webnovel

mimpi buruk lagi

"Ibu juga ikut lega Pak, kalau di ingat-ingat malu ya Pak kita dulu sempat menolak Faisal," jawab Ibu Aura sambil melihat pemandangan jalanan dari kaca di samping nya.

"Iya Lo Buk e, tapi kalau nggak kita pertegas begitu mungkin Faisal gak akan kuliah di Kairo Buk e, yang ada mungkin sekarang Mereka sudah menikah sejak dulu, Semua itu ada hikmahnya Buk e, Kita juga dulu kan menolak ada alasan nya," jawab Aya Aura sambil fokus menyetir.

"Iya ya Pak, semua memang ada hikmahnya, subhanallah sekali sekarang Faisal benar-benar menjadi anak yang soleh, penantian anak Kita selama 5 tahun tidak sia-sia Pak," ujar Ibu Aura.

"Iya Buk e, Alhamdulillah,"

Perbincangan suami istri itu terus berlanjut sampai rumah, karena jalanan sudah tidak begitu ramai jadi Ayah Aura menambah kan kecepatan nya, dan Ibu Aura sudah tidur duluan di mobil.

Sesampainya di depan rumah Ayah Aura membunyikan klakson nya.

"Tiiin,"

"Tin tin,"

Aura terkejut , ia langsung bangun dan segera membuka kan pintu untuk kedua orang tua nya.

"Sudah tidur Ndok," tanya Ibu Aura yang melihat Aura mengucek-ucek matanya sambil membukakan pintu.

"He he ... iya Buk, Aura ketiduran tadi, habisnya sepi banget dirumah, jadi mau ngapain lagi kalau gak tidur," jawab nya.

Ayah Aura langsung ke kamar mandi lalu shalat isya langsung, sedangkan Aura menunggu di ruang tv.

Aura dan ibunya masih menunggu Ayah Aura, mereka berdua sama-sama masih haid, jadi Ayah nya harus shalat sendiri.

"Bu ... bagaimana tadi acaranya?" tanya Aura penasaran.

"Alhamdulillah lancar Ndok," jawab Ibunya singkat.

"Iya maksud Aura keputusan nya apa?" Aura mendesak Ibunya.

"Nanti saja tunggu Bapak Kamu, biar Bapak yang bercerita," jawab Ibu.

Wajah Aura seketika berubah, mulutnya pun langsung manyun, seperti ada kekecewaan yang tersirat dari wajahnya.

Tak lama kemudian Ayah nya datang, Aura langsung bergegas menarik tangan Ayahnya dan di ajak duduk di sampingnya.

"Sini yah, sini Deket Aura," ujarnya dengan semangat.

"Humb ... iya, iya," jawab Ayah sambil duduk.

"Ayah, bagaimana tadi acaranya? Mas Faisal jawab apa Yah?" tanya Aura malu-malu tapi penasaran.

"Jadi kamu dari tadi nungguin kabar dari sana," ledek Ayah nya.

"He he ... iya dong, Mas Faisal siap kan Yah," tanya Aura yang semakin penasaran.

Ayah nya diam sejenak.

"Coba Ayah lihat hp Kamu," ujar nya.

Aura mengerutkan keningnya nya, ada sedikit rasa bingung dari pandangan nya.

"Hp? Buat apa? tanya Aura.

"Sudah bawa sini saja, Ayah cuma pinjam sebentar," Aura pun mengambilnya lalu memberikan ke Ayah nya.

"Buat opo to Yah, kok kepo sama hp anak nya itu loh, wong Aura bertanya tentang acara tadi bukan nya di jawab malah pinjam hp nya," cetus IBu Aura yang tidak mengerti maksudnya.

"Ini ... Faisal sudah memberikan jawaban langsung gitu loh sama Kamu," Ayah Aura memperlihatkan chattingan nya Aura bersama Faisal.

"Eealah, jadi gitu to, Ibu kira Ayah ada perlu apa kok malah pinjam hp nya Aura," sahut Ibu sudah mulai faham.

Aura pun langsung merebut Handphone nya dari tangan Ayah nya.

"Ih ... Ayah, Aku menang sudah tau, tapi Aku pengen denger cerita Ayah sama Ibu," cetus Aura sedikit kesal.

"Ini sudah malam Ndok, Ayah mau tidur dulu, besok aja ya," ujar Ayah Aura yang tak ingin di ganggu menonton siaran bola idolanya hari ini.

