.

Love : Lima tahun kamu menungguku, tidak pernahkah terlintas di benakmu seandainya aku tidak akan pernah online lagi?

Di sisi lain, Yuedi merenungi perkataan Love. Sejujurnya, dia juga merasa bahwa dirinya aneh, karena dia tak pernah berpikir seperti itu. Dia tetap optimis, percaya pada dirinya sendiri.

Semua orang di game mengetahui bahwa Tears berstatus menikah, namun hanya beberapa orang yang mengetahui bahwa istrinya tidak pernah online selama lima tahun. Ghost adalah salah satunya. Ghost selalu bertanya apakah Tears akan selalu menunggu istrinya, dan Tears pun menjawab secara optimis untuk tetap menunggu. Ghost terkadang menyarankan Tears untuk mencoba melupakan istrinya dan mencari pengganti yang baru. Tetapi Tears tak pernah menanggapi idenya secara serius.

Tears : Jika aku pernah berpikir seperti itu, mungkin aku akan berhenti untuk menunggumu. Karena hanya dengan berpikiran seperti itu, dapat menimbulkan keraguan dan keputusasaan. Jadi, aku tidak pernah berpikir seperti itu.

Jawaban yang diberikan Tears membuat jantung Heni berdegup kencang. Sebenarnya Heni adalah cewek yang tenang, namun ketika mendengar perkataan yang diucapkan oleh Tears, dia merasa sangat senang.

Love : Namun setelah beberapa tahun, bagaimana jika orang yang kamu tunggu - tunggu ternyata sudah berubah, berbeda dari apa yang kamu harapkan?

Dulu ketika Love sudah tidak pernah online lagi, Yuedi menjadi depresi untuk beberapa bulan. Dia merasa kesepian, tetapi dia tetap tak bisa berhenti bermain game. Jadi dia selalu membayangkan jika Love masih ada disana menemaninya, berdiri disampingnya. Setelah itu, setiap dia menemukan sesuatu yang baru atau menarik, dia akan selalu mencoba mengingatnya. Seandainya Love akan online lagi, dia dapat menceritakan semua hal yang dia ingat, dan menemaninya untuk melihat - lihat tempat yang belum pernah dikunjungi Love.

Terkadang Yuedi ingat, namun terkadang juga dia lupa. Waktu terus berputar dan berganti, begitu pula dengan game tersebut, selalu ada pembaharuan. Tetapi dia tidak pernah sedetik pun melupakan perasaannya ketika bermain game bersama Love. Selalu dilindungi, tetapi juga ingin melindungi satu sama lain. Selama dia bisa bermain bersama, dia merasa bahagia. Apalagi setelah mereka menikah, kapanpun dia sedang memikirkan Love, dia tidak dapat menahan detak jantungnya yang berdegup kencang.

Dia baru merasakan perasaan ini untuk pertama kalinya, dan itu terjadi hanya pada Love, bukan dengan yang lain. Tanpa sadar, lima tahun sudah terlewati, dan Love online lagi. Disaat dia melihat nama itu, hati Yuedi seperti lompat dari dadanya. Itu seperti sihir, antara percaya dan tak percaya.

Tears : Tak ada yang berubah. Kamu adalah kamu. Walaupun dibalik komputer itu ternyata kamu adalah kucing atau kambing, aku tak peduli, kamu tetap istriku.

Jawaban Tears membuat wajah Heni memerah. Heni merasa tersanjung. Saat ini, yang Heni inginkan adalah untuk tetap berdiri disamping Tears seperti ini. Dia tidak ingin mengecewakan Tears.

Tears : Kurasa kamu ada sedikit berubah.

Love : ....

Tears : Kamu sempat melupakanku.

Love : ....

Tears : Jika kamu tidak ingin bermain game lagi, beritahu aku, jangan meninggalkanku tanpa kata - kata. Kita bisa mengucapkan perpisahan secara baik - baik, dan aku tidak akan melarangmu. Walaupun sebenarnya aku ingin kamu tetap bermain menemaniku.

Love : .....

Tears : Jangan diam aja .... Aku seperti orang gila.

Love : Sebelumnya, kamu pernah bertanya ingin menjalin hubungan denganku di dunia nyata, kamu serius?

Tears : Apa kamu sudah punya pacar di dunia nyata?

Love : Nggak.

Tears : Oke aku mengerti. Kamu hanya mau kalau hubungan kita hanya sebatas di game saja?

Love : Ya.