"Humb ... Ya sudah kalau Ayah belum mau cerita,"Cetus Aura kemudian langsung pergi masuk kamarnya.

"Bapak ini bagaimana toh, lihat itu Aura ngambek," cetus Ibu Aura.

"Bapak masih pengen lihat bola dulu Buk, ini sudah mulai, lagian tanpa kita jelaskan bapak yakin Faisal sudah menjelaskan nya," jawab Ayah Aura dengan santai.

"Humb ... terserah Bapak lah kalau gitu," Ibu Aura ikutan pergi dan juga masuk ke dalam kamar.

"Humb ... orang perempuan kok dua-duanya suka ngambek," gumam Ayah Aura dengan wajah tanpa merasa bersalah.

Aura dalam kamar nya kembali tidur.

"Dasar memang Ayah nyebelin banget, cuma cerita gitu aja gak mau, malah mentingin bola," gumam Aura merasa sangat kesal.

Aura melanjutkan tidurnya, berharap bermimpi bertemu kembali dengan Faisal untuk melepas rindu yang sangat dalam.

***

"Dek Aura ... bangun," ujar Faisal dengan lembut.

"Dek, ini sudah jam 3, cepat bangun, kita jama'ah shalat tahajud yuk," lanjutnya.

"Iya Mas," jawab Aura.

Mereka kemudian melakukan shalat bersama, Faisal mengenakan baju dan sarung serba putih, dan Aura mengenakan mukenah berwarna hitam.

Setelah shalat Faisal berpesan kepada Aura.

"Dek, tolong jangan tinggalkan shalat tahajud ya, karena faedah nya sangat besar, kapan pun dan dimana pun kalau bisa laksanakan ya Dek, meskipun nanti Mas telah tiada lagi bersama mu, Kamu harus tetap melaksanakan nya, sungguh faedah nya itu luar biasa Dek, tidak ada bandingannya lagi," ujar Faisal dengan lembut.

"Insya Allah mas, memang nya kalau Adek boleh tahu faedah nya apa saja Mas?" tanya Aura penasaran.

"Banyak banget Dek, janji Allah orang yang mengutamakan shalat tahajud dan dia mau beristiqomah melaksanakan nya maka seumur hidupnya akan di lindungi oleh Allah, ia di jamin di dalam dunia dan juga akhirat, Allah juga menjanjikan surga untuk orang yang mau melakukan nya Dek, dan janji Allah itu sangat nyata," jelas Faisal.

Aura mendengarkan nya dengan seksama.

"Terimakasih ya Mas, insya Allah Adek akan melaksanakan nya setiap hari," jawab Aura.

Setelah itu Faisal pergi bersama dengan orang-orang berjubah putih dan bercahaya sambil melambaikan tangan kepada Aura.

Aura mencoba menahan nya namun Faisal tetap pergi.

"Mas ... mas Faisal mau kemana, Aura ikut, tolong jangan tinggalin Aura, Aura masih ingin bersama Mas," teriak Aura.

"Maaf dek, sudah saat nya Mas untuk pergi, tolong di jaga pesan dari Mas," jawab Faisal sambil terus melangkah sambil melambaikan tangan dan terus tersenyum bahagia.

"Maaas..." teriak Aura sangat keras.

***

Aura terbangun dari tidurnya, Ayah nya menggedor-gedor pintu kamarnya yang di kunci karena mendengar suara Aura berteriak-teriak sejak tadi.

"Mas Faisal, ya Allah ... untung cuma mimpi," ucap Aura sambil mengusap rambutnya yang menutupi sebagian wajahnya.

Nafas Aura ngos-ngosan, keringatnya pun membasahi wajahnya.

"Nak .. buka pintunya, Kamu baik-baik saja kan," teriak ibunya dari luar.

"Ibuk, kok ibu ada disini," gumam Aura lalu beranjak dari tempat tidurnya dan membukakan pintu kamar nya.

"Kenapa to Ndok kamu kok teriak-teriak panggil-panggil Faisal, ada apa?" tanya ibu cemas, Aura hanya menunduk terdiam.

"Ndok ... cerita ya sama Ibu, ada apa sebenarnya, Kamu mimpi apa," desak Ibu Aura.

'Apa Aku cerita ke Ibu saja ya, Tapi ... nanti Ibu malah cemas' batin nya