Tears : Oke, aku janji apa yang terjadi di dalam game tetap tinggal di game. Aku tidak akan bertanya seperti apa kamu di dunia nyata. Entah kamu kurus atau gemuk, cewek atau cowok, cakep atau jelek, sehat atau sakit. Selama kamu menjadi istriku di game, aku tak peduli dengan semuanya. Jika kamu tidak ingin berbicara, aku tidak akan bertanya. Apa kamu puas?

Love : Ya.

Tears : Karena aku sudah berjanji padamu, bisakah kamu juga berjanji padaku?

Love : Apa?

Tears : Panggil aku 'sayang' di dalam game.

Love : .....

Tears : Sanggup?

Love : Beri aku waktu, aku tak biasa.

Tears : Waktu buat apa? Semakin sering kamu memanggilku, kamu akan semakin terbiasa. Kamu kan cuma mengetik, tidak berbicara langsung dari mulutmu.

Love : ..... Kita sudah lama tidak bermain bersama, aku masih merasa asing.

Tears : Ah, kamu malu....

Love : ....

Tears : Ku beri waktu tiga hari.

***

( Flashback 6 )

Love sudah tak ada lagi di game. Yuedi yang masih merasa kehilangan dan sedih, lambat laun menerima kenyataan. Dia membutuhkan waktu tiga tahun untuk benar - benar menerima kenyataan ini.

Tiga tahun sebelumnya, dia selalu menolak orang - orang yang mengirimkan permintaan berteman. Dia hanya ingin menyimpan satu nama saja di daftar temannya, yaitu Love. Ketika dia merasa kesepian, Yuedi selalu mengarahkan kursornya ke daftar teman, dan mengirimkan pesan ke Love.

"Hai Love, kenapa kamu tak online? Aku sudah level 40."

"Kemarin aku mengupgrade sayapku, jadi aku terbang lebih cepat darimu. Saat kamu online jangan iri padaku, hehehehe."

"Aku hanya bercanda. Saat kamu online, aku akan membantumu mengupgrade sayapmu juga, tapi tunggu sampai levelmu sama denganku. ^_^ "

"Love, aku mendapatkan peri yang sangat imut."

"Sekarang aku berada di Kota Seribu, disini sering terjadi PK, aku mati terus menerus...."

"Love, aku mulai belajar serius, sebentar lagi ujian."

"Love, aku sudah level max."

"Love, aku mengikuti pertarungan arena."

"Love, sekarang aku peringkat ke 37."

"Tadi aku bertemu lawan yang kuat, aku selalu dibunuhnya."

"Dia peringkat ke 30..."

"Love, apa mungkin karena aku lemah, kamu tidak kembali lagi."

"Mungkin kamu menungguku menjadi peringkat pertama, menjadi yang terkuat, dan kamu akan kembali padaku?"

"Aku akan mendaftar ke UGM juga, sama denganmu."

————

Yuedi menjadi terobsesi bermain di arena. Dia berusaha keras mempelajari teknik dan menguasai skill untuk PK. Ketika Yuedi sudah SMA, dia melihat nama Love masih tetap berwarna abu. Yuedi tetap mengirimkan pesan padanya. Seperti berbicara pada rembulan, tak ada jawaban.

Lambat laun, jumlah pesan yang dikirimkan Yuedi ke Love menjadi semakin jarang. Bukannya Yuedi sudah melupakan Love, tetapi dia merasa bahwa semua pesan - pesannya tampak konyol, terkadang dia membaca pesannya yang dulu, dia ingin memaki dirinya sendiri.

Contohnya, ketika dia mulai memasuki peringkat sepuluh besar di arena. Dia melihat semua pesannya dari pertama kali dia memasuki arena, dia merasa malu. Dia tak mau melihat Love membaca semua pesan konyolnya ketika dia online kembali.

Tahun demi tahun, nama Tears mulai dikenal pemain lain. Bahkan pemain cewek ada yang menyatakan perasaannya kepada Tears. Tetapi Yuedi sudah terbiasa bermain sendirian, dia hanya butuh lawan di game.

Di tahun tersebut, game Perfect World akan melakukan patch baru. Dimana setiap pesan akan terhapus otomatis setelah tujuh hari pesan itu dikirimkan. Melihat berita ini, Yuedi merasa lega namun juga sedih.

Yuedi melihat lagi semua pesan - pesan yang telah terkirim, terkadang ia tersenyum konyol, kadang dia menangis. Terkadang dia berpikir jika Love sudah melupakannya. Kemudian, dia mengirimkan pesan untuk terakhir kalinya.

"Love, I love you."